20. Hewan peliharaan

1.9K 193 7
                                    

Kandungan Haruto kini menginjak usia 3 bulan yang pastinya membuat Jeongwoo semakin protektif dan melarang Haruto untuk melakukan banyak kegiatan

"Mas"

Jeongwoo dengan sigap menghampiri Haruto

"Mau hewan peliharaan"

"Kamu mau anjing atau kucing? Biar mas beli sekarang"

Haruto menggelengkan kepalanya. Ia sejujurnya takut untuk mengatakan ini tapi dirinya pengen dan mau

"Terus mau apa hmm" ucap Jeongwoo sambil mengelus perut buncit Haruto

"Mau singa"

Nah lo singa ga tuh

Jeongwoo cuma bisa memijit kepalanya. Ini orang hamil emang random apa gimana? Dari sekian banyak hewan lucu yang bisa di pelihara masa mau pelihara singa, ya mana bisa

"Sayang kan singa hewan dilindungi"

Haruto membelakangi Jeongwoo. Tanpa sadar air matanya mulai menetes dan terdengar isakan tangis dari Haruto yang membuat Jeongwoo merasa bersalah

"Hey sayang liat mas. Gimana kita ke kebun binatang aja? Kan bisa liat singa. Mas bukan gamau beliin sayang,cuma itu hewan dilindungi" ucapnya pelan sembari mengelus pelan rambut Haruto

Haruto berbalik lalu menghadap Jeongwoo dan tersenyum, "mau mau"

Haruto memeluk erat Jeongwoo. Selama hamil semua permintaan dirinya selalu Jeongwoo usahakan

"Maaf aku ngerepotin mas terus" cicitnya

Jeongwoo menangkup pipi gembul Haruto, "hey kamu istri mas, dan kamu lagi mengandung anak mas juga jadi jangan minta maaf ya"

Haruto tersenyum

Jeongwoo lalu mencium perut buncit Haruto yang mulai keliatan.

"Lucu perut kamu hehe"

"Iya kan ulah kamu juga"

Keduanya tertawa bersama. Menghabiskan waktu bersama selama Haruto hamil sangat menyenangkan bagi Jeongwoo. Setelah mandi dan beres beres, mereka akan berangkat menuju kebun binatang. Gevan dan Michi memilih tidak ikut karena ingin menyusun lego di rumah Hoonsuk. Gevan dan Michi semakin kecanduan lego karena Jihoon sering meracuni dua anak kepo ini tentang lego, alhasil yang berangkat hanya Jeongwoo dan Haruto.

Saat masuk mobil Haruto tiba tiba keluar dan muntah

"Huekkk ha ha huekkk"

Jeongwoo langsung sigap menahan tubuh Haruto yang lemas. Jeongwoo jadi ga tega karena selama hamil Haruto sering kali mual dan muntah muntah

"Kita gajadi pergi aja ya sayang"

"Jadi mas tapi boleh ga jangan pakai mobil, pakai motor aja"

Jeongwoo berpikir sejenak kepada siapa ia harus meminjam motor dan pilihannya tertuju pada Dodam. Ia baru ingat kalau Doyoung hobby koleksi motor mewah.

Jeongwoo langsung menggendong Haruto menuju rumah Dodam. Haruto sebenarnya malu harus digendong seperti ini, cuma tubuhnya benar benar lemas untuk berjalan

"Doy misi"

Dodam keluar dan melihat pasangan Jeongharu yang nampaknya rapi hendak pergi

"Aih ada kalian napa nih" tanya Doyoung

"Minjem motor dong, Haru ngidam nih boleh ya"

Dodam tertawa. Doyoung jadi ingat permintaan aneh Yedam saat hamil yang dimana minta naik mobil truk keliling Jakarta. Doyoung yang paham langsung mengambil kunci motor dan menyerahkannya pada Jeongwoo

"Wiss thanks bro"

"Haru hati hati ya" ucap Yedam yang diberi anggukan manis oleh Haruto

Jeongharu benar benar menikmati waktu dengan naik sepeda motor. Ini adalah pengalaman pertama bagi Haruto

"Sayang happy ga"

"Happy" teriak Haruto

Jeongwoo tersenyum lalu melanjutkan perjalanan yang kurang lebih 1 jam lagi. Jauh, panas, macet nampaknya tidak menghalangi niat Haruto untuk bertemu Singa. Ya walaupun tidak bisa dipelihara, setidaknya ia bisa melihat secara langsung.

Sampai di kebun binatang, Haruto langsung berlari yang membuat Jeongwoo khawatir dan langsung menyusul istrinya.

Setelah membeli tiket, mereka masuk untuk mencari singa yang Haruto mau. Haruto terus berlari yang membuat Jeongwoo kewalahan dan khawatir akan kandungan Haruto yang masih rentan.

"Sayang pelan pelan"

Haruto berhenti dan memamerkan deretan giginya

"Hehe maaf"

Jeongwoo lalu menggandeng erat tangan Haruto agar tidak berlari lagi. Jeongwoo juga menjaga jaga jika sewaktu waktu Haruto akan mengeluh capek.

Sampai di kandang singa, mata Haruto tak henti hentinya menatap singa yang ada di hadapannya kini. Ia abadikan lewat kamera ponsel.

"Mas hikss"

Jeongwoo panik karena tiba tiba Haruto menangis, "heh kenapa sayang? Sakit atau pegel? Kita pulang aja yuk"

Haruto menggelengkan kepalanya, "aku terharu hikss bisa ketemu singa"

Jeongwoo tersenyum seperti dora. Jeongwoo kira Haruto merasakan sakit atau lelah tapi ternyata terharu karena bertemu singa.

Setelah bertemu singa Haruto masih ingin keliling kebun binatang yang tentu menambah rasa khawatir Jeongwoo. Sebab Haruto belum makan apapun dari tadi, semua yang ia makan keluar begitu saja lewat muntahan. Belum lagi hari sudah semakin panas

"Sayang kita pulang ya, kasian baby"

Haruto mengerucutkan bibirnya tanda ia tak suka dengan ajakan Jeongwoo. Ia masih ingin mengelilingi kebun binatang ini. Ada banyak yang mau ia lihat.

"Mas please ya sekali aja"

Jeongwoo menghela nafas dan mengikuti kemana arah Haruto berjalan. Haruto nampak sibuk mengabadikan semua binatang yang ia lihat. Jeongwoo jadi takut nanti anaknya lahir malah minta pelihara hewan buas lainnya, ya ga lucu kan.

Puas berkeliling hampir 3 jam akhirnya Haruto menyerah. Ia mulai merasakan punggung dan kakinya sakit. Haruto menyerah dan berakhir minta pulang.

Setelah mengembalikan motornya ke sang pemilik, Jeongwoo lantas menggendong Haruto menuju rumah.

Melihat sang mama di gendong, Gevan dan Michi langsung bertanya

"Mama kenapa"

"Mama cape sayang" ucap Haruto

Mereka lalu mengekori Jeongharu hingga menuju kamar. Gevan dan Michi langsung dengan spontan memijat kaki sang mama yang terlihat sedikit membengkak. Tak lupa juga Jeongwoo yang langsung sigap mengambilkan air putih.

"Mama cape banget ya" tanya Michi

Haruto mengangguk

Gevan memperhatikan perut Haruto yang sedikit buncit. Ia berpikir apakah dulu saat di perut mama dia juga seperti ini. Merepotkan mamanya dengan permintaan yang tidak jelas

"Mama ade bayi nakal ya" celetuk Gevan

Haruto menangkup wajah sang putra, "engga sayang, ade bayi kan cuma pengen jalan jalan"

Gevan mendengus kesal, "tapi dia buat mama cape tau"

Jeongwoo menunduk lalu memberikan putranya pengertian. Bahwa ini bukan salah ade bayi, ini normal ketika ibu sedang mengandung janinnya.

"Gevan lego kita ketinggalan di teras"

Michi dan Gevan langsung berlari mengambil lego yang tadi mereka susun di rumah hoonsuk bersama Rangga.

Jeongwoo lantas berbaring di samping Haruto sembari mengelus perut buncit Haruto yang terlihat lucu walaupun belum sepenuhnya. Jeongwoo berharap kelak nanti anak dalam kandungan Haruto tumbuh menjadi anak yang baik dan dewasa.





























Baru juga singa wo wkwkwk

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang