Revenge. 24

518 65 18
                                    

Siang ini Maldev berjalan cepat menuju kamar inap rumah sakit dimana sang Papa di rawat, langkah lebarnya buat siapa saja yang berpapasan lebih dulu memilih mengalah, sebab aura yang Maldev tunjukkan bisa buat siapa saja ya melihatnya bergidik ngeri karenanya.

"Maldev.." suara lirih itu terdengar ketika Maldev masuki ruangan VVIP ini dengan wajah khawatir miliknya, tapi yang di khawatirkan justru tersenyum lembut menatap Putra bungsunya ini.

"Papa baik-baik saja." Ujarnya masih dengan senyum tipis yang terpatri di wajah pucat miliknya.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan nada lirih, khawatir pada kondisi sang Papa yang lemah seperti ini, tangan Maldev terulur untuk genggam tangan sang Papa, lalu ia mendekat hanya untuk beri kecupan pada kening Papa.

"Hanya lelah saja, Maldev, tidak perlu khawatir." Theo terkekeh melihat bagaimana reaksi yang Maldev tunjukkan saat ini. Sedang Maldev sendiri hanya bisa menatap nanar ke arah sang Papa.

Banyak ketakutan yang ada dalam diri Maldev ketika melihat kondisi laki-laki di hadapannya kini, bagaimana pula Maldev tak khawatir jika ia tiba-tiba saja mendapatkan kabar bahwa Papa dilarikan ke rumah sakit, padahal sebelumnya Papa nambak baik-baik saja.

Sedang di lain tempat Jason juga Hayes yang saat ini menunggu di luar ruangan tak henti menatap gelisah ruangan yang Daddy masuki bersama dokter yang memeriksa Papa tadi, tak lama Daddy keluar dengan wajah lelah miliknya.

"Dad? Bagaimana? Apa kata Dokter?" Todong Hayes, ia tatap serius Daddy yang hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan yang Hayes layangkan.

"Dad?" Panggil Hayes lagi sebab Jason tak kunjunh menjawab pertanyaan yang ia berikan, ia justru melihat Jason Neonnor menatap kosong lantai saat ini.

"Daddy? Everything is fine, right?" Tanya Hayes sekali lagi, ia bahkan sudah letakkan tangannya pada bahu Jason sendiri, sedikit mengguncang tubuh itu agar kembali sadar dari keterdiamannya.

"Oh Tuhan.. Hayes.. Papa, Hayes." Katanya tak lama kemudian, tubuh Papa sudah lungkai di dalam dekapan Hayes.

"Dad.. ada apa? Papa kenapa?"

Jason gelengkan kepala nya, "bagaimana hidup ku kalau tanpa dia disisku? Tidak.. tidak akan bisa, aku tahu dosa ku terlalu banyak, tapi kenapa seperti ini balasannya?" Katanya lirih, nada yang Daddy ucapan sukses buat Hayes meneteskan air matanya, ada apa? Ada apa dengan Papa?

"Dokter bilang cancer nya sudah menyebar, sudah stadium akhir, Hayes. Suamiku sudah tidak punyai sisa hidup yang lebih banyak lagi, kenapa? Kenapa harus dia? Kenapa tidak aku saja?"

Hayes tak bisa apa-apa ketika mendengar Daddy berkata seperti ini, selama ia mengenal baik keluarga ini, ia tidak pernah melihat seorang Jason Neonnor serapuh saat ini, jadi yang hanya bisa Hayes lakukan hanyalah berikan pelukan semampu yang ia bisa.

"Papa pasti sembuh, Dad, karena Papa orang yang kuat."

Jason tak menjawab, tapi ia anggukan kepala, berharap apa yang Hayes ucapkan itu memang benar-benar Tuhan dengar dan sudi untuk kabulkan, karena menurut apa yang ia dengar dari Dokter yang mengetahui tentang kondisi Theo– suaminya itu sudah sulit untuk sembuh, dengan pengobatan seperti kemoterapi saja tidak menjamin Theo akan sembuh nantinya.

"Dad, tenangkan dirimu. Daddy tidak mungkin menemui Papa dengan kondisi seperti ini, itu akan mengundang tanya bagi Papa nanti, ayo Dad, kita harus semangat demi Papa."

Maldev pejamkan matanya erat-erat lalu mengangguk, sebisa mungkin berdiri dengan kakinya sendiri setelah terpuruk sebab mendengar kabar yang tak mengenakan barusana.

Hayes benar, ia tidak mungkin tunjukkan sedihnya ini pada sang suami tercinta. Oleh karena itu Jason usap air matanya kasar, "duluan saja, nak. Nanti Daddy menyusul, kalau Papa bertanya, katakan saja Daddy ke Toilet."

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang