19. Pingsan

2.3K 210 14
                                    

Setelah acara selesai Jeongharu langsung pulang karena hari sudah larut dan besok Gevan Michi harus sekolah. Jeongharu juga membelikan Gevan mainan lego sebagai hadiah karena memang anak itu sangat menyukai lego.

"Good night anak anak"

"Good night mama papa. Gevan ayo tidur"

Mereka langsung berlari menuju kamar. Jika diperhatikan mereka punya cara tersendiri untuk saling menyayangi.

Haruto dan Jeongwoo lalu masuk kamar untuk istirahat. Entah sejak kapan, tapi Haruto merasakan kepalanya sedikit nyeri. Mungkin karena ia terlalu sibuk membuat kue hingga telat makan dan berujung sakit kepala

"Hey sayang kamu kenapa"

Haruto menggelengkan kepalanya, "ah gpp mas, yuk tidur"

Hari ini mereka tutup dengan hari yang sangat sempurna.

Sebulan berlalu, akhirnya hari ini Gevan dan Michi resmi lulus taman kanak kanak dan akan memasuki jenjang sd. Sebagai orang tua tentu hal ini adalah hal yang menyenangkan bagi Jeongwoo dan juga Haruto. Selagi menunggu Jeongwoo menjemput anak anaknya, Haruto mulai memasak untuk perayaan kecil kelulusan Gevan dan Michi.

Seperti biasa Haruto akan memasak menu utama keluarga ini yaitu cumi. Ia memasak dalam jumlah porsi banyak karena pasti mereka akan rebutan seprti biasa. Selesai memasak, Haruto menata semua makanan di meja dan tak lupa ia hias sedikit sebagai sebuah perayaan kecil kecilan.

Di rasa semua beres Haruto duduk sejenak dan memijat kepalanya yang terasa pusing. Pusing kali ini berbeda dengan pusing yang biasanya ia alami jika telat makan. Jeongwoo mengatakan mereka hampir sampai. Maka dari itu Haruto cepat cepat mengganti pakaiannya.

"Happy graduation sayang mama" ucap Haruto sembari memeluk kedua anak anaknya

"Makasi mama"

Mereka duduk lalu melihat di meja makanan banyak tersedia makanan.

"Wah mama makasi" ucap Gevan

Jeongwoo langsung duduk di samping Haruto dan menyantap masakan istrinya. Semantara Haruto tersenyum melihat wajah bahagia anak anak saat menyantap masakannya sampai rasa pusing itu kembali menyerangnya. Haruto memijat kepalanya yang terasa berputar ini

"Sayang hey u okay? Km sakit" tanya Jeongwoo yang menghentikan aktivitas makannya

"Ah gpp lanjut yuk"

Haruto baru makan sesuap dan ia berlari menuju wastafel dapur dan memuntahkan semua isi perutnya

"Huekk huekk akh huekkk"

Jeongwoo bangkit dan dengan sigap memijit tengkuk Haruto, "Ru kita ke rumah sakit aja ya"

Haruto menggelengkan kepalanya dan memuntahkan semua isi perutnya yang hanya keluar cairan bening

"Huek huekk mas pusing huekk"

Tubuh Haruto melemas dan jatuh di pelukan Jeongwoo yang sontak membuat Jeongwoo kaget dan panik

"Mama"

Jeongwoo langsung menggendong Haruto menuju mobil. Ia panik saat melihat wajah pucat istrinya . Gevan dan Michi yang bingung ikut mengekori Jeongwoo masuk mobil. Sepanjang perjalanan mata Jeongwoo tak lepas dari Haruto yang masih memejamkan matanya

"Mama hikss wake up ma"

"Mama hikss mama"

Tangis anak anak pecah saat melihat Haruto dengan wajah super pucatnya. Jeongwoo semakin menambah kecepatan mobilnya dan menerobos macetnya Jakarta.

Sampai di rumah sakit tangisan Gevan dan Michi makin keras. Mereka bahkan memaksa masuk dan memukul pintu ruang pemeriksaan

"Hey hey dengerin papa. Kita berdoa dan tunggu mama disini oke"

Keduanya mengangguk paham lalu duduk di samping Jeongwoo.

"Keluarga pasien"

Mendengar panggilan itu mereka semua langsung masuk terutama Gevan dan Michi yang tentu membuat dokter tertawa melihat tingkah anak anak ini.

"Istri saya kenapa dok" tanya Jeongwoo khawatir

Dokter tersenyum, "Pasien tidak papa justru selamat ya pak"

Jeongwoo menatap aneh dokter dihadapannya

"Selamat apaan dok wong istri saya sakit"

"Selamat istri anda hamil pak. Usia kandungannya sudah memasuki 3 minggu"

Gevan dan Michi yang mendengar hal itu langsung bertos ria, "yeye mama hamil"

Jeongwoo masih syok dan senang disaat yang bersamaan. Ia memeluk kedua anaknya lalu menghampiri Haruto

"Sayang hikss ada bayi" ucapnya sambil mengelus rata perut Haruto

Haruto tersenyum lalu memberikan ciuman di kening Jeongwoo

"Makasi ya mas"

Setelah tau kabar ini, mereka yang tadinya menangis khawatir kini berubah menjadi tangis bahagia. Sepanjang perjalanan Gevan dan Michi tak henti hentinya mencium perut Haruto dan berbicara seolah adik mereka bisa mendengarnya

"Dede bayi jangan bikin mama sakit ya"

"Iya dede bayi jangan bikin mama sakit ya, nanti kalau udah lahir kaka Michi ajak main ya ga Gevan"

Gevan mengangguk

Haruto tertawa melihat tingkah lucu anak anaknya. Akhirnya doa yang selama ini ia panjatkan dikabulkan hari ini.

Sampai rumah Jeongwoo langsung menggendong Haruto. Mulai hari ini Jeongwoo tidak akan mengijinkan Haruto pergi ke kantor, melakukan aktivitas berat ataupun yang lainnya.

Jeongwoo menurunkan pelan pelan tubuh Haruto di atas kasur. Jeongwoo juga menyiapkan semua yang mungkin Haruto akan perlukan seperti air minum, minyak minyakan dan yang lainnya agar ketika Haruto perlu ia tidak perlu turun ke bawah.

"Mas ih udah aku kan hamil bukan sakit"

"Ustt justru itu, aku gamau kamu sakit sayang. Udah ya kamu sekarang istirahat"

Haruto mengangguk paham

Jeongwoo langsung memberi kabar semua tetangganya bahwa Haruto hamil. Berita ini sontak membuat mereka heboh dan berbondong bondong menuju rumah Haruto

"Haru" teriak Asahi dan Hyunsuk

Mereka langsung masuk ke kamar Haruto dengan tidak sabarnya

"Cie jadi mama uhuy" ucap Yedam

"Mual ga ru" tanya Yoshi

Haruto mengangguk

"Akhirnya Gevan Michi punya adik ya hahaha" ucap Junkyu

Semantara di luar para suami sedang berbincang dengan Jeongwoo

"Gimana top kan ide gue? Buktinya langsung jadi" ucap Mashiho

"Lo ngasi ide apaaan" tanya Jihoon

"Ada deh ya ga wo" ucap Mashiho yang dibalas kekehan oleh Jeongwoo

Jeongwoo yang awalnya ragu dengan ide tidak masuk akal Mashiho kini harus berterimakasih karena berkat ide Mashiho, Haruto langsung hamil dan tentu ide itu akan Jeongwoo praktekkan nanti ketika anaknya sudah lahir

















Cie punya adek
















Badai semakin dekat ⚠️

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang