15

1.8K 235 5
                                        

Winter baru saja keluar dari perpustakaan saat seseorang tidak sengaja bertabrakan dengannya di pintu.

"ah!" pekik keduanya.

"maaf." bungkuk Winter tanpa melihat wajah orang itu.

"Winter kan?" Winter mendongak.

"kak Jeno?"

"udah lama gak ketemu, habis dari perpus?"

"iya kak."

'obviously.'

"gue mau ke kantin, dah jam makan siang, mau bareng gak?"

"gak usah kak, aku mau ketemu temen dulu, makannya bareng mereka."

"oh gitu."

"kalo gitu saya permisi."

"bentar, gue boleh minta ID SNS lu gak?"

"untuk apa kak?"

"gue umm lagi butuh beberapa junior buat ngisi kuisioner umm untuk BEM, mau gak? tolong banget nih."

"oh, aku sih ok aja kak." Winter lalu memberi tahu ID SNSnya yang kemudian diketik oleh Jeno di ponsel miliknya.

"ok! nanti gue kabarin gimana2nya ya."

"Kim Minjeong!" mendengar namanya disebut, Winter menoleh, begitu juga Jeno.

"pulang nanti mau tungguin aku? agak lama sih, ada rapat BEM."

"aku pulang sendiri juga gak apa2 kak, nanti mesen grab atau minta di anter temen."

"temen mana? Shin Ryujin? gak, nanti tungguin aku aja."

"temen aku gak cuma dia kok, lagian kalo dia yang nganter kenapa?"

"gak suka aja."

"Rina." Karina menoleh sekilas pada si obat nyamuk yang dari tadi berdiri kaku.

"kamu kenal sama dia?" tanyanya pada Winter.

"aku kenal kak Jeno dari masa ospek."

Entah kenapa, telinga Karina rasanya gatal mendengar Winter memanggil Jeno dengan sebutan 'kak Jeno', aneh aja.

"oh gitu."

"gak usah sinis gitu ngelihatin gue napa, masih kesel gara2 bu Hyuna lebih milih proker gue?"

"dih, gue bodo amat ya, lagian bu Hyuna aja yang emang misogyny, lebih milih yg cowo."

Winter hanya melihat perdebatan mereka, tidak mengerti.

Tiba2 sesuatu click di otak Winter. Dia mengingat kenapa nama 'Jeno' terdengar familiar. Dia yang dirumorkan dekat bahkan pacaran dengan Karina.

"kita pergi dulu deh, No." dia pun tersadar dari lamunannya karena ucapan Karina.

"jangan lupa lu rapat BEM nanti, Jjiman."

"iya, bawel lo." Karina merangkul pundak Winter dan membawanya pergi.

Winter lalu membungkuk sedikit ke Jeno, dibalas senyuman oleh Jeno.

Winter terdiam selama jalan, biasa, menghayal.

"Kim Minjeong."

"eng?" toleh Winter.

"ada apa?"

"gak apa2 kok, cuma mikir."

"mikirin apa?"

"jadi waktu ospek aku denger ada yang gosip kalo kakak pacaran sama kak Jeno.. trus kenapa kakak nembak aku?"

"siapa yang bilang?"

"lupa."

"jadi kamu percaya sama mereka yang kamu lupa itu?"

"ya gak percaya juga sih, cuma aku pengen dengar langsung dari kakak."

"Jeno sama aku emang deket, kita sering bngt satu kelas, namanya juga di fakultas yang sama, tapi kami gak pacaran kok, kan udah aku bilang.. kamu yang pertama." Winter menahan senyum dan pipinya memerah sedikit.

"Kim Minjeong suka denger gosip?"

"biasa aja sih kak, cuma mereka gosipnya keras bngt dan deket bngt sama aku."

Karina tertawa kecil.

"ngomong2 kenapa sekarang kakak manggil aku Kim Minjeong? hari itu juga nyebut namaku Minjeong di depan mama."

"Winter nama yang cantik, tapi aku lebih suka nama asli kamu, dan cuma aku kan yang manggil itu."

"gak juga sih, mama, papa, bang Jungwoo sama Minju juga kadang manggil aku Minjeong."

"selain keluarga kamu maksudnya, Shin Ryujin kan manggil kamu Winter."

"oh~ ngomong2 kok kakak kayaknya sensi bngt sama Ryujin."

"anaknya sok keren, gak suka."

"lah?"

"dia sok kerennya di depan kamu lagi."

"sok keren gimana sih?"

"itu kemaren sok nutupin rok kamu pake jaket dia."

"aku soalnya lupa bawa jaket, rok aku pendek bngt waktu duduk, makanya dia nawarin jaket dia buat nutupin."

"tuhkan, 'nawarin', bukan kamu yang minta." wajah Karina terlihat kesal.

"...kakak cemburu?"

"gak kok, cuma kayak hormon stresku melonjak, tekanan darah meningkat, dan detak jantung jadi lebih cepat aja."

"...itu cemburu namanya kak." Winter menatapnya kasian, kasian karena orang di sampingnya ini bahkan tidak mengerti dengan reaksi 'cemburu'.

"..oh gitu ya? pokoknya aku gak suka perasaan ini!" dahinya mengkerut.

Winter lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Berjinjit agar bibirnya menggapai pipi Karina dan mengecupnya.

"gak usah cemburu, aku kan milik kakak."

TBC

Another Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang