"udah ah kak."
"..."
"kak!"
"..."
"nanti aku cium pipi 2 kali."
"...4."
"2!"
"3 atau tidak sama sekali."
"iya iya 3!" Karina menoleh pada Winter dan tersenyum.
"lagian kakak ngapain sih natap Ryujin kayak mau ngebunuh gitu."
"iya nih, Win, kayaknya dia suka deh sama gue." omong kosong Ryujin yang dihadiahi pelototan oleh Karina. Winter juga melotot.
Karina masih tidak terima waktunya bersama Winter tadi di ganggu oleh 'Shin Ryujin'. Sungguh dia kesal sampai ke ubun2. Dia memandang Ryujin seakan2 dia akan menggali kubur, melempar Ryujin ke dalam dan menutupnya dengan semen. Ryujin yang sedang menyiapkan peralatan memasak mah merasa bodo amat dengan tatapan tajamnya.
"tuh denger, anaknya nyebelin." Karina kembali menatap tajam Ryujin.
"kalo kakak masih gini aku juga kesel tau, kakak katanya pacar aku, tapi natapnya Ryujin mulu, kan aku cemburu." seketika Karina menoleh padanya dengan pandangan hangat.
Ryujin juga menghentikan pekerjaannya dan menatap kosong untuk sejenak.
"jagiya, aku cuma sayang sama kamu kok~" aegyo Karina.
"aku pergi deh, daripada jadi obat nyamuk." kata Ryujin sambil bergidik ke arah mereka, dia langsung bangkit dan menuju ke tendanya.
"tuh kan, Ryujinnya jadi pergi." marah Winter, walau dalam hatinya sebenarnya dia meleleh dengan aegyo Karina. Who's not?
"gak usah pikirin Shin Ryujin, pikirin aku aja, kan aku yang pacar kamu." katanya tanpa beban dengan mata yang berbinar.
"gak tau deh! ..dan lagian 'jagiya'? belajar darimana manggil gitu?" malu Winter dan mengalihkan pembicaraan.
"kak Jisoo manggil pacarnya gitu, aku tiba2 ingat, jadi pengen juga manggil pacar dengan sebutan itu, nanti aku pamer sama kak Jisoo." Karina lalu menaruh kedua tangannya di pinggangnya, tersenyum bangga.
Winter menatapnya aneh.
'sungguh berbeda dengan first impression.'
Winter menatapnya lagi. Kali ini wanita di depannya melakukan hal aneh itu sambil menutup matanya dan mengangguk2an kepalanya.
'sungguh berbeda, tapi imut banget.' tawanya tiba2. Karina menatapnya bingung.
"aduh kakak kok imut banget sih~" cubit2 manja dilakukan Winter pada kedua pipi Karina. Pipinya kemudian dimainin dengan di putar2. Karina menatapnya bingung.
Karina yang dulu terlihat cool dan kaku sampai2 Winter selalu dibuat shock dan lemot, sekarang terlihat seperti bayi yang imut. Apa Karina mulai berubah sejak pacaran dengannya? atau Karina sebenarnya adalah orang yang seperti ini, hanya saja banyak hal menahannya mengeluarkan sifat aslinya?
Disaat mereka berdua lagi pacara-- saling menggoda maksudnya, Giselle dan Ningning yang habis pacaran juga menghampiri mereka.
"hey, jangan pacaran aja, udah ke sungai disana gak, cantik banget buat foto2, ada taman bunganya."
"kalian kan juga habis pacaran."
"kita pacaran sambil foto2 buat kenangan, 'kill two birds with one stone (membunuh 2 burung dengan 1 batu)', kalo kalian pacaran doank, itu alat-alat masaknya nganggur, nanti kita gak bisa makan siang." celoteh Giselle.
"tuh ada pohon pisang, makan aja pisangnya." sinis Karina, momennya bersama Winter lagi2 terganggu, gimana gak kesal.
"tadi udah gue cek, pisangnya masih hijau semua."
"dih dasar maling, udah niatan mau maling emang lu, jelas2 itu bukan untuk pengunjung."
Giselle hanya memeletkan lidahnya dengan wajah menyebalkan, tapi Karina sudah biasa melihatnya, makanya dia tidak terprovokasi.
Maka dari itu.. Karina melempar sendok kayu yang di dekatnya ke muka Giselle. Giselle yang tidak sempat menghindar, hanya memasang wajah shock saat wajahnya terkena sendok, bahkan melihat sendok itu datang pun tidak.
"sakit! Yu Jimin!"
Karina balik memeletkan lidahnya dengan wajah menyebalkan. Walau dia tidak bisa melakukannya semenyebalkan muka Giselle, tetep aja, menyebalkan.
Mereka pun kejar2an kayak film india.
Winter dan Ningning pun, sambil mengupas bawang, tertawa melihat dua sahabat itu.
TBC