3. Mati lampu

3.2K 390 16
                                    

Disaat Gevan dan Michi sudah tidur, Jeongwoo masih memperhatikan Haruto di sofa dengan kondisi yang sama. Haruto belum sadar hingga sekarang

"Ga bangun bangun juga ni janda"

Jika diperhatikan, Haruto cantik dan tampan disaat yang bersamaan.

"Kalau kalem gini cakep juga lo" gumam Jeongwoo

Bosan menunggu Haruto sadar. Jeongwoo ikut tidur di sofa sebelah sembari mengawasi jika Haruto tiba tiba sadar.

Lampu tiba tiba mati. Michi yang takut gelap segera berlari ke arah luar meninggalkan Gevan yang tengah tertidur

"Papa mati lampu hiks" adu Michi

Jeongwoo yang melihat anaknya nangis langsung memeluk Michi.

"Michi tunggu di dalem sama Gevan ya. Kasian Gevan michi tinggal. Papa nyalain lilin ya"

Michi mengangguk dan mengikuti arah gerakan Jeongwoo. Setelah lilin menyala, Michi kembali tidur di sebelah Gevan.

Jeongwoo melihat satu persatu rumah ternyata padam semua. Itu artinya ini bukan ulah orang jahil.

Haruto tersadar saat semua dalam keadaan gelap. Ia berusaha mencari Gevan dengan meraba raba. Jeongwoo yang fokusnya ke arah depan tidak melihat bahwa ada Haruto dibawahnya. Alhasil kaki besar Jeongwoo menginjak tangan mungil Haruto

"Auuu anj siapa"

"Gue. Ust diem ini mati lampu" ucap Jeongwoo

"Ngapain masuk rumah gue hah" tanya Haruto yang masih ada di posisi bawah

"Lupa lo janda? Lo pingsan tadi dan anak lo minta gue jagain kalian. Takut lo knapa knapa. Gevan aman sama Michi lagi tidur" jelas Jeongwoo sebelum terkena serangan janda

Jeongwoo membantu Haruto berdiri. Jujur saya dalam keadaan begini nyali badas Haruto hilang seketika

"Lo kenapa nempelin gue sih ah janda " tanya Jeongwo dengan penuh emosi

"Ustt diem gue takut" ucap Haruto

Hening

Mereka duduk berdua tanpa ada pembiaran apapun. Haruto yang masih setia memegang lengan kekar Jeongwoo, sementara Jeongwoo cuma diem sembari memahami isi hatinya. Kenapa ia deg deg'an begini dipegang janda galak.

"Eh janda lepas dong, sakit nih tangan gue" ucap Jeongwoo

"Diem atau gue tebas lo"

Kicep

Jeongwoo langsung terdiam. Ni kalau janda udah ngomong bikin badan Jeongwoo diam seketika. Pedes juga omongan janda satu ini

"Tangan lo diem anj" omel Haruto saat tangan Jeongwoo tak sengaja menyentuh pahanya yang kebetulan saat itu Haruto menggunakan celana pendek.

Mereka terus berada di posisi yang sama hingga pagi hari. Setelah lampu hidup dan matahari muncul, Jeongwoo dan Michi pamit untuk pulang.

Dipikir pikir Haruto cakep juga ya kalau lagi mode kalem, batin Jeongwoo

"Ais lo mikir janda sebelah wo. Ga ga, inget dia musuh abadi lo" gumam Jeongwoo

Duarrr

"Hayo papa mikirin tante haru kan" ucap Michi sembari tertawa melihat wajah kaget papanya

"Hey kata siapa anak kecil" ucap Jeongwoo dengan menarik hidung mancung anaknya

Michi cuma ketawa terus meluk Jeongwoo erat erat.

"Pah Michi mau punya mama yang kaya tante haru"

Jeongwoo yang mendengar permintaan putrinya cuma bisa senyum. Gimana ceritanya dia nikah sama janda bawel tetangga sebelah. Bisa hancur harga diri dia

"Michi ga mau main? Tumben dirumah. Biasanya kan kamu udah teriak teriak sama Gevan" tanya Jeongwoo

Michi masih memeluk erat Jeongwoo

"Michi serius pah. Michi mau mama, mau tante Haru jadi mama Michi" ucap Michi yang nampaknya serius

Jeongwoo mencium putrinya

"Papa usahain ya"

Ya walaupun Jeongwoo ga akan nikah sama janda sebelah. Karena sampai kapanpun ia enggan berdamai dengan janda bawel itu. Ya Jeongwoo iyain aja dulu daripada anaknya kabur

"Yesssss"

Michi yang kelewat seneng langsung berlari menuju rumah Gevan

"Wah gawat tu anak malah ke rumah janda. Barabe bocor tu mulut aelah" ucap Jeongwoo yang segera menyusul anaknya

Sebelum Michi membuka suara, Jeongwoo lebih dulu menggendong Michi untuk kembali ke rumah. Kalau sampe Michi ngomong, wah habis udah dia ama si janda. Bisa bisa kalah peperangan ini.

"Papah ih Michi mau ngasi tau Gevan" ucap Michi dengan wajah kesal

"Ustt kita main diem diem ya? Kan ga seru kalau Gevan tau" ucap Jeongwoo asal

"Oh iya papa bener hehe. Yaudah Michi main ya, Michi janji ga kasi tau Gevan kok"

Hufttt

Taruh mana muka gue kalau beneran nikah sama dia. Dih amit amit jabang bayi, batin Jeongwoo

Sementara itu, Haruto harus pergi ke rumah Yedam untuk bantu bantu 3 bulanan anaknya. Gevan yang tadinya masih main sama Michi terpaksa ia bawa karena ga mungkin nitipin Gevan ke duda sebelah. Bisa ilang paras ganteng anaknya

"Gevan mau liat ade bayi ga" tanya Doyoung

"Om dodo Gevan mau nanya boleh" tanya Gevan

Doyoung mengangguk

"Ade bayi gimana bisa ada om"

Pertanyaan polos keluar dari mulut Gevan

"Ya harus nikah dulu sayang" ucap Doyoung dengan hati hati

Gevan melirik Haruto. " Mama ayo nikah sama papa Michi, nanti Gevan bisa punya ade bayi deh"

Yedam dan doyoung sontak tertawa kencang. Begitu juga Mashiho dan Junkyu yang juga berada disana

"Ru anak lo wkwwk ajaib bener" ucap Junkyu

"Gara gara orang gila sebelah nih, eror anak gue" omel Haruto

"Nikah aja ru, biar kaya gue 3 anak cukup" ujar Mashiho

Haruto mendengus kesal. " Itu lo yang gabisa nahan nafsu bego"

Mashiho dan junkyu adalah tetangga mereka di nomor 6. Mereka memiliki 3 anak. Kata Junkyu, banyak anak banyak rejeki

"Jaehyuk Asahi mana nih" tanya Yedam

"Mereka lagi bawa anaknya imunisasi" ucap Haruto

Gevan terus memperhatikan anak Yedam. Keinginan memiliki adek makin menggebu gebu saat melihat betapa lucunya seorang bayi.

Permisi yuhuuu

"Buset rombongan ya" ucap Yedam

"Maaf ya, anak gue gaada yang jaga di rumah" ucap Hyunsuk dengan menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun itu.

Jihoon duduk lalu mengambil kopi yang tersedia

"Lah Jeongwoo mana" tanya Jihoon

"Gabisa dateng dia, Michi rewel katanya mau beli boneka" ucap Yedam

Jihoon cuma bisa ber oh riya

Gevan nampaknya harus meminta bantuan om Jihoon soal ini.

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang