Revenge.3

4K 403 26
                                    

Warning: terdapat adegan kekerasan.

"Apa tidurmu nyenyak?"

Hayes meringis ketika kesadarannya benar-benar terkumpul, ia kemudian membuka kedua matanya dan mendapati laki-laki bajingan ini berada tepat di hadapannya. Tatapan mata tajam sontak ia layangkan untuk Maldev, tangannya ia gerakan seperti sebelum-sebelumnya dengan harapan akan terbebas.

Maldev terkekeh, "rupanya tidak ya?" Maldev ulurkan tangannya untuk mengusap pelan pipi Hayes. Senyum miringnya tercetak, ia tidak akan membiarkan Hayes tidur nyenyak sampai kapanpun itu. Sama halnya dengan apa yang sudah Nora rasakan sebelumnya.

"Jadilah anak yang baik, dengan begitu aku akan memperlakukan mu sedikit baik juga."

"LEPASKAN AKU BAJINGAN! AKU TIDAK AKAN SUDI MELAKUKAN APA YANG KAU MINTA. KAU LAKI-LAKI LICIK YANG MENJIJIKAN!!"

Maldev memejamkan matanya, mengambil tisu yang tersedia untuk mengelap bagian wajahnya yang kotor akibat Hayes yang meludahinya. Setelah selesai membersihkan, Maldev tersenyum tipis, matanya menatap tajam ke arah Hayes yang masih setia menatapnya dengan tatapan bengis milik pemuda itu.

"Arghh!" Hayes menjerit kesakitan, kepalanya mendongak karena cengkraman yang Maldev lakukan pada rambut milik Hayes sendiri. Rasanya perih dan sakit, Hayes yakin kepalanya akan terasa pusing setelah ini.

"Bocah sialan!" Maldev melepaskan cengkraman tangannya pada rambut Hayes, langkah kakinya membawa Maldev ke arah kedua kali Hayes yang masih di rantai, membukanya lalu setelahnya beralih ke kedua tangan Hayes yang masih terborgol, menariknya dengan kuat sehingga buat rantai yang dikaitkan di ujung ranjang terlepas dengan begitu mudahnya.

"Apa yang akan kau lakukan! Lepaskan aku!" Hayes berusaha melepaskan diri, ini adalah kesempatannya untuk meloloskan diri, tapi sayang sebab tenaga yang Maldev berikan untuk Hayes terlalu besar.

Hayes masih memberontak ketika dirinya di bawa ke sudut kamar, tubuhnya di putar sehingga menghadap ke arah kasur, tangannya kemudian di bawa kebelakang tubuhnya, disatukan dan borgol kembali tak berbeda dengan kedua kakinya yang juga diperlakukan sama.

"Sialan, lepaskan aku bangsat!"

Maldev memundurkan langkahnya, terkekeh menatapi Hayes yang emosinya tengah meluap seperti ini. Maldev menggeleng kepalanya, kedua tangannya ia bawa ke sisi pinggangnya.

"Tidak akan sebelum aku memulai permainannya, ohh.. atau mungkin kau akan menjadi tawanan ku selamanya." Maldev tersenyum miring, menunjukkan ekspresi wajah yang benar-benar membuat Hayes muak bukan main.

Kalau saja Hayes mampu melepaskan diri sudah dari lama ia akan membunuh laki-laki yang berada di hadapannya saat ini. Mata tajam milik Hayes mengikuti kemana Maldev pergi, pemuda itu mengarah ke arah lemari berwarna putih yang berada tempat di samping kasur.

Gunting.

Untuk apa laki-laki gila itu mengambil gunting?

Apa pemuda itu akan membunuhnya menggunakan gunting? Tidak mungkin kan? Kalau iya itu akan sangat menyakitkan pikir Hayes.

"Apa yang kau lakukan?" Hayes jelas panik, sebab Maldev kini mengarahkan gunting tersebut pada bagian lehernya. Kalau memang ini akhir hidupnya maka Hayes akan berdoa semoga hidup laki-laki di hadapannya ini tidak akan tenang sampai kapanpun itu. Tapi cukup lama Hayes memejamkan matanya menunggu apa yang akan terjadi padanya kini tak kunjung terjadi, ia beranikan diri untuk membuka kedua matanya kembali.

Hayes menatap tak percaya pada baju yang ia pakai sudah dirobek menggunakan gunting yang Maldev gunakan.

"Apa yang akan kau lakukan?"

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang