2. Pasar malam

3.7K 418 28
                                    

Setelah selesai makan, tiba tiba Gevan berlari menuju kamarnya sembari mengatakan pasar malam. Ah ia lupa sudah berjanji jika ada pasar malam, ia akan mengajak Gevan kesana

"Mama janji Gevan, besok kita berangkat oke. Sekarang Gevan kerjain tugasnya ya, nanti mama tunggu dan kita tidur. Oke boy" ucap Haruto

"Oke mama love u"

Gevan langsung berlari menuju ruang tamu dan belajar. Gevan terbilang anak rajin sedari dulu. Katanya biar kaya mama bisa kerja di kantor yang ada ac nya.

Entah apa yang sedang Jeongwoo lakukan di malam hari. Keributan dari rumah sebelah cukup mengganggu ketenangan Haruto. Suara palu semakin terdengar yang membuat dirinya risih

"Duda gila. Jam segini ngapain sih" omel Haruto lalu bangkit mencari spatula dan pergi ke rumah sebelah

Haruto menggedor rumah sebelah dengan kencang

"Woi duda berisik anj. Kalau mau kerja kuli besok aja" teriak Haruto

Jeongwoo membuka pintu dengan tangan yang berisi palu

"Ribet banget lo janda. Tinggal tutup kuping kan bisa"

"Ck ganggu bodoh" ucap Haruto dan memukul kepala Jeongwoo menggunakan spatula yang ia bawa

"Aww sakit anj gila lo" ucap Jeongwoo saat merasa kepalanya sakit

"Bodo amat. Berhenti kerja atau gue pukul lo lagi" ancam Haruto

Dengan emosi, ia kembali ke rumah. Orang gila mana yang melakukan pekerjaan berat di malam hari. Ya cuma duda gila sebelah

Gevan yang sudah selesai mengerjakan tugasnya, langsung berlari menuju kamar mamanya

"Udah? Yuk tidur besok kita pergi oke boy"

Gevan mengangguk

Gevan memang sudah terbiasa hidup tanpa seorang ayah. Bahkan jika Gevan punya kekuatan, maka ia ingin memukul keras ayahnya yang tega menyakiti mama. Gevan sangat membenci sosok ayahnya yang sudah melukai mamanya.

Gevan menatap Haruto yang sudah tertidur lelap. Gevan mengecup pelan pipi Haruto

"Gevan janji mama, gabakal biarin siapapun nyakitin mama"

Sementara rumah sebelah masih diselimuti suara palu. Jeongwoo sedang memperbaiki jam dinding yang ada di ruang tamunya

"Papa stop oke. Kasian tante Haru pa" omel Michi

Dih peduli setan gue sama janda sebelah, batin Jeongwoo

"Beres. Sekarang Michi cuci kaki, cuci tangan, sikat gigi lalu kita tidur"

Michi dengan semangat mengikuti arahan Jeongwoo.

"Ah iya pa, besok kita ke pasar malam ya? Michi mau beli permen kapas"

"Siap tuan putri. Skrng kita lets go tidur" ucap Jeongwoo lalu mengangkat putrinya ke atas kasur

Akhirnya malam yang damai bagi penghuni perumahan ini....

Pagi harinya, Haruto seperti biasa akan menyiram tanaman yang ada di depan rumahnya.

"Eh janda kaga kerja lo" tanya Jeongwoo

"Peduli apa lo anj? Udah diem deh, jangan ganggu pagi cerah gue"

Haruto lantas melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan Jeongwoo yang terus mengajaknya berbicara

Duda stress, batin Haruto

"Michi ayo main" teriak Gevan saat melihat Michi duduk di depan teras rumahnya

Michi yang melihat Gevan langsung berlari menuju rumah Gevan untuk bermain bersama. Gevan mengeluarkan semua mainannya lalu mereka bermain bersama di depan rumah keduanya

"Jangan ditengah jalan sayang, nanti ada mobil lewat" ucap Haruto saat melihat dua bocah seumuran ini bermain di tengah tengah

"Gevan, Michi mendadak punya ide" bisik Michi

"Apa"

Michi membisikkan ide yang baru saja ia dapat. Mendengar ide itu, Gevan berteriak dengan semangat 45

"Setuju" ucap Gevan

Semoga ide kali ini berhasil ya

Setelah puas bermain, mereka kembali ke rumah masing masing untuk sarapan pagi. Gevan yang sangat terpana melihat masakan mamanya hari ini

"Mah Gevan boleh bagi buat Michi ga? Kata Michi dia suka sama nasi goreng" tanya Gevan

Haruto mengangguk

"Boleh dong"

Gevan membawa dua piring kecil berisi nasi goreng ke rumah depan. Michi yang melihat Gevan membawa nasi goreng tersenyum gembira. Mereka menghabiskan sarapan di teras rumah Michi

"Masakan tante Haru the best" ucap Michi dengan memperlihatkan dua jempol jari mungilnya

"Makannya Michi ayo suruh papa kamu nikah sama mama, nanti kan kamu bisa makan masakan mama tiap hari"

Michi mengangguk heboh tanda bahwa ia setuju dengan ucapan Gevan

Jeongwoo yang mendengar celotehan dua bocah ini cuma bisa geleng geleng kepala

"Amit amit nikah ama janda sensian" gumam Jeongwoo

Setelah sarapan bersama, Gevan kembali ke rumah. Sembari menunggu malam, Gevan membantu Haruto membersihkan rumah agar nanti saat mereka pergi semua dalam keadaan bersih

Malam tiba, sesuai janji Haruto ia pergi ke pasar malam bersama Gevan. Gevan yang terlihat senang langsung menarik baju Haruto menuju permainan biang lala

"Ayo naik mama"

Haruto hanya pasrah dan mengikuti keinginan anaknya. Puas bermain, Gevan kembali menarik baju Haruto menuju permainan lempar gelang

"Yah gagal" ucap Gevan lesu

Kecewa dengan permainan lempar gelang, Gevan menarik baju Haruto menuju permainan komedi putar.

Puas bermain akhirnya tenaga Gevan habis.

"Gimana seneng ga" tanya Haruto

"Seneng tapi capek" ucap Gevan

Melihat dari kejauhan ada Michi, Gevan kembali menarik Haruto menuju tempat jualan permen kapas

" Michi hai"

"Gevan" teriak Michi

Michi dan Gevan lantas berlari setelah membeli permen kapas. Mereka duduk sembari menikmati permen kapas yang tadi mereka beli

"Ngikut mulu sih lo" omel Haruto

"Dih sensi. Ini tempat umum kali "

Malas berdebat, Haruto yang hendak menghampiri anaknya tiba tiba terkena lemparan bola tepat di kepalanya

"Eh janda gpp"

Haruto yang kesadarannya hampir hilang tidak bisa membalas ucapan Jeongwoo tadi.

Melihat Haruto pingsan, Jeongwoo segera memanggil Gevan dan Michi untuk pulang. Sepanjang perjalanan Gevan hanya bisa menangis melihat mamanya pingsan

Sampai di rumah, Jeongwoo menggendong Haruto untuk masuk ke rumahnya. Ia letakkan tubuh mungil Haruto di sebuah sofa.

"Om Wowo diem sini aja ya. Gevan takut mama kenapa kenapa, terus Gevan kan gabisa naik mobil kaya om"

Jeongwoo yang merasa iba akhirnya mengiyakan tawaran bocah kecil itu. Ya itung itung berbuat baik sekali

"Yeayyy nginep sama Gevan" ucap Michi

JODOH 5 LANGKAH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang