"Kim Minjeong, tolong bantu bawa makalahnya ke ruangan saya ya." kata dosennya setelah mengakhiri kelas.
"baik bu." patuh Winter.
"gue bantu, Win."
"thanks, Chae."
Dari sudut matanya, dia melihat Ryujin keluar dari kelas dengan cepat.
"belum ngomong sama Ryujin?"
"belum, gue sejujurnya gak tau mau ngomong apa."
Mereka berjalan menuju kantor dosen, yang emang agak jauh, dengan diselingi obrolan tentang dosen killer, temen satu angkatan yang baru aja bikin masalah dan seorang senior yang hampir di DO karena tidak lulus, dengan kata lain, gibah.
Mostly Chaeryoung yang berbicara, Winter hanya mendengarkan seperti biasa.
"ah Minjeong dan Chaeryoung, taruh disini saja." kata sang dosen yang sepertinya sedang sibuk dengan file2nya, mungkin untuk kelas berikutnya.
Mereka membungkuk dan meninggalkan kantor si dosen.
"Win, itu bukannya kak Karina?"
Winter menoleh pada Karina yang berada di pintu masuk ruang dekan, membungkuk lalu menutup pintu.
Winter hendak menyapa, tapi Karina buru2 pergi.
Tepat saat itu, pak dekan keluar dari ruangannya.
Chaeryoung yang juga social butterfly, tidak hanya teman2 seangkatan, senior2 bahkan dosen pun dia kenal menghampiri pak dekan untuk sksd.
"siang pak."
"kamu.."
"saya Chaeryoung pak, saya ada kelas **** sama bapak."
"ah begitu, ada apa nak?"
"saya tadi melihat senior saya keluar dari kantor bapak, kalau boleh tau, ada kepentingan apa ya pak?"
Winter menatap Chaeryoung yang to the point dengan sedikit terkejut.
'ni orang gak ada basa basinya.' batinnya.
"Karina maksud kamu?"
"iya pak."
Pak dosen menatap Chaeryoung sebentar, mempertimbangkan memberitahukan isi pertemuannya dengan Karina atau tidak.
"kita dekat dengan kak Karina, tapi belakangan kak Karina kayak nyembunyiin sesuatu, jadi kita pikir ada hubungannya sama kuliah."
"baiklah, saya beritahu karena kalian khawatir, jadi Karina bilang dia ingin pindah jurusan."
"apa pak??!" kaget keduanya.
"dia bilang dia ingin pindah ke jurusan administrasi bisnis."
"alasannya apa pak?" kali ini Winter yang bertanya.
"kalau itu, saya juga tidak tahu, dia bilang karena masalah keluarga."
'masalah keluarga?' pikir Winter, emang Karina ada masalah keluarga apa? dan bukannya Winter sekarang adalah keluarganya juga? kenapa dia tidak tahu?
"ada lagi yang Chaeryoung dan..."
"Winter, pak, tidak ada pak." Chaeryoung menjawab karena dia pikir Winter sedang melamun lagi.
"saya lagi ada urusan di luar, saya pergi dulu kalau begitu."
"baik pak, terima kasih infonya." bungkuk Chaeryoung.