Pagi ini Maldev dengan terburu berjalan menuju kamar Nolan untuk mengecek kondisi Hayes yang Nolan beritahukan tidak enak badan, setelah Hayes tidak mau berada di kamar Utara ia memperbolehkan Hayes untuk tinggal di kamar Nolan, jadi selama dua hari ini Hayes selalu berada di kamar pemuda Oliver itu. Hayes bahkan masih enggan untuk bertemu dengan Maldev sendiri dan Maldev mewajarkan akan hal itu.
Ketika Maldev sampai, benar apa yang Nolan katakan, suhu tubuh Hayes hangat. Maldev menoleh pada Nolan yang setia berdiri di belakangnya, menatap khawatir pada Hayes yang masih tertidur dengan gelisah.
"Berapa suhu tubuhnya?"
"Terakhir aku cek 39, Tuan Mal."
"Astaga, suhu nya tinggi."
Nolan mengangguk, ia segera meminta Nolan untuk mengganti pakaian Hayes sedangkan ia sendiri keluar dari kamar untuk menghubungi Dokter pribadinya.
"Bawa semua perlengkapan Hayes, Nolan. Kita pindahkan saja ke kamar ku." Ujarnya setelah kembali dari luar buat Nolan yang mendengarnya sedikit tidak percaya, kamar pribadi Tuan Maldev?
"Nolan, ayo!"
Nolan tersentak lantas mengangguk cepat, buru-buru bawa semua apa yang dibutuhkan untuk Hayes sendiri, sebab Tuan Maldev sudah lebih dulu berjalan dengan membawa Hayes di gendongannya.
Sesampainya di kamar pribadi milik Maldev sendiri, Nolan nampak canggung, sebab ruangan ini tidak pernah di masuki oleh siapapun itu, suasana dalam kamar ini pun sangat mencekam sebab di dominasi warna hitam.
Nolan bisa lihat bagaimana Maldev membaringkan Hayes dengan hati-hati, seolah Hayes merupakan benda yang amat rapuh, sehingga jika Maldev tak hati-hati benda itu akan rusak tak berbentuk setelahnya, padahal nyatanya sudah ada yang tak berbentuk lagi dalam diri Hayes, yaitu hatinya dan itu semua karena ulah Maldev sendiri.
"Engg.. Mama.."
Mereka yang mendengar bagaimana gumaman lirih itu sama sekali tak bergeming di tempatnya, merasa kasihan juga khawatir dengan kondisi Hayes sekarang.
Tak berapa lama Dokter yang Maldev hubungi datang juga, ia datang bersama dengan beberapa penjaga yang mengawasinya juga sebagai penunjuk arah dimana Boss mereka berada.
"Saya izin memeriksanya, Tuan Maldev."
Maldev mengangguk, lalu membiarkan Dokter pribadinya ini memeriksa Hayes terlebih dahulu, matanya menatap dengan awas bagaimana gerak-gerik yang Dokter itu lakukan, meskipun Dokter Robert merupakan Dokter pribadi Maldev sendiri, Maldev masih menaruh rasa khawatir jika saja Hayes terluka dengan tidak sengaja nantinya.
"Bagaimana, Dokter Robert?" Tanya Maldev ketika Dokter Robert sudah selesai memeriksa Hayes sendiri.
"Siapa nama pemuda ini, Tuan Mal?"
"Hayes."
"Baiklah, nampaknya Tuan Hayes kekurangan cairan atau biasa kita menyebutnya dehidrasi, namapaknya Tuan Hayes juga mengalami stres karena terlalu berat memikirkan sesuatu, itu sebabnya Tuan Hayes bisa sampai sakit seperti ini. Tidak perlu khawatir, 2 atau 3 hari kedepan Tuan Hayes akan jauh lebih membaik, saya resepkan obat terlebih dahulu, saya pasangkan juga infus, apa tidak masalah Tuan Mal?"
Maldev mengangguk kembali, apapun asal Hayes sembuh dan tidak dalam kondisi seperti ini, sungguh Maldev tidak suka melihatnya.
"Tolong bantuannya, dokter."
Dokter Robert tersenyum lalu mengangguk, setelahnya ia segera memasangkan infus pada Hayes, baru setelahnya membuat resep obat untuk Hayes nantinya.
Beberapa waktu berlalu, setelah Dokter Robert pulang dan Maldev kini hanya berdua dengan Hayes di kamarnya– bukan di kamar Utara yang biasanya mereka pakai untuk berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Revenge | Markhyuck
FanficMaldev hanya ingin balas dendam untuk kakak perempuannya, tapi siapa sangka bahwa remaja 18 tahun yang ia culik ternyata jatuh cinta padanya. . Warning!!! 📌 1821+ 📌 BxB as Homoseks 📌 Markhyuck Area!! 📌 Tolong jangan salah lapak! Thx