Bonus part +51

2.3K 123 9
                                    

Hari ini Haruto sudah di perbolehkan pulang. Tentu Gevan dan Michi adalah orang pertama yang paling semangat dalam hal ini. Mereka berdua membuka jalan bak bodyguard ketika sang mama dan adek bayi lewat

"Kenapa sih kalian" tanya Jeongwoo

"Diem pa diem" ucap Michi

Jeongwoo terkekeh pelan. Dua anak ini benar benar bertingkah seperti itu hingga menuju parkiran. Tak hayal aksi mereka mendapatkan tawa dari orang sekitar

"Udah ah nanti papa dikira bawa orang gila"

"Papa yang gila" ucap Gevan

Saat masuk mobil, keduanya rebutan untuk ada di samping Haruto. Keduanya seolah olah ingin menunjukkan bahwa mereka kakak yang baik

"Adek bayi mirip mama ya" ucap Michi

"Bener banget. Gaada mirip papa sama sekali" ledek Gevan

Anak anak ini semakin gede semakin asem kelakuannya. Jeongwoo cuma bisa geleng geleng kepala ngeliat dua anak ini bertingkah aneh. Sejujurnya dia akui sih Cantika gaada mirip miripnya sama dia. Bahkan Jeongwoo teliti pun gaada satupun milik dia yang mirip dengan anaknya. Ya tapi dipikir pikir kalau kelakuan anaknya mirip dia mah gawat. Michi aja udah bikin dia geleng geleng kepala, apalagi kalau Cantika gede mirip Michi mah gawat darurat ini. Hancur sudah rumah mereka.

Sampai di rumah Haruto langsung nidurin Cantika. Jeongwoo sengaja mendesain kamar mereka dengan diisi ranjang bayi dan beberapa perlengkapan bayi lainnya agar mudah memudahkan Haruto kalau Cantika nanti rewel.

"Anaknya anteng ya kaya aku" ucap Jeongwoo

Haruto terkekeh "kamu anteng? Liat Michi aja aku ga yakin kalau kamu anteng haha"

Jeongwoo garuk garuk kepala. Ya emang sih kelakuan Michi 100% kelakuan dirinya dahulu. Ya semoga Cantika anaknya nanti anggunly ya

"Kamu cape ga? Aku pijitin ya" tawar Jeongwoo

"Gausah mas gapapa"

Haruto merebahkan dirinya di kasur. Menutup matanya sejenak untuk mengistirahatkan badannya yang sangat pegal ini. Sebelum tangis Cantika memecahkan suasana, Haruto ingin tidur sejenak.

"Kamu tidur aja sayang, nanti Cantika mas yang ngurus"

Haruto menganggukkan kepalanya. Ya semoga saja Cantika aman kalau di tangan bapaknya

"Oekk oeek oeek"

Jeongwoo yang baru saja ingin tiduran di samping Haruto mendadak bangkit dan melihat anaknya.

"Aduh ini nangis kenapa lagi. Kamu mau makan sayang? Eh kamu mana bisa makan ya. Oh kamu mau nenen ya"

Jeongwoo menggendong Cantika lalu membangunkan Haruto. Sejujurnya Jeongwoo ga tega tapi ya masak dia yang nyusuin kan ga mungkin.

"Cup cup cup aus ya sayang" ucap Haruto lalu menyusui anaknya

Jeongwoo cuma ngeliatin. Jeongwoo yakin abis ini Haruto akan di monopoli anaknya selama 24 jam dan itu artinya Jeongwoo gabisa mesra mesraan berdua sama ayangnya.

"Mas biasa aja dong liatinnya"

"Mau juga"

Haruto memukul pelan bahu Jeongwoo. Kadang kadang mulut suaminya gabisa di kontrol sedikit.

"Aku di kiri boleh ga ayang"

"Ck mas aku pukul ya"

Jeongwoo terkekeh pelan. Niatnya cuma becanda kok. Ya kalau dikasi beneran mah mana dia nolak.

"Caca aus banget ya" tanya Haruto

"Aku juga aus ayang"

"Noh air di dapur"

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang