"....dengan ini MT fakultas kesenian berakhir! tepuk tangan untuk kita semua." kata Ketua panitia di depan.
"eh Winter, itu lu diliatin sama kak Karina terus."
Winter mendengar suara Yuri yang duduk di belakangnya berbisik di telinganya. Mereka sedang duduk di lantai. Winter lantas melihat ke arah Karina yang juga duduk di lantai bersama panitia lain di pinggir ruangan dan benar saja, Karina menatapnya.
Tentu saja, again, Winter mengalihkan pandangannya ke panitia yang sedang berbicara.
"bener kan? kalian ada hubungan apa?"
"gak ada kok."
"gue juga pengen diliatin sama bidadari." sahut seorang pria yang duduk di sebelah Yuri. Winter menoleh padanya.
"hehe, lu Winter ya? gue Beomgyu." cengenges pria itu.
"umm iya, gue Winter." kata Winter, gak yakin harus balas apa.
"gue kenal lu, lu si cantik yang digodain Jeongin kan?"
"Jeongin.. siapa?"
Winter heran, kenapa sih semua orang nyodorin nama2 orang yang dia gak kenal!
"itu, si culun yang godain lu waktu ospek, pakai kacamata, kemeja di kancing sampai kerah, ingat?"
"ah! iya2."
"gue duduk di sebelah Ryujin waktu itu, makanya gue liat, itu si Ryujin udah ngeliat lu dari lu datang terus duduk disitu tau maka--"
"why everyone exposing me! berisik lu, Gyu." protes Ryujin yang duduk di samping Winter, depan Beomgyu.
"lu beneran social butterfly ya, kyknya satu angkatan kenal lu deh." kata Winter pada Ryujin, terkesima dengan social life Ryujin yang bagaikan langit dan bumi dengannya.
"lu juga kalo mau kenal satu angkatan juga bisa banget kok."
"no, thanks deh hehe."
"....jadi siapa yang ingin ngasih kata2 terakhir nih?" suara ketua panitia mengalihkan mereka dari bisikan2 maut itu.
"Winter, kak!"
"Kim Winter, kak!"
Suara beberapa mahasiswa, terutama kaum cowo, yang cepuin dia.
"lah gue?" tunjuknya pada dirinya sendiri kepada Ryujin.
"Kim Winter? yang namanya Kim Winter maju ke depan." suara sang ketua panitia.
Ingin rasanya Winter menggali tanah terus masuk ke dalamnya terus menutupnya lagi dengan tanah.
"ayo, jangan malu2~ ya, Kim Win-- ah kamu yang namanya Winter, pantes aja, cantik banget ya."
Winter pun mau tidak mau, bangkit ke depan agar semuanya cepat selesai.
"ayo sampaikan kata2 terakhir buat kegiatan kita ini, cantik."
"ha-halo semua, saya Kim Minjeong, panggilan saya Winter." sontak satu ruangan bersorak, Winter pun shook, pada ngapa ya?
"pertama2 saya berterima kasih udah memilih saya untuk berbicara mewakili teman2 semua."
'no thanks actually.. why me...' batin Winter meronta2.
"juga buat panitia yang udah menyiapkan acara dengan sebaik mungkin, teman2 juga ramah banget,"
Tak sengaja mata Winter mengarah ke arah para panitia di pinggir ruangan, lebih tepatnya ke Karina. Mata mereka bertemu. Karina tersenyum manis, senyuman pertama yang ditunjukkan sang bidadari, khusus untuknya.
Seakan tidak cukup, Karina bahkan memberikan wink kepada Winter, Winter pun merasa dirinya semakin gugup.
"...terima kasih."
Dia mengalihkan pandangannya ke depan dan menutup 'pidato'nya secepat mungkin karena rasa hangat di pipinya mulai terasa dan juga dia takut melakukan hal bodoh.
Tepuk tangan dan sorakan para mahasiswa yang memujinya tidak membuat rasa hangat di pipinya memudar. Setelah duduk, dia memegang kedua pipi buntalnya yang bahkan terasa hangat di telapak tangannya.
TBC