Revenge. 17

950 92 32
                                    

"Hayes, kau sudah mandi?"

Hayes anggukan kepala atas pertanyaan yang Nolan berikan, ia kemudian membereskan semua pakaian kotornya sendiri.

"Berikan padaku, nanti akan ku cuci seperti biasanya."

Hayes gelengkan kepala, "tidak perlu, Nolan. Mulai sekarang Hayes mau bersihkan pakaian Hayes sendiri, apa boleh?"

Nolan tak berekspresi setelah mendengar permintaan itu, sebab ia tengah kebingungan sekarang, "kenapa?" Tanyanya kemudian.

"Tidak apa-apa, Hayes mau mandiri, tidak enak juga pada Nolan, apalagi Nolan bukan lagi pelayan dari keluarga ini." Ujar Hayes, terlebih Hayes cukup sadar kembali bahwa dia juga bukan bagian dari keluarga ini, jadi sedikit tidak etis jika ia diperlakukan seperti layaknya tuan rumah.

Ya, Hayes sudah mengetahui bahwa Nolan bukan lagi pelayan rumah ini melainkan anak dari pria yang waktu itu memborgolnya di kamar ini. Kalau tidak salah ingat, nama Paman itu adalah Paman Rei.

Huh, Nolan beruntung sekali sebab ia bisa mengetahui siapa Ayah nya sendiri yang ternyata merupakan kerabat dekat dengan keluarga ini juga keluarga Julian.

Hayes juga turut senang sebab itu tandanya hubungan Nolan juga Julian jelas akan di restui setelah ini.

Mengetahui bagaimana status Nolan sendiri buat Hayes jadi tak enak hati jika Nolan masih memperlakukannya seperti Nolan masih menjadi pelayan di keluarga ini.

"Astaga, tidak apa-apa, kita bersikap seperti biasa saja, meskipun sekarang aku bukan pelayan di rumah ini, kau masih tetap ku anggap menjadi adik ku, adik kecilku yang manis. Jadi jangan merasa sungkan ya, Hayes?" Nolan tersenyum tulus, ia usap pelan pipi Hayes yang sedikit menirus, jujur Nolan sedih mengetahui bagaimana kondisi Hayes sekarang ini.

Hayes banyak kehilangan berat badannya juga Hayes kehilangan binar di wajahnya, apa yang sudah terjadi pada Hayes selama Nolan dirawat di rumah sakit?

Apalagi ketika mengingat Nolan meninggalkan Hayes dalam keadaan sakit waktu itu.

Hayes gelengkan kepalanya, "tidak apa-apa, kumohon biarkan Hayes belajar mandiri, Nolan. Karena Hayes tidak tahu setelah ini, apakah Hayes Maldev lepaskan atau tidak, jadi setidaknya kalau Maldev lepaskan Hayes, Hayes sudah tak bingung lagi bagaimana caranya hidup di luar sana."

Nolan lagi-lagi tak langsung menjawab, ia tercekat mendengar penuturan itu dari Hayes sendiri, astaga.. siapa yang menaruh bawang disini? Nolan jadi sedih sekali mendengarnya, ia kemudian mengangguk cepat, apa pun untuk Hayes akan Nolan usahakan.

Mendapati persetujuan dari Nolan, Hayes tersenyum senang, ia peluk singkat tubuh Nolan lalu ucapkan kata terimakasih pada pemuda yang lebih tua dua tahun darinya itu.

Beberapa jam kemudian, seperti biasa, Hayes sudah pasti duduk di ayunan sambil membaca buku, semenjak kejadian itu Hayes sudah ada niatan untuk keluar dari kamar ini, bahkan hanya untuk menonton TV saja Hayes sungkan rasanya. Karena itu untuk membuang rasa bosan nya Hayes hanya membaca buku seperti yang sudah-sudah.

Tak lama Nolan datang dengan wajah sumringah miliknya, Hayes mendongak lalu tatap Nolan dengan tatapan penuh tanya.

"Ada apa, Nolan?"

"Ayo kita baking, Hayes!"

Baking?

Hayes suka baking! Tapi ketika mengingat bahwa ia tidak bisa sebebas dulu, raut wajah Hayes memelas, ia gelengkan kepalanya.

"Tidak, Nolan. Hayes disini saja, bacaan Hayes belum selesai."

Mendengar jawaban itu buat Nolan memberutkan bibirnya, "kenapa? Ayo.. ayo. Ada aku, kita baking berdua, kau suka cake kan? Ayo kita buat cake atau cookies!"

[END] Revenge | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang