11

1.9K 238 2
                                        

"makasih untuk hari ini, kak."

Winter membungkuk lalu masuk ke rumahnya begitu saja, tidak menunggu respon Karina.

"Winter gak makan malam?"

"gak, ma, udah makan tadi." kata Winter pada mamanya setelah melewati ruang tamunya.

'apa sih yang tadi!' si anak gadis menutup pintu kamarnya perlahan lalu berjalan ke kasurnya lalu berbaring, menatap langit2 kamarnya.

----flashback----

"ooh~ pemandangannya lumayan sih, daerah situ agak macet." celoteh Winter yang duduk melihat keluar jendela bianglala sambil bertumpu dagu diatas besi pegangan.

"kak lihat d--" Winter menoleh ke Karina.

'ternyata beneran takut ketinggian ya.' batinnya setelah melihat Karina menutup matanya erat sambil tangannya mengepal diatas pahanya.

"kak?"

"..."

"kak Karina?" akhirnya dia memegang satu tangan Karina, yang dipegang pun akhirnya melihat padanya.

"katanya mau ngeliat aku aja?" katanya dengan senyuman, bukan untuk menggoda si wanita lebih tinggi, tapi senyum tulus.

"...right."

Winter yang merasa sedikit malu karena Karina sekarang menatapnya intens karena sarannya sendiri pun hendak menarik tangannya yang masih memegang satu tangan Karina, namun Karina menariknya kembali.

"jangan dilepas, itu ngebantu juga." ucapnya tetap dengan menatapnya.

Kemudian Karina balas menggenggam tangan Winter, tangan mereka seperti sedang bersalaman.

"o- ok." balas Winter gugup.

Winter kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Cukup lama mereka terdiam.

Winter menoleh ke Karina lagi. Masih ditatap. Namun kali ini Karina memberikan senyuman manisnya. Lagi, dia mengalihkan pandangannya.

'hati gue! gak sehat ini!'

"kak, ngelihat sih ngelihat, tapi gak gini juga."

"emang harusnya gimana?"

"ya sekali2 liat keluar gitu, kan sayang juga udah naik kesini, kakak cuma ngeliat aku."

"tapi kamu lebih cantik daripada pemandangan apapun yang ada di luar."

'lemes banget mulutnya emang, ini juga bianglala kok lambat banget ya.'

"aku udah korban ke berapa sih kak?" tanya Winter dengan memutar mata.

"korban?"

"korban rayuan kakak."

"tapi kamu bukan korban rayuanku tuh..?"

"terus kita ini ngapain kak?"

"pacaran."

"terus kenapa kita pacaran?"

"kan udah aku bilang a--"

"iya, kakak suka aku, tapi sukanya cuma karena visual aja kan?"

"emang kalo suka sama visual salah?"

"ya gak salah sih, cuma orang normal itu pacaran bukan cuma karena mereka ngelihat orang yang cantik/tampan, ada hal lain yang bikin mereka suka."

"tapi kata temenku, Giselle, kalo suka ya langsung jadian aja, lagian aku gak suka sama kamu cuma karena visual kamu kok."

"terus?"

"karena kamu suka sama aku."

Ingin rasanya Winter menampar mukanya sendiri.

"--dan aku suka sama kamu." lanjutnya.

Jujur, Winter kalo Karina udah pake logika begini, otaknya buffering mau jawab apa.

"ya udah kak, aku nyerah deh, gak bakal nanya ini lagi."

Karina masih tersenyum melihatnya.

"aku nambah alasan suka sama kamu."

"?"

"kamu imut ya."

"imut?"

"iya, kalo aku godain hehe." senyuman maut itu sekarang ditambah cekikikan cantik juga.

Winter memberi wajah malas.

"itu juga, muka malesnya imut." sekarang pipi Winter semakin memerah.

"dan Win.."

"gak mau denger lagi ah!"

"kata Giselle kalo kadar rasa suka udah gak bisa ditahan lagi, aku harus cium kamu."

Karina mendekatkan wajahnya pada Winter.

Winter yang lemot dan terlalu shock untuk merespon hanya menutup matanya.

dan merasakan kecupan...

...di pipinya.

Karina lalu menjauhkan wajahnya dengan telinga yang memerah, terlihat sedikit dari sebelah rambutnya yang disingkap di belakang telinga. Menyadari bahwa telinganya pasti memerah, segera dia merapikan rambutnya menutup telinga.

Sementara Winter? well, walaupun Winter berpikir Karina akan mengecup bagian yang lain, tapi tetap saja, hatinya berdegup sangat kencang.

Mereka terdiam dengan degupan di dada masing2, sampai booth mereka sampai di bawah.

Di perjalanan mengantar Winter, mobil hanya diisi oleh suara musik R&B dan sesekali suara Winter yang mengarahkan jalan ke rumahnya.

TBC

A/N:
Senyumnya Karina yang author maksud kyk yg ada di cover chapter ini, cakep bngt😭

Another Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang