13

1.5K 208 12
                                    

"Kim Winter mau bertemu keluargaku?"

Winter yang sedang mengemil snack di kursi penumpang mobil Karina pun sedikit tersedak snacknya. Melihat Winter batuk2 sedikit sambil memukul2 dadanya, segera Karina memberinya minuman matchanya yang diletakkannya di drink holder.

"minum dulu, makanya ngemilnya hati2."

Winter minum sekalian menenangkan dirinya.

"maksud kakak yang tadi apa?"

"ketemu keluargaku, mau gak? mama udah nanyain."

"kakak udah ceritain aku ke orang tua kakak?"

"yups, aku deket bngt sama mama, apa2 pasti cerita, apalagi soal pasangan."

"...tapi aku takut kak."

"takut apa?"

"ya takut aja."

"gak usah takut, kan cuma mau minta ijin biar bisa nikahin kamu, habis itu--"

Winter kali ini tersedak minumannya, Karina hanya melihatnya khawatir.

"kan udah dibilang, kalo mau makan atau minum, hati2."

"kak! apa sih! kok tiba2 nikah2an!"

"emang kenapa?"

"kita masih muda bngt! aku juga baru kuliah, kok bisa2nya ngajak nikah!"

"kata papaku, kalo waktu pacaran cocok, langsung nikahin aja."

Winter langsung bersender terpasrah di kursinya dan menatap kosong ke depan.

'gue ngelakuin dosa apa sih di masa lalu, kok bisa dapat "pasangan" model begini.'

"kak.."

"hmm?" Karina menoleh sekilas ke arah Winter dengan senyuman.

'mau ngamuk, tapi anaknya polos bngt.'

"kakak pernah pacaran gak?"

"belum pernah." senyumnya ke arah Winter dengan polosnya.

"hah? kok bisa? feelingku kakak harusnya populer di sekolah sih."

"iya kah? hmm~"

"gak ada yang pernah pdktin kakak gitu?"

"pdkt gimana?"

"kyk ngajak kenalan, ketemuan atau sekedar minta ID SNS."

"hmm bnyk sih, tapi mereka temenku semua sih."

'shoot! pada di friendzone-in semua.."

"aku gak ngerti PDKTan gimana sih."

"itu loh kak, kalo kakak naruh perhatian lebih ke seseorang trus kadang ngasih sesuatu biar dia senang."

"kyk yang aku lakuin ke SNSD ya? aku dtg ke beberapa konser mereka, trus ngasih hadiah di fansign, itu PDKT ya?" tanyanya dengan polos.

Seperti berbicara kepada bocah 3 tahun, Winter merasa frustasi tapi tak bisa ngamuk, ya karena sang subjek sungguh sangat polos. Winter merosotkan dirinya semakin dalam di kursi.

"Kim Winter pernah pacaran selain denganku?"

"...pernah, tapi aku gak ingin membahasnya."

"tinggal dimana si brengsek itu?"

Winter langsung menoleh ke Karina.

"darimana kakak tau orangnya berengsek."

"kata papaku, kalo setelah putus, gak mau bahas orangnya, berarti orangnya berengsek."

"hmm gak semua gitu sih kak, ada yang punya alasan lain mungkin, kalo aku pribadi, emang karena dia orangnya yang kyk kakak bilang, tapi kakak gak usah samperin gitu kan udah berlalu hahaha lucu bngt."

"Kim Winter! itu gak lucu! yang begitu harus diberi pelajaran!" wajahnya serius dan dahinya mengkerut.

Winter menatapnya terpukau.

"kyknya aku baru jatuh cinta sama kakak." gumamnya pelan.

"iya?" Karina rupanya tidak menangkap dengan jelas.

"gak apa2 kak, gak perlu kak, orangnya juga udah kena tonjok abangku."

"bagus deh."

Mereka pun terdiam.

"jadi gimana Win?"

"apanya kak?"

"nikah..."

"kak jangan bercanda deh!"

"aku gak bercanda padahal.."

"gak mau."

"kalau tunangan aja?"

Walau tidak menikah, dengan sedikit sedih Karina memberi ide lain, daripada tidak sama sekali pikirnya.

Winter yang merasa Karina tidak akan menyerah pun tersenyum licik.

"..ya udah."

"yes!"

"tapi ada syaratnya."

"yah..." sedihnya lagi.

"kakak harus minta ijin sama orang tuaku dulu."

"gitu doank? ok!"

Sepanjang perjalanan Karina pun tersenyum sambil menggumamkan 'tunangan yeah~'

Tapi Winter berpikir lain.

'aku aja belum come out, gak mungkin langsung diijinin kan.' smirknya.

TBC

Another Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang