Revenge. 20

1K 98 20
                                    

4 tahun kemudian

+

Hayes menarik napas dalam lalu membuangnya secara perlahan ketika ia kembali ke rumah ini, rumah yang– entahlah Hayes sendiri juga bingung bagaimana cara mendefinisikannya. Sekarang umurnya sudah menginjak 22 tahun, koper di geret temani langkahnya semakin masuk ke dalam rumah ini.

"Hai, Lewis." Sapanya pada seseorang yang ia kenal sekali siapa orangnya.

"Selamat datang kembali, Tuan Hayes." Sapa Lewis kembali, tubuhnya ia bungkukan sebagai tanda hormat pada pemuda yang baru saja kembali kerumah ini lagi, bukan sebagai tawanan Tuan Maldev melainkan sebagai salah satu anak Tuan Reiden.

Senyum Hayes terulas tipis lalu kembali lanjutkan langkahnya, di dalam ia disambut penuh suka cita oleh Theodore.

"Sayang.." Senyum teduh itu tak pernah berubah, selalu sama tersematkan pada wajah sempurna miliknya.

"Papa.." Hayes tinggalkan kopernya di belakang, kaki jenjangnya membawa tubuh indahnya menuju Theodore yang sudah rentangkan tangan menyambut kedatangan Hayes.

"Papa nampak kurus dari yang terakhir kali aku lihat." Katanya sebelum lepaskan pelukan mereka.

Theo tersenyum lembut, "itulah kenapa aku meminta mu kemari, semua orang di rumah ini terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, padahal aku sedang sakit begini!" Katanya dengan sedih buat Hayes layangkan senyum lembut pada Pria yang ia panggil dengan sebutan Papa ini.

"Sekarang tidak perlu khawatir, ada aku disini yang akan menjagamu, Papa."

Theo mengangguk, "terimakasih sudah mengambulkan kenginanku, Hayes." Tangannya terulur untuk elus pipi Hayes dengan lembut, akhirnya setelah sekian lama pemuda yang sudah ia sayangi seperti anaknya ini kembali satu atap dengannya.

"Sebaiknya kau istirahat dulu, Hayes. Perjalanan dari Jepang menuju kemari pasti sungguh melelahkan. Papa antar menuju kamar mu."

Hayes mengangguk, lalu kembali pada kopernya yang sempat ia tinggalkan, ia mengikuti langkah Papa membawanya, di lantai dua dimana kamar Maldev berada.

"Disini kamar mu, kalau butuh apa-apa katakan saja pada Bibi Debora ya, sayang. Papa ke kamar dulu." Setelah itu Theo berlalu, tinggalkan Hayes di depan pintu kamar baru nya ini.

Kenapa harus di samping kamar Maldev, sih?

Meskipun sudah 4 tahun berlalu mereka tidak pernah bertemu kembali sejak saat itu, Hayes cebikan bibirnya sekilas, ya tidak masalah, toh mereka tidak ada hubungan apa-apa, mungkin saat ini hanyalah sebatas saling mengetahui satu sama lainnya, bahkan Hayes juga tidak tahu apakah Maldev mengetahui kalau ia berada di sini untuk waktu yang tak bisa di tentukan.

Ketika Hayes masuk, ia tersenyum tipis melihat bagaimana suasana kamarnya ini, tentu saja nyaman. Hayes tak perlu repot-repot berpikir siapa seseorang yang berinisiatif membuat suasana kamarnya menjadi begini, sudah pasti orangnya adalah Papa sendiri.

4 tahun ya?

Tidak terasa dalam waktu empat tahun ini hidup Hayes berubah begitu saja, dari yang awalnya sebatang kara kini ia sudah punyai keluarga yang menyayanginya dengan tulus, menganggapnya seperti anak sendiri bahkan Hayes sudah secara resmi menjadi bagian keluarga Oliver.

Benar, semenjak Hayes ikut keluarga Oliver atau lebih di kenal dengan keluarga Nakamoto 4 tahun yang lalu, awalnya Hayes nampak canggung, ia hanya bisa santai kalau itu dengan Nolan atau dengan Paman Willie, begitu dulu ia memanggilnya. Sampai pada akhirnya Paman Reiden mengangkatnya sebagai anak secara resmi di tahun kedua Hayes bergabung dengan keluarga itu.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang