10

1.7K 215 4
                                    

"kak, mau naik rollercoaster~"

"udah aku bilang enggak, Win, naik itu aja, lebih seru, komedi putar."

"itu mainan dedek2 kak~~"

"ya kamu kan dedek2."

"aku itu wanita dewasa!"

"kamu manggil aku apa?"

"kak Karina?"

"nah itu manggil 'kak', ayo dek Winter."

Winter pun menatap sosok yang menyeretnya ke permainanan para bocah itu dengan ekspresi tak percaya.

'gue gak boleh nurut terus! gue harus nolak!'

"tadi katanya mainan dedek2, ternyata kamu tadi yang paling seneng tuh, ternyata kamu masih dedek2." kata Karina setelah mereka turun dari komedi putar.

"ntar kalo aku cemberut, sia2 donk 15 menit yang aku habisin buat komedi putarnya, ya berusaha di nikmatin aja." alasan dek Winter.

"selanjutnya naik itu." tunjuk Karina pada satu 'wahana'. Begitu Winter menoleh ke arah wahana itu, dengan cepat dia menoleh kembali ke Karina

"kak.."

"kyknya lumayan sih." Karina mengangguk2.

"kak, kali ini jangan kak..."

"kamu takut? gak serem loh."

"ya jelas gak serem kak! itu mainan anak bayi!" ingin rasanya Winter menangis.

"ya jelas gak serem kak! itu mainan anak bayi!" ingin rasanya Winter menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(penampakan wahananya-rollercoaster mini)

'yang kuat, Minjeong! kamu kali ini harus nolak!' tekadnya dalam hati.

"tapi tadi kan kamu yang pengen naik rollercoaster."

"ya rollercoaster yang itu! bukan yang ini!" tunjuk Winter pada wahana tinggi di seberang lalu ke wahana bayi itu.

"ya sama aja, kan namanya rollercoaster."

"kak~~"

"aku punya acrophobia, gak bisa naik yang begituan."

"kakak bohong kan, aku gak percaya."

Walaupun berkata demikian, Winter pun pada akhirnya mengalah saja. Gagal deh rencananya untuk kuat menolak.

Tapi Winter yang setelah naik komedi putar tidak cemberut, kali ini benar2 cemberut setelah turun dari si rollercoaster2an.

"Winter mau gula kapas?"

"terserah kakak." balasnya dengan wajah cemberut, tapi Karina tidak memperhatikan.

'dasar tidak peka!'

Mereka pun berjalan ke arah stan yang menjual gula kapas.

"mau warna apa?"

"terserah kakak." Karina akhirnya sekilas menoleh padanya yang melihat ke arah lain.

"yang pink 2, pak."

'kan gue sukanya warna kuning! bener2 gak peka! gak suka! bintang 1!!' omel Winter yang hanya di dengar oleh batinnya.

"ini." Winter pun mengambil dengan wajah masih cemberut.

"mau duduk dulu?"

"terserah kakak."

Karina mengarahkan mereka untuk duduk di kursi kayu yang disediakan untuk pengunjung.

"tunggu bentar ya." Karina pamit lalu pergi.

'udah diajak ke wahana bayi, gak peka kalo gue sukanya permen kapas warna lain, eh sekarang gue ditinggal gitu aja! ...tapi enak sih permennya.' omel Winter, masih dalam hati, sambil menikmati permen kapasnya.

"nih." sebatang es krim dengan rasa mangga muncul di depan matanya.

Menoleh ke kiri, Karina berdiri dengan senyuman sambil memegang satu permen kapas di tangan kiri dan es krim yang dia sodorkan di tangan kanan.

Winter mengambil es krim itu dan Karina pun duduk di sebelahnya.

"kakak kok tau aku suka es krim rasa mangga?"

"umm feeling?" walaupun dia memutar bola matanya tanda 'what kind of reason is that?' tapi hatinya menghangat dengan perhatian si senior.

"Kim Winter."

"hmm?"

"mau naik wahana itu?" tunjuknya pada satu wahana. Winter tidak perlu melihat, sudah tau wahana bayi lagi.

'mulai lagi deh.'

"terserah kakak, aku habisin ini dulu."

"bisa sekalian di wahananya kok."

"ya harusnya sih bisa, namanya juga mainan bayi."

"ayo."

Karina menggenggam satu tangan Winter yang free, satu tangannya sudah terbebas dari makanan karena permen kapasnya sudah habis.

"umm kak? kita ke..?"

"iya, bianglala, kamu suka kan?"

"iya, tapi kakak bukannya..?"

"aku gak bakal liat kebawah, aku liat kamu aja cukup." ucapnya tanpa beban, tidak tahu apa yang sudah dilakukannya pada hati Winter.

"kak..."

"hmm?" toleh Karina dengan senyumannya.

"...gak jadi."

TBC

A/N:
Jadi author salah bikin namanya 'Chaeryeong' jadi 'Chaeryoung', makanya kemaren update2 gak jelas di chapter2 awal. Jangan kaget ya kalo author suka update2 gitu, kadang suka re-read lagi buat liat typo hehe.

Another Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang