Revenge. 22

660 71 20
                                    

"Teh?"

Maldev tersentak ketika ia mendengar tawaran Teh dari seseorang yang jelas ia ketahui siapa pemiliknya. Di hadapannya Hayes berdiri sembari ulurkan satu gelas teh hangat pada Maldev dan ia dengan senang hati menerima.

"Belum tidur?"

"Tidak bisa."

Setelah menyeruput Teh Hangat buatannya sendiri Hayes letakan Teh tersebut di sisi kanannya, tangannya ia letakan pada sisi tubuhnya lalu menatap Maldev yang saat ini tak jauh berbeda dengan apa yang ia lakukan saat ini.

"Kenapa?"

Maldev angkat bahunya sebagai tanda bahwa ia juga tidak mengerti kenapa ia sulit untuk tidur malam ini, dan Hayes kini sudah menatap Maldev dalam diamnya, coba menebak apa yang tengah Maldev pikirkan meskipun ia tidak mendapatkan apa-apa setelahnya.

"Kau selalu berada disini ketika pikiran mu sedang tak baik-baik saja?"

Maldev anggukan kepala, masa bodo tentang Hayes yang mengetahui bahwa ia saat ini sedang tidak baik-baik saja, banyak yang saat ini tengah Maldev pikirkan; pekerjaan, hidupnya, Papa, juga yang terakhir bagaimana caranya ia perbaiki hubungannya dengan pemuda yang ia ajak berbicara ini.

"Kau sendiri?"

Hayes gelengkan kepala atas pertanyaan itu, ia sebenarnya tidak tahu juga kenapa malam ini ia sulit untuk tidur, tidak biasanya, oleh karena itu ia memutuskan untuk menuju ke Kamar Utara dan mendapati Maldev juga disana dengan posisi yang selalu sama– tertidur di atas ayunan dengan lengan yang bertumpu pada wajahnya, nampaknya Maldev dan taman kamar ini sudah menjadi satu. Darisanala pula Hayes berinisiatif membuatkan Teh hangat untuk dirinya juga Maldev.

"Apakah setelah aku, kamar ini ada penghuni barunya?"

Maldev tak langsung menjawab, ia justru perhatikan Hayes yang saat ini tengah melihat lampu-lampu kecil berwarna kuning di atasnya. Lampu yang Maldev sengaja pasang untuk menerangi juga mempercantik taman ini setelah di tinggalkan pemilik lamanya, dan orang itu jelas kini berada tepat di sini, bersama dengan Maldev sendiri.

Jawabannya tentu tidak, karena Maldev memang tidak seburuk itu, "Menurutmu?"

Mendengar Maldev kembali lemparkan pertanyaan buat Hayes putar bola matanya malas, "ya mana ku tahu."

Maldev terkekeh karena ekspresi yang Hayes tunjukkan, ini pertama kali baginya melihat Hayes seakan muak dengan pertanyaan yang ada juga bagaimana kata-kata ketus itu keluar dari bibir mungil nan berisi milik pemuda yang lebih muda.

"Oh.. atau mungkin kamar ini masih kau gunakan untuk bersenang-senang, ya?"

Pertanyaan itu memang terlihat biasa saja jika orang lain yang mempertanyakannya, berhubung Hayes lah yang bertanya Maldev merasa sedikit tak enak hati, karena jujur setelah waktu itu Maldev tak pernah lagi menyewa seorang wanita untuk melakukan hal-hal seperti itu.

Maldev mendengus, tatap Hayes yang kini terlihat menunggu jawabannya. "Tak usah membahas hal seperti itu." Katanya dengan malas, Maldev alihkan pandangan pada uap yang di hasilkan dari Teh di sampingnya, dan Hayes setuju untuk itu, tidak berguna juga sebenarnya.

"Bagaimana kabar mu?"

Hayes kerutkan aslinya ketika mendengar Maldev layangkan tanya seperti barusan, apa maksudnya?

"Seperti yang kau lihat, apakah aku terlihat sakit di mata mu? Tuan Neonnor?"

Maldev terkekeh, ia tahu bahwa pertanyaan itu memang sedikit aneh mengingat bahwa Hayes sudah berada di rumah ini sekitar 2 minggu kurang lebih, Maldev akui bahwa pertanyaan itu sudah basi untuk ia berikan pada Hayes, tapi ketahuilah bahwa bukan hanya soal kabar yang ingin Maldev ketahui.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang