Winter terbangun di pagi hari dengan rasa pusing di kepala.
'alasan kenapa gue gak suka minum."
Mengumpulkan seluruh kesadaran, Winter terduduk di kasur dan mencari ponselnya yang entah dimana. Hoodie yang dia pakai kemaren juga sudah terlepas, menyisakan kaos lengan panjang yang terpasang di tubuhnya.
Melihat ke sekeliling ruangan, teman2 satu kamarnya masih bergelut di alam mimpi.
Dalam satu ruangan terdapat sekitar 6-7 orang, mereka semua tidur dengan dialasin 'Yo' atau 'futon' dalam bahasa jepang. Posisi tidur mereka sudah pasti pada berantakan, namanya juga mahasiswi yang habis pesta alkohol semalaman. Bahkan sebuah keajaiban mereka masih bisa kembali ke kamar dengan selamat.
Kalau dipikir2 Winter juga bagaimana bisa kembali ke kamar. Kesadaran Winter masih belum terkumpul, belum bisa mengingat apa yang terjadi semalam.
Winter lalu bangkit perlahan dengan sedikit drama hampir terjatuh, namun dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Dia berjalan ke arah hoodienya yang ternyata berada diatas meja kecil yang ada di kamar itu. Merogoh saku hoodie, dia menemukan ponselnya.
'baterainya habis.'
Bergegas dia mencari charger setelah mendapati ponselnya tidak bisa dinyalakan.
Setelah ponselnya hidup lagi, langsung dia mengecek notifikasi ponselnya. Beberapa pesan masuk lewat aplikasi messenger, dia langsung membalas pesan yang dikirimkan oleh ibunya dan mencueki pesan lain.
'Winter laper.' batinnya.
Dia lalu pergi keluar dari kamar, tak sengaja berpapasan dengan Ryujin yang juga keluar dari ruangan di depan kamarnya.
"dah bangun Win?"
"iya, gue lapar."
"kalian dah bangun?" kata seorang senior yang baru masuk ke villa dan melihat Ryujin dan Winter berdiri di ruang tengah.
"iya kak."
"ya udah bantuin gue bersih2 di depan."
Winter dan Ryujin bertukar pandang seakan berbicara dengan telepati.
'salah nih kita bangun cepet.'
"tunggu apa lagi, ayo." senior tersebut keluar lagi dari villa untuk membersihkan sampah sisa pesta api unggun kemaren.
'padahal gue kan laper.' batin dan perut Winter meronta2.
Setelah siap membersihkan botol soju, sampah2 sisa kripik gelas2 kertas, dll, Winter dan Ryujin beristirahat di kursi kayu depan villa.
"gue lapar, Jin, sumpah."
"sama Win, tuh senior bener2 dah."
Senior yang mereka pun berjalan ke arah mereka dengan membawa minuman isotonik.
"ini buat kalian, makasih dah bantu ya."
"i-iya kak." hanya Ryujin yang menjawab, Winter terlalu tidak bertenaga dan juga kelaparan.
Ryujin yang peka pun langsung bertanya pada sang senior.
"kita makan pagi apa ya kak?"
"catering yang di pesan lagi otw sih, sabar ya."
Senior tersebut pun berlalu entah kemana, meninggalkan Ryujin dan Winter yang terdiam sambil meminum minuman isotonik yang diberikan.
"dek, makan ini dulu kalo kalian udah lapar." si senior datang lagi dengan membawa 2 buah sandwich dari minimarket.
"makasih kak."
"santai aja, tadi temen gue, sesama panitia, yang ngasih." si senior pun pergi lagi.
Winter dan Ryujin dengan segera mengunyah sandwichnya.
Sesaat mereka terdiam sambil menikmati makanan, akhirnya Winter membuka suara.
"kemaren acaranya selesai jam berapa?"
"jam 2an kayaknya, gue jam 2 dah balik kamar sih, ngantuk banget."
"oh."
"lu kemaren gimana?"
"gimana apanya?"
"habis dari toilet kemana? lu gak balik lagi."
"habis dari toilet gue... gue ngapain ya."
"mulai deh lupa ingatannya."
"gue aja gak tau gimana caranya gue bisa balek ke kamar dengan selamat, gue kira lu yang nganter gue."
"bukan donk, lu aja gak balek2."
"hmm kemaren gue ke toilet, habis itu.. habis itu.. apa ya! ah! keluar toilet terus gue capek and jongkok di depan toilet.. ada kaki.. dan.. bulan dan..."
"dan?"
"she's there..."
"who?"
"..."
"Win?"
"...Jin..."
Winter dengan mata melotot, menoleh perlahan ke arah Ryujin.
"...kayaknya gue baru jadian deh."
TBC