Revenge.9

4.1K 396 19
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Maldev untuk sampai kembali di negara kelahirannya ini, setelah berbicara dengan sang ayah beberapa jam yang lalu Maldev langsung terbang kembali ke negara asal. Tujuannya hanya satu yaitu menemui Hayes dan meminta maaf sedalam-dalamnya atas apa yang sudah ia perbuat pada kehidupan pemuda itu.

Maldev sadar betul bahwa dia sudah memporak-porandakan kehidupan seorang Hayes, merubah hidup pemuda Anthony itu bahkan dalam semalam saja. Gelap mata hanya karena sebuah dendam yang seharusnya tak coba ia lakukan.

Sifat buruk manusia yang satu itu memang tidak pantas untuk tertanam di dalam jiwa. Seharusnya Maldev tak gegabah seperti ini, 2 tahun sudah ia jalani semenjak Nora tidak ada, dua tahun itu juga ia menjadi manusia paling bodoh karena tidak mengetahui sebuah fakta tentang kakak perempuannya itu.

"Tuan Maldev?"

Maldev tak terlalu menanggapi panggilan Nolan yang terkejut karena malam ini boss nya itu sudah kembali.

"Dimana Hayes, Nolan?"

"Di.. ehmm itu dia di sofa depan TV, tuan Mal." Tunjuk Nolan dengan gugup, takut-takut kalau nanti Maldev memarahi Hayes yang sedang asik menonton TV di sana. Maka ketika Maldev berjalan dengan langkah lebar miliknya, Nolan mengekor dari belakang, menatap was-was pada Maldev yang kini sudah terdiam melihat ke arah Hayes dengan tatapan yang tidak bisa di jabarkan.

"Tolong lepaskan rantainya dari meja itu, Nolan." Nolan mengangguk dengan cepat, sedangkan Maldev sudah berjongkok sambil menatap ke arah Hayes yang tengah terlelap.

Maldev mengeraskan rahangnya, melihat Hayes tertidur seperti ini membuat Maldev semakin merasa bersalah kepada pemuda lugu ini. Dengan tiba-tiba, entah atas dorongan dari siapa, Maldev kini menyelipkan satu tangannya pada lutut Hayes sedangkan tangan yang satunya lagi ia selipkan pada leher belakang Hayes sendiri. Setelah memastikan Nolan selesai dengan tugasnya melepaskan rantai yang terkait pada kaki meja Maldev langsung mengangkat tubuh kurus itu dengan hati-hati.

"Terimakasih, Nolan. Kau boleh istirahat." Setelahnya Maldev berlalu dengan Hayes yang ada di dalam gendongannya. Meninggalkan Nolan yang menatap bingung serta was-was juga, takut kalau nanti Maldev melakukan hukuman atau apapun itu yang membuat Hayes sakit nantinya.

Sesampainya di kamar Utara, Maldev menidurkan Hayes dengan hati-hati, takut sekali kalau nanti pemuda pemilik kulit indah itu terbangun dari tidurnya.

"Maafkan aku." Maldev lihat lekat-lekat wajah manis yang Hayes punya, wajahnya polos sekali. Ternyata benar ya, kalau kata orang jika melihat seseorang yang kita sakiti dalam keadaan tidur, maka semua kesalahan yang kita perbuat dengan otomatis berputar di kepala, menghakimi diri sendiri atas apa yang sudah kita lakukan sebelumnya.

Dan Maldev sekarang merasakannya, rasa bersalah yang ia punya amat besar untuk Hayes. Apalagi dia membunuh satu-satunya keluarga yang Hayes punya, padahal kenyataannya Hendry tidaklah salah apa-apa.

"Maafkan aku.. Hayes." Katanya lagi dengan suara bergetar. Dan lagi, tanpa di duga Maldev mendekatkan wajahnya hanya untuk mengecup kening Hayes cukup lama. Yang beruntungnya si empunya tidak merasa terusik sama sekali.

Sedang di dunia lain, tepatnya di dunia mimpi Hayes tengah tersenyum bahagia. Tubuhnya berlari-lari kecil sambil berputar layaknya tak ada beban sama sekali.

Padang rumput luas tempatnya sekarang adalah tempat paling nyaman yang Hayes pernah rasakan. Ia tanpa henti menari-nari kecil bersama angin yang ikut bergabung bersamanya, membelai rambutnya dengan mesra.

"Haii?"

Hayes otomatis berhenti ketika sapaan itu terdengar, ia membalikkan badan dan tersenyum ketika mendapati seseorang yang ia kenal, yang ia anggap sudah seperti kakak perempuannya sendiri.

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang