14. Trauma

2.8K 280 17
                                    

Jeongwoo masih menunggu dokter menangani Haruto. Ia bahkan lupa harus menjemput kedua anaknya. Mau gamau ia meminta bantuan Jihoon untuk menjemput anaknya terlebih dahulu

"Hallo wo kenapa"

"Tolong jemput anak anak gue ji" ucap Jeongwoo dengan suara serak

"Eh knp lo? Nangis"

"Panjang ceritanya Ji. Gue di rumah sakit hikss Haru masuk rumah sakit ji"

"Hah kok bisa. Oke oke gue jemput anak anak lo abis itu kesana"

"Thanks ji"

Jeongwoo menutup sambungan telfonnya dan menatap sendu ke arah pintu UGD, "Sayang maafin mas"

Jihoon yang mendengar kabar itu syok lantas memberi tau istrinya. Jihoon buru buru menjemput Gevan dan Michi yang pastinya sudah menunggu jemputan ayahnya.

"Loh kok om ji" tanya Gevan

"Kalian ikut om ya"

Gevan dan Michi mengangguk. Dua bocah manis ini tentu tidak tau kemana ia akan dibawa oleh Jihoon. Bahkan sepanjang perjalanan mereka masih bermain dan tertawa bersama.

"Loh om kok ke rumah sakit? Tante uncuk sakit ya" tanya Michi

Jihoon tetap tersenyum sembari menggandeng tangan Michi dan Gevan. Jihoon berjalan mencari ruang UGD dan mendapati Jeongwoo yang duduk menunduk dibawah.

"Wo"

Jeongwoo menatap kedatangan kedua anak anaknya

"Loh papa siapa yang sakit" tanya Gevan

Jeongwoo bangkit lalu duduk di kursi tunggu. Ia memangku Gevan dan diikuti Michi yang duduk disebelahnya

"Mama sakit kalian doain yah"

Gevan langsung turun dari pangkuan Jeongwoo dan melihat ke arah pintu UGD yang tentunya sulit mereka jangkau

"Mama hikssss hikss mama"

"Mama ini Michi sama Gevan mama hikss buka hikss"

Gevan dan Michi menangis meraung raung sembari memukul pintu UGD. Jeongwoo yang melihat itu menarik Gevan kepangkuannya dan Jihoon memangku Michi

"Michi liat om. Michi gaboleh nangis ya harus doain mama. Katanya kan doa anak itu manjur oke"

Michi masih menangis tersedu sedu dipangkuan Jihoon

"Hiksss om ji mama hiksss"

Jihoon memeluk erat Michi

Sementara Gevan masih mengamuk dipangkuan Jeongwoo dan memaksa untuk masuk

"Hiksss Gevan mau masuk papa hiksss mama mama hikss Gevan gasuka mama disini pa hiksss Gevan gamau mama kaya dulu hiksss mama" teriak Gevan

Jeongwoo memeluk erat Gevan berusaha untuk menenangkan Gevan yang masih mengamuk diatas pangkuannya.

Dokter belum juga keluar yang membuat Jeongwoo sangat khawatir akan keadaan istrinya. Berbagai pikiran negatif ada di otak Jeongwoo saat ini

Dokter keluar

Jeongwoo diminta untuk ikut keruangannya agar lebih jelas tentang kondisi Haruto. Jeongwoo menitipkan anak anaknya pada Jihoon sebentar.

"Silahkan duduk"

Jeongwoo gugup, berbagai asumsi buruk kini makin melekat pada otaknya

"Setelah saya periksa lebih dalam. Pasien pingsan karena sesak nafas dan sakit kepala. Setelah saya telusuri ternyata ada bekas jahitan pada kepala pasien yang saya duga untuk sementara waktu pasien pernah melakukan operasi pada bagian kepala sehingga ketika itu muncul menyebabkan sakit kepala yang luar biasa hingga menyebabkan kehilangan kesadaran. Mengenai sesak nafas bisa saja ini reaksi yang timbul. Namun saya menduga adanya kecemasan yang berlebih sehingga mengakibatkan pasien mengalami sesak nafas. Saya sarankan ketika pasien sadar bapak bisa tanyakan apa yang dipikirkan pasien, nanti akan saya kirimkan juga psikolog untuk mendapatkan diagnosis lebih lanjut. Pasien sudah kami pindahkan ke ruang rawat biasa jadi bapak bisa urus administrasi dahulu"

Jeongwoo mengangguk paham lalu keluar dari ruangan dokter tersebut. Apakah ada sesuatu yang aneh di kantornya sehingga Haruto mengalami kecemasan yang berlebih

Jeongwoo mengajak kedua anaknya serta Jihoon menuju ruang rawat Haruto

Haruto masih tertidur lelap lengkap dengan masker oksigen yang menempel. Gevan dan Michi langsung berlari memeluk Haruto sembari menangis keras

"Mama bangun hiksss mama"

"Mama Michi sama Gevan disini ma hiksss mama bangun"

Jeongwoo merendahkan badannya, "sayang jangan teriak ya nanti mama keganggu tidurnya. Peluk aja ya"

Gevan dan Michi langsung naik dibantu oleh Jeongwoo. Gevan berada di sebelah kanan Haruto sementara Michi ada di sebelah kiri Haruto. Mereka memeluk erat Haruto sembari menangis

"Mama hikss Michi disini"

"Mama hikss hikss Ge...van sayang hikss mama"

Jihoon hanya menatap kedua anak manis ini. Jihoon ga tega ngeliat Gevan sama Michi yang daritadi nangis histeris ngeliat keadaan Haruto

"Sayang kalian pulang dulu sama om ya, nanti kesini lagi oke"

Gevan dan Michi semakin mengeratkan pelukannya dengan Haruto

"Hey dengerin papa. Anak kecil gaboleh lama lama di sini, nanti sakit. Gevan sama Michi gamau kan liat mama sedih kalau Gevan sama Michi sakit"

Gevan dan Michi kompak menggelengkan kepalanya

"Nah sekarang ikut om ji dulu ya"

Akhirnya dengan sedikit terpaksa mereka mau ikut pulang dengak Jihoon

"Ji nitip anak anak ya"

Jihoon mengangguk dan mengacungkan jempolnya

"Dada papa"

Sekarang tinggal dirinya dan Haruto yang masih belum sadar. Wajah manis yang biasanya cerewet kini tertidur cantik tak berdaya disebuah ranjang rumah sakit

"Sayang bangun yuk"

Jeongwoo menatap sendu ke arah Haruto, berharap Haruto bangun dan tersenyum ke arahnya.

Haruto perlahan membuka matanya dan mendapati ruangan yang sudah ia pastikan ini rumah sakit. Matanya menatap wajah sendu suaminya

"Kamu udah sadar? Aku panggilin dokter ya"

Langkah Jeongwoo dicekat oleh tangan mungil Haruto. Haruto menggeleng pertanda bahwa tidak usah memanggil dokter

"Kamu kenapa sayang? Mas panik, takut liat kamu pingsan di toilet"

Haruto menatap lurus, "Rekan kerja kamu hiksss hikss di....aaaa mas dia orangnya"

Tangis Haruto pecah. Jeongwoo langsung memeluk erat Haruto. Sekarang ia sadar kenapa Haruto langsung keluar saat melihat siapa partner rekan kerjanya. Seseorang yang membuat hidup Haruto menjadi penuh cerita luka

Jeongwoo akhirnya tau bahwa Zico adalah mantan suami Haruto yang meninggalkan bekas luka dan membuat Haruto trauma hingga sekarang.

"Sa... kit masss"

Haruto memukul kencang dadanya. Menyebut nama Zico dan menceritakan semua kepada Jeongwoo membuat dadanya kembali sakit

"Hey jangan dipukul. Mas panggil dokter ya"

Haruto menggeleng

"Peluk aku mas peluk"

Jeongwoo naik dan memeluk erat Haruto. Haruto menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jeongwoo untuk berusaha melupakan semua tentang Zico

Jeongwoo mencium kening Haruto

"Cepet sembuh ya nanti kita buat adek"

Haruto mencubit pinggang Jeongwoo yang terkekeh saat melihat wajah merah Haruto

"Becanda sayang, kalau mau juga gas ya ga"

Haruto makin menenggelamkan wajahnya yang memerah akibat malu dan tersipu dengan ucapan Jeongwoo

"Jadi udah cinta nih sama aku"

Haruto mengangguk malu

































Karakter Zico akan muncul kembali nanti setelah yang manis manis ya beb. Bab kemarin dan sekarang hanya perkenalkan karakter Zico, karena nantinya dia akan muncul kembali nanti. Tentunya dengan hadirnya Zico konflik akan mulai berdatangan. Ini cuma permulaan sebagai pengenalan karakter Zico wkwkw ❣️🦋

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang