Revenge. 23

618 74 27
                                    

"Lewis, mampir ke Toko Roti yang ada di persimpangan jalan."

Perintah dari Maldev itu Lewis angguki, setelah beberapa meter lagi mereka sampai mobil yang si kendarai oleh Lewis ini berhenti secara perlahan di sebuah Toko Kue yang memang masih buka hingga jam 8 malam.

Selagi Maldev masuk, Lewis berdiri di luar Toko, matanya awas menatap sekelilingnya yang nampak sedikit ramai malam ini, ia menoleh pada Maldev yang terlihat memilih Roti juga beberapa cake di dalam sana.

Tumben sekali pikirnya Tuan muda Maldev membeli hal-hal semacam ini sepulang dari kerja.

"Ayo, Lewis."

Lewis segera mengangguk, ia berputar arah menuju kemudi sedang Maldev sudah duduk di kursi penumpang, perjalan menuju pulang ke rumah tidak pernah terasa begitu secepat ini, tapi kenapa nampaknya malam ini mobil yang Lewis kendarai seperti punyai kekuatan super sehingga bisa begitu cepat sampai di rumah.

"Terimakasih untuk kerja mu hari ini, Lewis. Kalau kau mau ada beberapa bungkus rokok di dalam mobil." Setelahnya Maldev berlalu masuk ke dalam rumah, lewatkan tatapan mata bingung dari tangan kanannya alias Lewis sendiri orangnya.

"Jatuh cinta, ya?" Tanya nya seorang diri lalu segera berlari kecil untuk mengambil apa yang Bos nya tadi katakan, wajah yang biasanya tak berekspresi itu kita tersenyum lebar.

Kembali pada Maldev yang kini sudah masuk ke dalam rumah, ia berbelok menuju dapur dimana sudah ia yakini ada sang Papa juga pemuda 22 tahun yang berhasil membuatnya sadar bahwa ia sudah jatuh cinta.

"Roti titipan Papa." Katanya sembari letakkan bingkisan Roti itu di atas meja makan, tepat dihadapan Papa juga Hayes yang sedang berdiri menatap piring berisikan lauk-pauk makan malam mereka.

Papa naikan kedua alisnya kebingungan, karena seingatnya ia tak pernah menitip Roti pada putranya itu. "mmm— ada cake kesukaan kau juga Hayes, ku harap kau masih menyukainya." Perkataan Papa Maldev potong begitu saja, karena itu Papa tersenyum tipis dibuatnya. Ah, dia tau alasan di balik Maldev yang beralibikan membeli roti untuknya padahal itu semua hanyalah modus dari si bungsu untuk Hayes saja.

"Papa benar menitip Roti pada nya?" Tanya Hayes ketika Maldev sudah berlalu menuju kamarnya dan pertanyaan itu Papa angguki sebagai jawabannya. Hayes sendiripun tak ambil pusing tentang itu semua, syukur Maldev masih mengingat cake kesukaanya saja Hayes sudah.. ya sedikit terkesan. Hayes kira Maldev hanyalah ingat jika itu soal selengkangan saja, ups!

Beberapa menit berlalu Maldev muncul bersama Daddy yang menyusul tak lama, kini 4 orang yang berbeda usia itu sudah duduk untuk menikmati makan malam mereka hari ini, obrolan pun dimulai, dari Daddy yang bertanya mengenai bagaimana bisnis yang di pegang oleh Maldev. Kemudian berlanjut sampai obrolan tentang Papa yang bertanya soal Keluarga di Jepang ketika Papa meminta Hayes untuk kembali kesini.

"Baba awalnya tidak setuju, tapi ketika Nolan membujuknya dia akhirnya luluh juga." Hayes terkekeh, kalau mengingat bagaimana wajah tak rela Baba ketika hari keberangkatan Hayes menuju kemari.

"Kalau Rei, bagaimana?"

Kali ini Hayes tertawa, kalau Ayah ya jangan ditanya! "Biasa saja pada awalnya, tapi ketika aku sudah berjalan menjauh air matanya jatuh, dia menangis paling banyak bahkan melebihi Logan, Dad!" Tawa Hayes terdengar setelahnya, Maldev yang awalnya fokus pada cerita kini kehilangan fokusnya, ia justru fokus pada wajah Hayes yang baru kali ini ia perhatikan baik-baik, beruntung Hayes duduk tepat di hadapannya sehingga Maldev bisa leluasa menatap wajah rupawan Hayes saat ini.

"Ya ampun, mendengar nama Logan membuat ku jadi merindukan cucu ku itu." Kata Papa sembari letakkan tangan di depan dada, gestur memeluk anak dari Nolan juga Julian itu.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang