Tolong ingatkan pada Paman Reiden kalau seorang tawanan tidak mungkin bisa sebebas ini berkeliaran di rumah, bukan? Lalu ini apa? Apa yang baru saja ia lihat?
Benarkah Maldev menawan seorang pemuda? Bukan seorang anak kecil yang baru menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama, kan?
"Hei?"
"Oh, kau.. siapa?" Tanya Hayes ketika ia mendapati pria dewasa berdiri menjulang di atas nya, Hayes yang saat ini berada di ruang tengah sedang menonton TV segera berdiri dari duduknya, wajahnya mengernyit dengan tiba-tiba. "Bagaimana kau bisa masuk ke dalam, paman! Kau bukan penyusup, kan?"
"Kalau iya, memangnya kenapa?"
Paman Rei dengan semua kejahilannya berhasil buat Hayes mundurkan langkahnya, wajahnya mendadak pias seketika, ia panik sebab sekarang tidak ada Maldev, tidak ada Lewis, juga tidak ada siapapun disini bersamanya.
"Ja-jangan mendekat." Lirih Hayes ketika ia melihat pria tak di kenal ini datang mendekat kearahnya.
"Tawanan tak seharusnya bisa bebas berkeliaran seperti ini di rumah!"
Hal selanjutnya Paman Rei sudah membawa Hayes menuju kamar Utara, kamar yang sedari dulu Paman Rei ketahui memang di peruntukan untuk orang-orang yang keluarga ini tawan.
"Lepaskan Hayes! Hayes tidak mau disini! Lepaskan!" Hayes sudah sekuat tenaga memberontak, tapi sayang sebab tenanga nya jelas kalah jauh dibandingkan dengan Paman Rei sendiri, karena itu ia berhasil membawa Hayes ke dalam kamar nya sendiri dengan begitu mudahnya.
"Aku tahu sekali apa yang ada dalam pikiran orang-orang seperti mu ini! Maldev seharusnya tak boleh terlalu percaya!" Katanya setelah berhasil memasangkan borgol di tangan Hayes, ia berkacak pinggang sebelum benar-benar pergi dari ruangan ini dan tak lupa menguncinya.
"Heiii, Paman! Kenapa kau memborgol ku!?" Hayes meringis, melihat pergelangan tangannya yang di tawan seperti sebelum-sebelumnya berhasil membuat Hayes mendengus kesal. Pria aneh! Hayes tidak suka orang itu!
Lalu sekarang bagaimana? Siapa orang itu sebenarnya? Apakah dia kenal dengan Maldev? Hayes menghela napas kasar miliknya, tidak percaya bahwa dia kembali mendapatkan perlakuan selayaknya anjing peliharaan seperti ini.
Dimana Maldev?
Hanya pertanyaan itu yang saat ini bersarang dalam kepalanya. Lihat saja! Kalau Maldev pulang akan Hayes adukan semuanya!
•
Lapar, satu kata itu saja yang Hayes pikirkan dalam otaknya saat ini, dia tidak tahu sekarang pukul berapa sebab di dalam kamar ini tidak ada satu titik pun penerangan, kamarnya gelap gulita, tidak ada Nolan yang biasanya datang untuk antarkan makanan. Padahal siang tadi Nolan masih memasak di dapur saat Hayes sibuk menonton TV di ruang tengah, kemana Nolan pergi? Apalah Pria aneh itu melukai Nolan? Hayes harap tidak.
Hayes rasanya ingin teriak saja, tapi mengingat kalau ruangannya ini kedap suara buat Hayes urungkan niatnya karena memang percuma, jadi yang hanya bisa ia lakukan hanyalah duduk diam sambil menunggu seseorang datang dan membebaskannya.
Jadi ketika pintu kamarnya terbuka setelah sekian lama, Hayes senang luar biasa, ia mendongak hanya untuk melihat siapa sosok yang masuk ke dalam kamarnya ini, Nolan kah? Atau seseorang itu Maldev sendiri, besar harapan Hayes bahwa orang itu adalah Maldev.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Revenge | Markhyuck
FanfictionMaldev hanya ingin balas dendam untuk kakak perempuannya, tapi siapa sangka bahwa remaja 18 tahun yang ia culik ternyata jatuh cinta padanya. . Warning!!! 📌 1821+ 📌 BxB as Homoseks 📌 Markhyuck Area!! 📌 Tolong jangan salah lapak! Thx