40. Runtuh

1.4K 114 7
                                    

Entah apa yang terjadi Jeongwoo pun belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi. Ia hanya melihat dokter yang keluar masuk dengan raut wajah yang panik.

"Tuhan Jeongwoo mohon, beri umatmu ini kesempatan untuk membahagiakan orang orang disekitar. Jangan kau ambil dulu separuh jiwaku Tuhan" gumamnya dengan harapan bukan hal buruk yang terjadi pada Haruto

Pintu terbuka

"Dok kenapa dok"

"Pasien sudah melewati masa kritisnya dan akan segera kami pindahkan ke ruangan rawat biasa"

Jeongwoo mengangguk paham. Itu artinya Haruto sudah sadar dan jujur saat ini dirinya bingung harus memulai pembicaraan darimana. Bagaimana harus ia menjelaskan semuanya pada Haruto tentang anak mereka

"Lo bisa wo. Gue sama Jihoon nunggu diluar ya"

Jeongwoo melangkah dengan ragu menuju ruang rawat Haruto. Apa yang harus ia katakan saat ini.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok manis yang selama ini ia rindukan. Jeongwoo melangkah ragu lalu duduk disamping Haruto yang tengah mengarah ke jendela dengan tatapan kosong

"Sayang"

Haruto menoleh

"Maaf mas minta maaf. Maaf maaf mas minta maaf" ucap Jeongwoo dengan tangis yang sudah hampir pecah

Haruto menghapus jejak air mata pada wajah Jeongwoo. "Mas aku kangen"

"Sayang soal bayi kita aku minta maaf"

Haruto menatap bingung ke arah Jeongwoo. "Anak kita kenapa mas? Ini kan masih ada di perut aku"

Tangis Jeongwoo semakin pecah. Bahkan keadaah Haruto setelah operasi tidak baik baik saja. Haruto masih menganggap dirinya masih mengandung

"Sayang hikss maaf. An..ak k..ita ga selamat. Maaf maaf"

Haruto tertawa. "Kamu kenapa mas? Anak kita masih di perut aku, dia belum keluar mas. Nih liat perut aku" ucapnya sembari menunjuk perut yang sudah tidak buncit lagi

Jeongwoo mencoba memberi pengertian pada Haruto bahwa anak mereka memang sudah tidak ada

"Sayang anak kita udah gaada"

Haruto masih tetap enggan percaya kata Jeongwoo. Mana mungkin? Mana mungkin mereka kehilangan bayi.

"Sayang gausah becanda ah aku ga suka. Liat perut aku"

"Anak kita udah gaada ru gaada" bentak Jeongwoo

Bentakan Jeongwoo berhasil membuat Haruto tersadar dan menangis. Tangisnya langsung pecah saat sadar bahwa perutnya tak lagi buncit.

"Hikss anak aku"

Jeongwoo langsung memeluk erat Haruto. Jeongwoo paham Haruto lebih hancur dari dirinya. Jeongwoo paham sulit bagi Haruto menerima takdir ini.

"Aku gagal ya mas? Kenapa sih hah? Kenapa aku lemah" ucapnya sembari memukul terus menerus pada bagaian perut

"No sayang jangan di pukul ya"

"Sialan. Perut sialan. Aku benci diri aku mas. Aku lemah hahaha lemah lo haru lemah" ucap Haruto yang semakin kencang memukuk perutnya

Jeongwoo bingung harus bagaimana. Ia peluk erat erat Haruto dan menggenggam tangan mungil istrinya agar berhenti memukuk perut bekas operasi tadi.

"Mas hikss aku hikss maaf. Anak kita maaf. kamu kecewa kan? Kamu mau ninggalin aku kan? Gpp mas"

"Usttt aku gabakal ninggalin kamu. Gimanapun kondisi kamu, aku bakal selalu ada buat kamu. Kita gabisa nyalahin takdir ru" ucap Jeongwoo

Pintu terbuka menampilkan dua bocah nakal yang sangat amat merindukan sang mama. Gevan dan Michi yang terus menerus menanyakan kabar sang mama pun membuat Hyunsuk kehabisan akal. Mau tidak mau dirinya membawa Gevan dan Michi ke rumah sakit. Hyunsuk sudah mendengar berita tentang kehilangan yang Haruto dan Jeongwoo alami.

"Mama papa"

Jeongwoo menunduk dan menangkap keduanya lalu ia peluk erat. Pelukan rindu yang beberapa hari Jeongwoo rindukan.

Sebelum datang kesini pun Hyunsuk sudah memberikan pemahaman pada mereka walaupun nampaknya kedua anak ini belum paham apa yang Hyunsuk jelaskan sebelumnya

"Papa kata ante Uncuk ade bayi ilang? Kok bisa" tanya Michi

Jeongwoo menggedong keduanya lalu ia ajak ke luar.

"Ade bayi udah engga ada sayang. Maafin papa ya"

Gevan memeluk Jeongwoo dan menghapus jejak air mata yang ada di pipi Jeongwoo

"Papa. Kata ante Uncuk semua yang ada di dunia punya Tuhan kan? Jadi kalau Tuhan ambil kita gaboleh sedih. Kata ante Uncuk juga ade bayi kan bisa dateng kapan aja"

Jeongwoo tersenyum. Nampaknya Gevan memang sangat dewasa dari segi pemikiran. Bahkan bocah 6 tahun ini sudah paham apa arti kehilangan. Jeongwoo yakin Haruto sangat baik dalam mendidik Gevan

"Tapi Gevan tadi nangis papa. Gevan tanya sama Tuhan. Kenapa adek Gevan Tuhan ambil dua kali. Gevan sedih papa. Tapi kata ante Uncuk kita gaboleh sedih nanti mama sedih juga"

Jeongwoo memeluk Gevan dengan erat. Anak ini adalah anak yang didewasakan karena lingkungan. Anak yang sudah terbiasa melihat pahit dan manis kehidupan

"Papa maksudnya gimana" tanya Michi

"Ade bayi udah engga ada sayang. Papa minta maaf ya"

Michi menggelengkan kepalanya. "No no bukan salah papa. Michi sebenarnya ga paham tapi papa gaboleh sedih"

"Michi ade bayi udah meninggal" jelas Gevan yang sontak membuat tangis Michi pecah

"Hikss ade bayi hikss papa ade bayi"

Tangis Michi pecah saat tau apa makna kehilangan yang Jeongwoo jelaskan tadi. Ia peluk erat Michi dan Gevan. Gevan melepaskan pelukannya dan menatap Jeongwoo

"Papa ini bukan salah papa. Ini takdir"

Jeongwoo mengangguk. Gevan benar

"Tapi mama gimana papa" tanya Gevan kembali

Gevan duduk dan mulai bercerita tentang kehilangan yang ia sebut dua kali tadi.

"Dulu Gevan mau punya adik papa. Gevan dulu seneng banget akhirnya Gevan punya temen main. Tapi dulu ayah jahat. Ayah bikin ade Gevan meninggal. Ayah bikin mama sakit" jelasnya dengan emosi yang mulai membara

Bahkan anak sekecil Gevan pada saat itu harus melihat bagaimana Ayahnya menyiksa sang mama hingga adik yang Gevan nanti harus meninggal. Dan kini Gevan harus mengalami hal yang sama dengan pelaku yang sama namun garis takdir yang berbeda.

"Gevan liat ayah waktu itu" tanya Jeongwoo

Gevan mengangguk. Tiba tiba memori buruk semua tentang ayahnya muncul dan menghantui isi kepalanya. Bagaimana sang ayah menyiksa Haruto, bagaimana sang ayah tega memukulnya dan bahkan tega membuat dirinya harus kehilangan sang adik pada kala itu

"Aaaaaaaa sakit papa kepala Gevan sakit aaaaaa Ayah jahat ayah jahat hiksss sakit papa" teriak Gevan yang sontak membuat Jeongwoo dan Michi panik































Hallo sebelumnya aku ga janji bakal bisa update besok karena beberapa kegiatan kesibukan. Tapi aku bakal usahain kaya biasa ya update tiap hari di pagi hari hehe ❣️❣️❣️

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang