"Winter, kan? dewi dari angkatan baru?"
Winter sedang berdiri melihat pemandangan kota dibawahnya saat seseorang memanggilnya dari belakang.
"ehh iya? gak yakin soal dewi, tapi gue Winter."
"gue Yuri, lu terkenal seangkatan tau, lu cantik banget sih."
"makasih i guess?" balas Winter kaku.
"gue temennya Ryujin juga btw, Ryujin sering banget ngomongin lu loh."
"oh ya? good things I hope."
"jelas! kata dia lu tuh can--"
"Yuri! dicariin sama kambing lu tuh, katanya barang2 lu diberantakin sama si Heesung." kata Ryujin dari belakang mereka.
"hah?? tuh orang bener2 dah! gue duluan dulu ya Winter, ntar kita ngobrol lagi."
"pergi juga tuh orang."
"dia beneran dicari kakak pembimbing?"
"enggak kok, cuma iseng aja, pengen ngerjain tuh anak hehe."
"aneh2 aja sih lu, tadi Yuri mau bicarain tentang apa yang lu berdua omongin tentang gue padahal."
"haha gitu ya? gue ngomongin hal2 bagus kok."
"you better!" balas Winter sambil bercanda mengepalkan tangannya di depan Ryujin dengan muka sangar yang dibuat2.
"serius! gue bilang lu jago ngehafal literatur tapi susah nginget wajah orang, terus lu tuh ansos, terus--"
"hal2 bagus dari mana ih!" Winter memukul lengan Ryujin.
"itu bagus loh hahaha."
Mereka kejar2an di daerah itu, dengan Ryujin yang tertawa terbahak2 sambil menggoda Winter dan Winter yang mengejarnya dengan muka gemas pengen mencakar hingga seorang senior memanggil mereka karena kegiatan akan dimulai.
Senior itu bertemu mata dengan Winter.
Karina.
Sejak bertemu di toilet, Winter tidak pernah bertemu dengannya lagi hingga hari ini.
"yuk, Win." kontak mata mereka harus dilepas karena suara Ryujin yang menyadarkan Winter.
Kegiatan dari pagi hingga sore yakni perkenalan, makan siang sampai permainan secara berkelompok.
Winter harus mengakui, walau dia awalnya tidak menyukai kegiatan ini, namun lama2 dia merasa kegiatan ini tidak seburuk itu. Ditambah Winter yang sedari pagi mencuri pandang kepada sang bidadari dari fakultas kesenian. Terkadang pandangan mereka tak sengaja bertemu, tapi Winter pura2 melihat ke arah lain.
----skip----
Api unggun terasa sangat hangat ditambah dengan alkohol yang membakar tenggorokannya dan menjalar ke pipinya yang terasa sangat hangat.
Winter memang bukan peminum yang baik, padahal dia hanya meminum 1 setengah gelas soju (gelas kecil yang biasa dipakai untuk minum). Dia sudah mulai merasa mabuk.
"Win, lu mabuk ya?" heran Ryujin melihat Winter mudah sekali tertawa2, ditambah pipinya yang memerah, padahal Winter tidak banyak minum.
"toleransi alkoholku emang tidak baik, tapi aku gak mabuk kok, itu Yuri aneh banget hihihi." tawa Winter melihat Yuri yang joget sambil bernyanyi seperti di karaoke.
"beneran mabuk nih anak."
"enggak kok, Jin, gue ke toilet dulu deh, kandung kemih mau meledak, boom! hihihi." kata Winter yang diakhiri tawa karna joke yang dia buat sendiri.
"gue temenin y--"
"tepuk tangan untuk Shin Ryujin! dia akan nyanyi berikutnya." Yuri memberikan mic yang berada di genggamannya kepada Ryujin.
"gue sendiri aja, lu nyanyi gih hihihi."
Winter pun menuju toilet sendirian.
Setelah selesai dengan urusannya di toilet, Winter keluar dari toilet dan berjongkok tepat di depan pintu toilet.
Dia menatap tanah di depannya hingga sepasang kaki menggantikan pemandangan tanah polos itu. Dia lalu mengadah ke atas untuk melihat yang empunya kaki.
Karina.
Dengan rembulan sebagai background kepalanya.
"hihi cantik." tawa kecil Winter dengan sedikit malu.
Tapi Karina hanya diam sambil menatap kebawah, ke arahnya.
"kakak mau ke toilet ya? maaf udah ngehalangin."
Winter lalu berdiri hendak menyingkir dari pintu toilet, namun keseimbangan tubuhnya yang tidak sempurna karna sedikit mabuk membuatnya hampir terjatuh, namun Karina dengan cepat menahan tubuhnya.
Wajah mereka sangat dekat.
"aduh malu." bisik Winter tiba2 pada dirinya sendiri sambil menyingkirkan tangan Karina di lengannya dan memilih memegang kedua pipinya yang memerah.
"kamu gak apa2?" suara lembut sang bidadari fakultas kesenian, pertama kali Winter mendengar alunan nada yang keluar dari mulutnya.
"suaranya juga cantik hihi." masih berbisik, berpikir Karina tidak bisa mendengarnya.
"kamu mabuk ya?"
"kenapa sih kakak selalu muncul di toilet, jadinya bidadari toilet donk hihihi."
"aku antar ke kamar ya."
"jangan kak, kita bahkan belum pacaran, kok udah ngajak2 ke kamar, Minjeong masih suci kak." Winter melipat tangannya seperti menutupi bagian atasnya.
"ya udah, pacaran yuk."
"hah?"
"mulai saat ini, kamu pacar aku." bukan pertanyaan, namun sebuah statement.
"kakak mabuk ya?" gantian Winter yang bertanya.
"karena sekarang kamu pacar aku, aku bisa bawa kamu ke kamar kan?"
"gak gitu! eh boleh gak sih, kan udah pacaran ya."
Karina lalu berjongkok membelakangi Winter.
"ayo naik, pacar."
Winter yang masih bingung karena pikirannya juga masih dikuasai alkohol pun menurut saja.
TBC