30. Teror 2

1.2K 132 10
                                    

Pagi harinya semua pekerja menyelesaikan tugasnya seperti biasa. Tapi entah kenapa Jeongwoo menambah pekerja sebanyak 10 orang, karena Jeongwoo mentargetkan ini selesai dalam waktu satu bulan. Agak gila namun inilah Park Jeongwoo.

Berbicara soal teror kemarin, Jeongwoo sudah menanyakan ke semua orang termasuk satpam bahwa tidak ada sama sekali kurir yang masuk. Jika ada paketpun biasanya satpam akan mengintrogasi kurir yang masuk. Ada beberapa kategori paket yang diperbolehkan kurinya masuk ke dalam seperti barang berharga, lemari atau hal yang besar lainnya. Sedangkan paket kemarin hanya paket berukuran sedang yang mustahil ada kurir masuk kecuali dibawa oleh penghuni perumahan ini

"Wah gue sidak juga ni se perumahan"

"Eh tapi ini total rumah ada 50 ya kali gue tanya satu satu. Mana luas lagi"

Tapi Jeongwoo berpikir sejenak. Apa mungkin dibawa oleh salah satu pekerjanya? Tapi kalau iya rasanya mustahil karena pada saat itu mereka semua ada bersama Jeongwoo tanpa kurang satu personilpun.

"Gue perlu dukun nih"

Lelah dengan pikirannya, Jeongwoo memutuskan untuk melihat keadaan Haruto dan meninggalkan pekerjaannya sejenak.

"Sayang"

Haruto menoleh

"Loh mas kenapa"

Jeongwoo cuma cengengesan

"Gpp hehe takut kamu kenapa kenapa"

Haruto tertawa dan menepuk sebelahnya sebagai isyarat untuk Jeongwoo duduk

"Mas"

"Why baby"

Haruto ragu untuk mengatakan ini tapi

"Aku dapet ini"

Haruto menunjukkan sebuah pesan singkat yang berisikan

JANGAN BERHARAP HIDUP BAHAGIA. KAMU ATAU ANAK DALAM KANDUNGAN MU YANG AKAN MENANGGUNG SEMUA INI. SEMUA BARU PERMULAAN. BARANG YANG KAMU TERIMA ADALAH TANDA MULAINYA SEBUAH PERMAINAN

TERTANDA

G

Jeongwoo mengeraskan rahangnya. Siapa orang yang berani mengirimkan teror tidak jelas ini.

"Gausah takut ya sayang. Sementara kamu jangan ngantor dulu. Pokoknya kamu harus stay sama aku. Jangan kemana mana sampai aku nemuin orang gila itu"

Haruto mengangguk lalu menenggelamkan kepalanya pada dada bidang suaminya

"Sayang"

Haruto menatap Jeongwoo

"Dede kayanya minta di jenguk"

Haruto memukul dada bidang suaminya. Bener bener hormon berjalan emang susah diatasi

"Gaada ya gaada. Kandungan aku masih 3 bulan ih, rawan tau"

"Kalau udah 5 bulan boleh dong" ucap Jeongwoo

Haruto memukul kencang dada suaminya, "pergi ga"

"Yang asli becanda haha. Yaudah aku kontrol di belakang dulu ya. Nanti kalau ada apa apa panggil aja aku atau anak anak. Btw anak anak lagi main di ruang tamu" ucapnya sembari mengelus perut buncit Haruto lalu menciumnya

Jeongwoo kembali melanjutkan pekerjaan projek kolam renang yang dalam sehari sudah bisa menyelesaikan 20% dari 100%. Tentu hal ini semakin membuat Jeongwoo yakin bisa menyelesaikannya dalam waktu 1 bulan kurang.

"Papa"

Jeongwoo menoleh saat Gevan dan Michi memanggilnya

"Kenapa sayang"

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang