Gefahrlich ♟️ 14

114K 6.7K 83
                                    

****

Rana mengajak Aina menuju taman sekolah tempat biasanya siswa sedang membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rana mengajak Aina menuju taman sekolah tempat biasanya siswa sedang membaca. Karna sekarang kelas mereka sedang tidak ada guru karena guru yang mengajar sedang sakit.

Rana ingin menjelaskan kepada Aina takut sahabatnya itu akan salah paham, bukan hanya Rana namun Shila, Linka dan Audi juga akan menjelaskan sesuatu kepada Aina.

Mungkin sudah saatnya mereka menjelaskan semuanya, mereka takut Aina akan lebih salah paham jika Aina sampai mengetahuinya dari orang lain.

"Oke mumpung di sini sepi, kita ceritanya di sini aja," ujar Linka.

"Kita? Kamu juga tau?" Ucap Aina menatap Linka.

"Bukan cuman Linka aja Aina, tapi kita semua tau tentang lo dan Xyan," ucap Shila.

"Duduk dulu Aina, kita jelasin semuanya sama lo," ucap Audi.

Rana membawa Aina duduk di salah satu kursi di taman.

"Sebenarnya kita emang dari awal udah tau kalau lo itu tinggal bareng Xyan, Aina. Bukan cuman kita aja, seluruh sekolah juga tau kalau lo itu milik Xyan."

"Kita tau semua itu dari sahabatnya Xyan, dan itu yang buat kita gak terlalu khawatir sama lo karna kita yakin kalau lo sama Xyan, lo bakalan lebih terlindungi."

"Dan maaf banget Aina, kita juga udah tau tentang kehidupan lo sebelumnya," ucap Shila dengan pelan.

"Rana juga sama?" Aina menatap Rana.

"Iya, gue tau semuanya. Lo tau kan Aina kalau gue murid pindahan, gue pindah ke sini karna Xyan yang nyuruh gue bahkan maksa gue buat jagain lo selama dia gak bisa buat terus mantau lo di sekolah. Dia juga yang nyuruh gue temenin lo dan jadi sandaran buat lo."

"Lo ingat kan waktu lo pingsan di toilet waktu kelas sepuluh? Gue khawatir enggak bisa jagain lo sendirian Aina. Maka itu gue minta bantuin Shila, Audi dan Linka buat bantu jagain lo, dengan kayak gitu gue juga dengan perlahan bisa buat lo jadi enggak takut lagi buat deket sama orang. Dan lo juga punya banyak sandaran dan gak mikir kalau lo sendiri lagi, lo punya kita buat jadi sandaran."

Aina terdiam sebentar mendengar kalimat terakhir Rana, Aina tersenyum kecil.

"Walau awalnya gue emang terpaksa buat deket sama lo, tapi waktu kenal sama lo lebih jauh lagi gue ngerasa senang Aina. Rasanya gue mau berterima kasih sama Xyan karna udah nyuruh gue bahkan sampai maksa gue buat deket sama lo." Ujar Rana.

"Kita juga gak pernah terpaksa buat deket sama lo Aina. Menurut gue lo itu cewek unik yang harus gue deketin," ucap Linka.

"Kita temenan sama lo itu beneran tulus Aina, enggak ada paksaan apapun. Kecuali Rana sih yang mungkin awalnya di paksa sama Xyan dulu." Audi berucap melirik Rana.

"Cuman di awal doang, setelah liat lo itu kayak gimana, tujuan gue bertambah untuk Aina jadi cewek ceria lagi," ujar Rana tersenyum.

"Kalau lo marah sama kita itu enggak papa Aina, itu hak lo juga kok buat marah."

Gefahrlich[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang