13. Dia kembali

2.8K 318 18
                                    

Haruto bangun dan mendapati wajah damai Jeongwoo yang masih memeluknya dengan erat. Jika diperhatikan Jeongwoo sangat tulus terhadap dirinya

"Lo kenapa sih ru susah banget bales cinta suami sendiri" monolognya sembari terus menatap wajah damai Jeongwoo

Enggan mengganggu Jeongwoo. Haruto bangkit dari kasur untuk membuat sarapan pagi. Hari ini kebetulan Michi dan Gevan request untuk dibawakan bekal nasi goreng cumi. Biasanya mereka jarang membawa bekal, tapi karena hari ini ada makan bersama akhirnya mereka request dimasakin nasi goreng cumi. Anak anaknya sangat menyukai cumi seperti dirinya.

"Morning mama" ucap Gevan

"Loh Michi mana"

Michi berlari dari arah kamar, "Gevan ih jangan tinggalin Michi dong"

Gevan cuma tertawa. Habisnya Michi lama, yaudah Gevan tinggal aja tadi.

"Nah bekal sudah siap ayo bangunin papa kalian"

Gevan dan Michi berlari ke kamar orang tuanya.

"Papa bangun anterin kita sekolah"

"Ih ga bangun ya. Hm Michi kamu kelitikin kaki papa aku kelitikin hidung papa"

Kedua anak nakal ini melancarkan aksinya hingga Jeongwoo terbangun. Jeongwoo mengusap acak rambut anak anaknya. "Jail ya"

Mereka tertawa lalu kabur

Selesai sarapan, Jeongwoo mengantarkan anak anaknya ke sekolah. Haruto yang menunggu Jeongwoo pulang ia isi dengan menonton televisi. Haruto dan Jeongwoo ada janji ah lebih tepatnya Jeongwoo ada pertemuan di kantor dan memaksa Haruto untuk ikut. Sekalian ia ingin memamerkan istri baru kepada rekan kerjanya.

Di rasa Jeongwoo masih lama, ia memutuskan untuk mandi dan siap siap

"Baju apa ya? Item kali atau biru? Ah atau pastel aja"

Haruto mengacak semua isi lemari sampai akhirnya ia menemukan kemeja berwarna biru

Haruto mengacak semua isi lemari sampai akhirnya ia menemukan kemeja berwarna biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempurna, gumam Haruto

Jeongwoo akhirnya datang dan langsung siap siap karena ia sudah janji dengan rekan kerjanya pukul 10

Jeongwoo akhirnya datang dan langsung siap siap karena ia sudah janji dengan rekan kerjanya pukul 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kece ga sayang"

Haruto mengangguk. Jeongwoo sungguh tampan bila dipadukan dengan setelan jas begini.

"Kece kok. Ayo ah ini udah jam setengah 10 mas"

Jeongwoo mengangguk lalu menggandeng mesra tangan Haruto untuk menuju mobil

Sepanjang perjalanan fokus Jeongwoo ada pada Haruto yang sangat mempesona dengan style ala jaman sekarang. Jeongwoo tidak akan mempermasalahkan tema pakaian istrinya yang terbilang mencolok. Bagi Jeongwoo, Haruto akan cantik di setiap saat.

Sampai kantor Haruto mendadak gugup. Bagaimana jika rekan kerja Jeongwoo tidak menyukainya atau bahkan mengusirnya.

"Hey ayo gpp"

Jeongwoo menggenggam erat tangan Haruto lalu masuk menuju ruangan pertemuan. Semua yang melihat Jeongwoo membawa istrinya pertama kali dibuat kagum dengan paras indah milik Haruto. Tak jarang banyak staff dan rekan kerja Jeongwoo memberi salam padanya

"Silahkan masuk pak, bos dari perusahaan sebelah sudah menunggu kehadiran anda"

Jeongwoo mengangguk lalu masuk bersama dengan Haruto yang masih setia ia genggam tangannya

Deg..

Partner kerja Jeongwoo kali ini seperti ia kenali. Dari belakang ia sangat mirip dengan mantan suami Haruto terdahulu

"Selamat siang maaf saya telat"

Semua mengangguk paham. Bos utama dari perusahaan sebelah masih membelakangi mereka sampai

"Tidak apa apa"

Duarrr

Bagai di sambar petir, ia kembali. Seseorang yang hampir membuatnya kehilangan nyawa karena berurusan dengan pria tempramental.

Laki laki tersebut menatap ke arah Haruto, seakan akan sebagai salam pertemuan setelah 3 tahun terakhir.

"Hey sayang kenapa"

Haruto menggelengkan kepalanya lalu duduk di samping Jeongwoo. Tangannya bergetar dan semua memori buruk yang dilakukan pria dihadapannya kini bermunculan. Haruto yang tidak kuat berada di satu ruangan dengan seseorang yang selama ini ia benci meminta izin pada Jeongwoo untuk ke toilet

Kita ketemu lagi sayang, batin pria tadi

"Baik sebelumnya tuan Jeongwoo yang terhormat, perkenalkan saya Zico yang akan bekerjasama dengan perusahaan anda. Kalau boleh tau yang tadi siapanya tuan Jeongwoo"

"Ah itu istri saya"

Perjanjian antara dua perusahaan dilakukan dan pertemuan ini berakhir setelah 1 jam negosiasi. Namun Jeongwoo belum menyadari bahwa Haruto belum kembali setelah pamit untuk ke toilet tadi

Di dalam toilet Haruto memegang dadanya yang terasa sakit, semua memori buruk tentang Zico bermunculan semua secara tiba tiba. Nafasnya terasa sesak mengingat semua perlakuan Zico yang kejam dan tidak manusiawi terhadap dirinya

"Hahh hahh sakit"

Haruto masih terus memegang dadanya yang terasa sakit diikuti kesadarannya yang mulai menghilang.

Setelah pertemuan, Jeongwoo baru sadar Haruto tidak kembali. Ia menanyakan kepada semua apakah melihat istrinya atau tidak. Semua menggelengkan kepalanya tanda mereka tidak melihat Haruto.

Jeongwoo panik. Ia menyusuri seluruh gedung kantor dan tujuannya terakhir adalah toilet. Jeongwoo mendobrak satu persatu pintu toilet sampai akhirnya di pintu terakhir

"HARUTOOOOOO"

Jeongwoo bak di sambar petir saat melihat Haruto pingsan dibawah dengan tangan yang masih memegang dadanya. Tanpa basa basi Jeongwoo langsung menggendong Haruto menuju mobil untuk ia bawa ke rumah sakit.

"Sayang sabar ya"

Jeongwoo menangis. Ia mengelus pelan pipi istrinya yang pucat dan dingin. Jeongwoo menambah kecepatan mobilnya sembari melihat keadaan Haruto yang ada di sebelahnya

Sampai di rumah sakit Jeongwoo berteriak karena rumah sakit ini sangat lambat tindakan terhadap pasien gawat darurat

"Woi mana ni perawatnya anj" teriak Jeongwoo dengan menendang semua yang ada dihadapannya sekarang.

Suster yang melihat itu buru buru menangani Haruto untuk dibawa ke UGD

Jeongwoo terduduk lesu. Bagaimana ia bisa melupakan istrinya selama rapat berlangsung. Bagaimana bisa ia tidak menyadari Haruto tidak ada disisinya saat itu.

"Arghhhh anjg"

Jeongwoo membenturkan kepalanya, "Maafin aku sayang, maaf"

Tangis Jeongwoo pecah. Jeongwoo melihat sendiri bagaimana Haruto dihadapannya pingsan dengan tangan yang masih memegang dadanya

"Maafin hiksss aku sayang"

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang