Revenge.4

3.9K 398 47
                                    

"Selamat pagi!"

Nolan tersenyum lebar ketika pemuda itu melihat Hayes yang tengah duduk di atas kasur sambil menatap ke arahnya. Suasana kamar pagi ini tidak seperti biasanya, gorden besar dan tebal tersebut Nolan buka, membuat cahaya matahari masuk begitu bebasnya.

Senyum pemuda 20 tahun itu belum luntur ketika melihat bagaimana kondisi Hayes yang terlihat lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Jika setiap ia ke kamar ini hanyalah ada Hayes yang di rantai dengan posisi tak nyaman, kali ini Hayes lebih bebas dari biasanya. Tangan juga kakinya tetap di borgol, tapi ada rantai panjang yang dikaitkan pada ujung ranjang sehingga membuat Hayes tidak susah untuk bergerak.

"Pagi." Balas Hayes dengan suara kecil miliknya. Tak ada senyum balasan atau apapun itu. Sebab baginya semua orang di rumah ini tak ada yang bisa di percaya, semua jahat juga licik seperti laki-laki yang sudah menculiknya.

Senyuman Nolan yang awalnya sudah tak ada kini muncul kembali, akhirnya sapaan miliknya di balas juga, tidak masalah kalau tak ada senyum atau apapun itu. "Sepertinya kau lebih terlihat nyaman seperti ini, ya?"

Hayes mengangguk, ia memang lebih nyaman daripada hari-hari sebelumnya ketika tangannya di borgol dan di rantai dengan ketat sehingga geraknya terbatas, untuk sekarang ini jauh lebih baik, sebab ia bisa menggerakkan kakinya juga tangannya meskipun tidak bisa terlalu jauh, hanya bisa di sekitar kasur saja dan itu sudah membuat Hayes bersyukur.

"Sebenarnya Tuan Mal memang tidak sekejam itu."

Hayes tak menjawab, ia tidak setuju dengan kata-kata yang pemuda di hadapannya ini katakan, tidak sekejam itu katanya? Cih, padahal pemuda dihadapannya ini sebagai saksi bagaimana kejamnya bajingan itu pada Hayes sendiri.

"Ah iya, kita tidak tahu nama kita masing-masing. Namamu siapa?"

Hayes tak langsung menjawab, ia masih menatap pemuda yang kini tersenyum ke arah sekarang ini. Kenapa random sekali?

Karena Hayes tak kunjung menjawab, Nolan dengan tiba-tiba menarik lengan kanan Hayes untuk menyambut jabatan tangan yang ia ulurkan.

"Namaku Nolan, aku pelayan keluarga Neonnor!" Nolan menggoyangkan tangannya sebagai salam perkenalan mereka.

"Hayes."

"Ohh namamu unik sekali, baiklah Tuan Hayes, saatnya kita sarapan pagi terlebih dahulu." Jabatan tangan Nolan lepaskan, tangannya beralih mengambil satu piring berisi sarapan Hayes pagi ini.

Hayes dengan pelan menggelengkan kepalanya, dia tidak mau makan, ini bukanlah makanan yang ia suka, dia tidak suka makanan yang mengandung telur seperti itu.

"Oh ayolah, kalau kau tidak mau Tuan Mal bisa marah nanti."

Hayes tetap tak membuka mulutnya, dia tidak perduli tentang kemarahan seorang Maldev, yang ia tahu bahwa ia tidak ingin memakan makanan yang di sediakan tersebut.

"Tuan Hayes, tolong kerja samanya ya, aku takut sekali kalau nanti Tuan Mal tahu kau tidak ingin makan."

"Biarkan saja, letakkan piringnya disana." Ujar Hayes, baru kali ini ia berbicara sedikit lebih panjang pada seseorang selain Maldev.

Nolan menghela napas pelan miliknya, ia menuruti apa yang Hayes mau, setelahnya ia kemudian berlalu, pekerjaannya masih banyak sekali dan harus ia selesaikan dengan segera.

Setelah kepergian Nolan, Hayes menghembuskan napas panjang miliknya. Memikirkan kehidupannya yang tidak tahu akan seperti apa, mungkinkah hidupnya akan seperti ini sampai akhir hayatnya nanti? Hidup sebagai seorang tawanan dan diperlakukan dengan tidak pantas. Hayes menatapi kakinya yang diborgol, pun dengan tangannya yang tak jauh berbeda. Ia sudah seperti orang sakit jiwa yang di kurung karena membuat onar saja, atau bahkan sebagai hewan peliharaan yang dirantai oleh majikannya.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang