Revenge. 12

712 65 6
                                    

Rupanya bahagia Hayes hari ini menular bagi siapa saja yang melihatnya, ya semuanya. Sebab ketika di perjalanan pulang dan mereka sampai di kediaman keluarga Neonnor semua nampak tersenyum pula, mungkin mereka merasa lega, apalagi yang melihat langsung bagaimana Tuan muda Maldev juga ikut bahagia karena pemuda yang statusnya adalah tawanannya sendiri.

"NOLAN!" Seru Hayes ketika ia bertemu Nolan di ruang tengah, ia segera berlari dan lepaskan tautan tangannya pada Maldev.

"Hayes, astaga.." Nolan terkekeh, terima pelukan Hayes yang erat di tubuhnya ini, untung saja mereka tidak terjatuh. "Bahagia?" Tanya Nolan setelahnya, senyum lembut Nolan terpatri di bibirnya dan Hayes mengangguk dengan cepat di sertai senyum cerahnya.

"Bahagiaaa! Maldev mengajak Hayes ke pantai, Nolan! Hayes senang! Lain kali Nolan harus ikut! Kita harus main air bersama-sama!" Katanya dengan menggebu buat Nolan kembali terkekeh, ia anggukan kepala saja sebab Maldev sudah dekat jaraknya dengan mereka.

"Nolan bawa Hayes ke kamarnya."

Nolan mengangguk patuh ketika mendengar titah yang Tuan nya ini berikan, "Ayo Tuan Hayes, kita ke kamar mu."

Hayes mengangguk, "Dah Maldev, terimakasih untuk hari ini!" Katanya sembari lambaikan tangan, salam perpisahan itu Maldev balas dengan gestur yang sama pula.

"Jake, dimana Julian?" Tanyanya ketika ia sudah sampai di sisi lain rumah Neonnor ini. Jake membungkuk hormat sebelum menjawab, "ruang tembak Tuan Mal." Katanya dengan tegas juga tanpa ekspresi sama sekali. Maldev mengangguk lalu membawa dirinya menuju ruang yang Jake sebutkan. Dalam hati bertanya sudah berapa lama sahabatnya itu disana, apakah semenjak ia pergi bersama Hayes? Atau mungkin bisa lebih lama dari itu?

"Payah." Hardik Maldev, ia tersenyum miring lalu sandarkan tubuh pada dinding, kedua tangannya ia masukan kedalam saku celana yang ia pakai. Di tempatnya berdiri Julian tak bergeming, sebab pikirannya memang saat ini tengah kacau balau karena perjodohan yang orang tuanya lakukan.

Ayolah ini bukan jaman kerajaan, lagipula Julian punyai wajah yang bisa di katakan di atas rata-rata, tidak dijodohkan pun Julian pasti bisa mendapatkan pasangan dengan mudahnya, tapi ini tentu saja bukan sekedar persoalan jodoh, ada hal lain yang terikat di belakangnya.

"Kapan kau akan pulang?"

Julian menghela napas panjang, pemuda itu terlihat lelah, ia kemudian mundurkan langkah, letakan kembali sejata api yang baru saja ia gunakan. "Tidak tahu, rasanya aku tidak akan mau kembali kesana, sialan wajah si tua itu menyebalkan sekali!" Julian mendengus sedang Maldev sudah tertawa mendengarnya.

"Dia ayah mu, omong-omong."

Setelah itu keduanya sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing sebelum Maldev kembali buka suara, "Pulanglah, katakan kalau kau tidak mau menikahi perempuam itu."

"Lalu setelahnya bagaimana? Menyesali keadaan karena dia mengusik Nolan bahkan sampai menghilangkan nyawa Nolan sendiri?" Julian menggebu, ia nampak benar-benar frustasi dan Maldev tak pernah melihat sahabatnya seperti ini sebelumnya, ini perdana bagi seorang Julian Lachlan hampir dibuat gila karena seorang pemuda yang 4 tahun lebih muda darinya itu, pemuda yang bekerja sebagai pelayan di rumah Neonnor ini.

"Shit! Apa maksud mu?!" Tatapan tajam Julian berikan pada Maldev sebab pemuda itu baru saja memukul kepala bagian belakangnya secara tiba-tiba.

"Kau memang bodoh kalau menyangkut cinta, perkataan ku tak kau dengarkan sama sekali Tuan Lachlan?"

Julian putar bola matanya malas sebab Maldev memanggilnya dengan nama sialan itu, "Julian, namaku Julian! Perkataan yang mana yang kau maksud? Soal Nolan yang belum aku ketahui keturunan siapa?"

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang