Sudah terhitung 1 minggu Hayes berada disini, kegiatannya tentu saja tak ada? Memangnya apa lagi yang bisa Hayes lakukan disini? Ah, mungkin sekedar menemani Papa bercerita sambil mengeteh, lalu memasak bersama, dan terakhir Hayes hari ini ingin berjalan menuju kamar Utara.
Banyak yang ia rindukan dari kamar itu terutama pada taman di mana tempatnya selalu menyendiri, duduk di atas ayunan sambil membaca buku.
Ketika ia sampai pintu kamar Utara tak terkunci, sedangkan Hayes sendiri tak menaruh rasa curiga barang sedikitpun sehingga ia masuk seperti biasa, tak ada yang berubah, mungkin semenjak dirinya pergi kamar ini tak pernah lagi ada penghuninya. Apa mungkin tempat yang ia rindukan sudah tak terurus? Mengingat sudah 4 tahun berlalu semenjak ia pergi.
Pintu di buka, udara sejuk persis 4 tahun yang lalu seakan membawanya kembali ke masa itu. Hayes langkahkan kakinya menyusuri semakin dalam taman di samping Kamar Utara ini, kepalanya tengah berpikir apakah ayunan itu masih ada atau sudah Maldev hilangkan entah kemana.
Nyatanya pertanyaan itu kembali mendapatkan jawaban ketika ia masih melihat ayunan bercatkan putih itu masih berada di posisi yang sama, bedanya sudah ada lapisan yang berada di atas dudukan ayunan tersebut agar yang mendudukinya terasa nyaman.
Mungkin Papa sering berada disini untuk membaca buku seperti dirinya dulu. Atau mungkin ada orang lain yang berada disana seperti saat ini contohnya.
"Maldev?"
Mata yang awalnya terpejam itu kini terbuka secara perlahan, tatap Hayes dalam diam. Sampai pada akhirnya Hayes kembali membuka suara, "kau.. sedang apa disini?"
Maldev tak menjawab, lebih memilih pejamkan mata kembali, sebab pria 28 tahun itu tengah merasakan jantungnya yang kembali berdetak dengan cepat, mungkin kalau ia sama polosnya seperti Hayes 4 tahun yang lalu, Maldev sudah katakan bahwa ia nampaknya sakit, sebab detaknya terlalu kencang hanya karena seorang Hayes berdiri di hadapannya seperti sekarang ini.
"Menenangkan diri, kau sendiri?" Pertanyaan itu Maldev layangkan pada Hayes yang kini sudah berjalan menuju bangku kayu yang entah sejak kapan berada disana, karena setahunya dulu bangku itu belum ada.
"Kau sedang tidak baik-baik saja?"
"Hmm.." Gumam Maldev tanpa melihat kearah Hayes, ia bahkan tak merubah posisinya yang tengah tertidur di atas ayunan tersebut.
Maldev serius ketika mengatakan bahwa ia sedang menenangkan diri, dari rasa tak nyaman di dada karena terlalu kencang bekerja.
Beberapa menit berlalu tak ada obrolan kembali diantara mereka, karena itu Maldev pikir Hayes sudah berlalu dari tempatnya, karena itu perlahan Maldev buka matanya, tangannya ia bawa untuk tepuk-tepuk dada nya sendiri, helaan napas berat dari Maldev pun terdengar.
"Kau nampak gelisah."
Suara itu sukses buat Maldev hampir terjatuh dari tempat nya, ternyata Hayes masih berada disana, perhatikan Maldev dalam diamnya.
"Kau masih disini?!"
Hayes naikan kedua alisnya lalu anggukan kepala, matanya kemudian memperhatikan sekitar "Tak ada yang berubah, kau merawat tempat ini dengan baik, apa kau sering berada disini, Maldev?"
"Ya, tempatnya nyaman." Alibinya, padahal tempat ini merupakan saksi bisu bagaimana seorang Maldev merindukan seorang Hayes di setiap harinya.
Hayes mengangguk lalu berdiri dari tempatnya duduk, "kalau begitu maaf sudah mengganggu, aku duluan." Hayes kemudian berlalu, tinggalkan Maldev yang sebenarnya enggan untuk di tinggalkan tapi terlalu takut untuk meminta Hayes tetap tinggal bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Revenge | Markhyuck
FanficMaldev hanya ingin balas dendam untuk kakak perempuannya, tapi siapa sangka bahwa remaja 18 tahun yang ia culik ternyata jatuh cinta padanya. . Warning!!! 📌 1821+ 📌 BxB as Homoseks 📌 Markhyuck Area!! 📌 Tolong jangan salah lapak! Thx