Revenge. 28 🔞

999 74 14
                                    

Sebenarnya rasa cinta yang Hayes punya untuk Maldev tidak pernah padam, tapi coba ia padamkan adalah sebuah faktanya, melihat bagaimana Maldev bersikap dahulu buat Hayes yakini bahwa Maldev tak lebih menganggapnya orang lain, bertambah yakin pula ketika dirinya ikut keluarga Paman Reiden Maldev nampak tak rela di awal saja, karena seperti apa yang Maldev sendiri katakan bahwa selama 4 tahun itu tak ada satu kali pun Maldev berniatan menemui Hayes sendiri.

Darisana Hayes semakin yakin bahwa Maldev benar-benar tak pernah menganggapnya ada, mungkin bahagia yang Maldev berikan dulu karena pemuda itu merasa kasihan pada Hayes sendiri– di kurung berbulan-bulan lamanya, beruntung Hayes memang tak ada niatan untuk kabur, bisa jadi darisana Maldev menuruti apa yang Hayes mau, itu pikirnya dulu.

Hingga pada akhirnya Papa meminta Haues untuk kembali ke kediaman Neonnor untuk alasan menjaganya sebab Papa mengatakan bahwa ia sudah sakit-sakitan dan mau Hayes yang mengurusnya.

Awalnya seperti apa yang Hayes katakan, ia keberatan, bukan soal mengurus Papa tapi soal dia yang akan bertemu Maldev kembali, ia takut nantinya rasa yang sudah ia coba padamkan itu tersulut kembali.

Tapi nampaknya Tuhan keberatan dengan jalan pikiran Hayes yang seperti itu, karena terbukti nyatanya Maldev yang lebih dulu tunjukkan pada Hayes kalau laki-laki 28 tahun itu juga sebenarnya menaruh rasa padanya, ditambah lagi Papa meyakinkan itu semua dengan menceritakan sebuah terkaannya pada si putra bungsu.

Karena sudah mengetahui pasti bahwa cintanya tak bertepuk sebelah tangan seperti dulu, Hayes biarkan malam ini Maldev kukung dirinya di bawah tubuh besar laki-laki Neonnor ini.

Ia terima semua bentuk cinta yang Maldev beri untuknya, kalau biasanya hanya ada gurutuan ketika Maldev menciumnya, malam ini Hayes biarkan Maldev gerayangi seluruh permukaan kulitnya tanpa ada gerutuan seperti sebelum-sebelumnya.

Hayes terima ketika bibir Maldev menyentuh kulit lehernya, Maldev bahkan menyesap hingga Hayes keluarkan lenguhan karenanya.

"Hayes.."

Panggilan itu buat Hayes buka mata nya yang kini sudah sayu, tatapi wajah Maldev tepat di atasnya kini, tangannya ia bawa untuk menyentuh pipi Maldev. "Ya, Maldev? Tanya Hayes dengan senyum tipis nya.

"Apa tidak apa-apa?"

Hayes mengangguk, "ya, aku milikmu malam ini, Tuan Neonnor."

"Hanya malam ini?"

Hayes tersenyum lalu gelengkan kepalanya, "sampai seterusnya." Katanya kemudian, buat Maldev yang mendengarnya kembali satukan kedua belah bibir mereka dan Hayes tentu menyambutnya dengan senang hati pula.

Kegiatan mereka yang sempat tertunda kini kembali berlanjut, suasana semakin memanas, nafas keduanya sudah tak beraturan.

Hayes rasanya ingin menangis detik ini juga ketika merasakan bagaimana Maldev memberikan stimulus pada seluruh tubuhnya, hingga di tahap inti Hayes sedikit panik, takut kalau milik Maldev tak bisa masuk pada hole nya.

"Kalau kau belum siap, sebaiknya kita akhiri sampai disini saja, Hayes, aku takut menyakitimu."

Wajah khawatir Maldev ketika mengatakannya dapat Hayes tangkap dengan jelas, keningnya yang basah karena keringat itu Maldev kecup tanpa rasa jijik sedikitpun.

Melihat itu Hayes gelengkan kepalanya, mereka sudah sejauh ini dan Hayes tidak mau membuat Maldev kecewa, karena itu ia berusaha tenangkan dirinya, maklum ini baru kali pertama Hayes melakukan hubungan intim, jadi wajar saja kalau Hayes setakut ini sekarang.

"Kau tidak akan menyakitiku, kan?"

Maldev terkekeh, tatapan polos itu seakan membawa Maldev pada 4 tahun lalu dimana Hayes sering kali menatapnya dengan tatapan seperti saat ini sekarang, ia lantas gelengkan kepalanya, "tidak, trust me, Hayes." Maldev lagi-lagi satukan kedua belah bibir mereka, mungkin setelah ini bibir Hayes adalah salah satu bagian paling favorit bagi Maldev sendiri.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang