"Win, tugas mata kuliah pak Yunho dah kelar?"
Winter sedang berjalan di lorong kampus dengan Ryujin. Tadi saat keluar dari kelasnya, dia melihat Ryujin menunggunya di depan kelas, katanya ingin pulang bareng.
"udah donk."
"wesss keren lu, gue aja belum selesai dasarnya donk."
"cepet selesaiin gih, ntar kelupaan, mata kuliah pak Yunho penting loh."
"iya2, susah nih nyari referensi idenya."
"kalo gue boleh nyaranin nih, mending lu coba ke pameran deh, banyak referensi tuh."
"gue ada rencana ke insadong sih."
"galeri hyundai?"
"yups, masa gyeongbokgung palace, cosplay kerajaan donk wkwk, lu mau ikut?"
"gue? tengok nanti deh."
"hmm bilang aja lu males, pengen rebahan doank di rumah."
"hehe itu tau."
"eh soal yang lu bilang waktu itu.. lu beneran dah jadian? sama siapa?"
"itu.. gue bercanda kali haha, gue soalnya mimpi jadian sama Baekhyun EXO hehe." Winter memilih untuk tidak menceritakan tentang 'pacar barunya' ke Ryujin karena bagaimanapun, semua hal ini masih terasa aneh baginya.
"beneran?" Ryujin nampak ragu. Winter hanya mengangguk.
Mereka sampai di mobil Ryujin di parkiran.
Winter hendak membuka pintu mobil penumpang saat sebuah mobil BMW berhenti perlahan di belakang mobil mereka dan mengklakson. Sontak mereka berdua menoleh ke arah mobil itu.
Ketika kaca mobil itu turun, tampak Karina dengan kacamata hitam yang seperti adegan slow motion menghadapkan wajah padanya.
"Kim Winter, pulang bersamaku."
"kak Karina?"
"Win?" saat menoleh ke arah Ryujin, terlihat Ryujin sedang menatap bingung ke arahnya.
Karina lalu turun dari mobilnya dan berjalan ke arah Winter. Karina lalu melirik Ryujin.
"nama lu siapa?"
"Shin Ryujin, kak.. Karina?"
"gue yang nganter Winter pulang."
"tapi--"
"ayo, Win." Karina, tanpa menunggu Ryujin menjawab, langsung menarik tangan Winter ke arah pintu penumpang mobilnya sendiri.
Winter seperti biasa, hanya terbego, melihat Karina berbuat semaunya padanya. Dia bahkan tidak sempat pamit atau bahkan melirik Ryujin. Setelah mobil Karina meninggalkan area kampus, barulah dia seakan tersadar.
"kak, aku lupa pamit sama Ryujin, bisa gak kita balik?"
"gak perlu, aku kan tadi udah minta ijin bawa kamu pulang."
"technically kakak narik aku sih, gak minta ijin."
"tadi aku bilang 'gue yang nganter Winter pulang' kan."
"itu bukan min-- ya udah deh, terserah kakak, aku kirim pesan aja ke dia."
me:
Ryujin, maaf ya gue malah ninggalin lu."Shin Ryujin
santai, Win, tapi lu utang penjelasan sama gue, if u know what i mean.me:
iya, ntar gue jelasin waktu kita ketemu."udah kan minta ijinnya?" suara Karina mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.
"udah kak."
Mereka lalu terdiam, hanya suara musik dengan volume kecil yang terputar di radio yang sedikit memecah keheningan.
"emang kita mau kemana kak?" tanya Winter, tak tahan dengan keheningan ini.
"kan nganter kamu pulang."
"oh iya."
"kamu mau kemana emang?"
"gak apa2 kok kak, cuma..." Winter merasa dia tidak ingin pulang, gak tau kenapa.
"...mau ke amusement park gak?"
"boleh kak! ma- maksud gue kalo kakak mau, gue ngikut lu kak." jawab Winter yang menjawab dengan semangat namun takut dikira terlalu berharap.
"aku gak suka." wajah karina sangat datar.
"kalo kakak gak suka, gak apa2 kak, aku pulang aja, ok kok." Winter lesu.
"aku gak suka kamu panggil gue-lu ke aku."
"oh.. emang kenapa kak?"
"kita itu pacaran, pokoknya kamu kalo mau ngomong sama aku harus pake kamu/kakak-aku."
"iya deh kak."
Mereka pun terdiam selama di perjalanan.
Winter masih memikirkan aku-kamu dan juga keseruan di amusement park, Sedangkan Karina, well, pikirannya masih gak bisa ditebak.
TBC