59

677 48 6
                                    

Di mobil Avanza berwarna putih, ada Fahri terduduk diam melihat jalan. Fahri gugup bahkan kedua tangan dia tremor, sangking gugupnya Fahri tidak memegang hp sejak tadi.

"Oi dek napa lu?" Roy duduk di sebelah Fahri yang diam saja sejak tadi tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya. "Begini deh daripada grogi gitu, abang ada saran," ucap Roy.

Fahri menengok kearah Roy. "Kasihtahu aja gua benar-benar kagak tenang sumpah, bahkan sejak malam begini mulu," ucap Fahri.

"Tutup matamu dek, dan lantunkan ayat suci Al-Qur'an, hanya itu saran dari abang untukmu," ucap Roy.

"Terimakasih sarannya bang," ucap Fahri.

"Sama-sama," ucap Roy.

Fahri menutup mata mulai membaca basmallah memulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan tenang. Roy melihat dan tersenyum mendengarkan suara merdu Fahri.

"Sebenarnya kau bisa saja menjadi ustadz muda Fahri, tapi lebih memilih menjadi seorang arsitek dan pelukis, namun yah aku tidak masalah tentang itu, asal kau bahagia dengan pilihanmu," batin Roy.

Mobil pengganti hanya diisi Fahri dan Roy saja, sementara kedua orangtuanya berada di mobil satu lagi. Fahri sebenarnya mengatakan tidak gugup di depan kedua orangtuanya, tapi nyatanya tidak.

Menempuh waktu sekitar satu jam akhirnya rombongan Fahri tiba di kediaman Bella, keluar dari mobil Fahri langsung berlari kearah Angelina memeluknya dengan erat.

"Lha kok ini nak, mau menikah masih saja lengket sama ibumu," heran Stevanus.

"Yah bagaimana sih opa, aku nanti tidak bisa manja lagi tahu," keluh Fahri.

"Ayo lepaskan kau ini, akan menikah jangan begitu malu dilihatin semua orang," ucap Angelo.

Angelo menarik tubuh Fahri dari pelukan Angelina sebentar lagi akad pernikahan Fahri dan Bella berlangsung, Fahri memang masih belum terlihat dewasa dari sikap beda lagi dengan pemikiran Fahri.

Angelo memimpin di depan diikuti rombongan keluarga lain sementara Fahri paling belakang bersama dengan keluarga kecil Roy, Fahri belum siap padahal dia sendiri yang nekat melamar Bella kemarin.

Masuk ke dalam rumah hanya ada sedikit orang, maklum acara pernikahan dadakan jadi hanya keluarga inti yang bisa hadir. Fahri maju kedepan, dan duduk di depan Wilson untuk melaksanakan ijab kabul.

"Kau siap, Fahri?" tanya Wilson.

"Ya, aku siap," ucap Fahri.

"Baiklah acara bisa dimulai," ucap Wilson.

Wilson memegang tangan kanan Fahri dengan kuat dan melihat tatapan serius Fahri, Wilson melihat mahar yang diberikan oleh Fahri untuk putri kesayangannya Bella.

"Sebelum memulai acara sakral ini, terlebih dahulu kita berdoa dulu," ucap Penghulu.

"Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin," semuanya berdoa dalam diam.

"Baiklah pak Wilson, bisa kita mulai akad nikahnya," ucap Penghulu.

"Saya nikahkan engkau Mahendra Sabil Al Fahri Putra Angelo Yanuar dengan putri kandung saya sendiri Bella Amilatus Sholehah dengan mahar satu buah apartemen mewah, lima mobil Lamborghini Aventador, uang satu miliar, dan lantunan ayat suci Al-Rahman dibayar tunai," ucap Wilson.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq," ucap Fahri lantang.

"Artinya: "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang