"I just want to talk about you, yeah~ byeori tteuneun geotcheoreom, neoneun bichi nandago.."
"mujigaega tteuneun gose, neowa hamkke nan dallyeogalge, alright~ I'm trying to realize.."
"follow~ seoroege jeonhaejineun wiro
ttaseuhaejyeoganeun geu songillo
byeonhameopsi naneun yeogi over""alright, you...."
"sunbae, you down so hard for her."
Karina yang tersenyum menikmati penampilan Winter dan Ningning yang sedang menyanyi pun disadarkan oleh Ryujin yang duduk di sebelahnya.
Meliriknya sekilas, dia mengalihkan pandangannya kembali ke duo yang sedang bernyanyi.
"hmm." hanya itu balasannya.
"aku pikir sunbae bilang gak akan suka dengan siapapun."
"hmm." sekali lagi balasan singkatnya.
"tapi sunbae sepertinya tergila2 padanya sekarang."
"..." Karina tak sekalipun mengalihkan pandangannya, menatap Winter yang sedang memetik gitar, dengan senyum diwajahnya.
"....you believe somehow you will~"
"sepertinya sunbae sudah jatuh cinta." Karina terdiam, lalu berkata.
"aku tidak pernah bilang kalo aku tidak akan jatuh cinta."
"hmm suka dan jatuh cinta hal yang mirip tapi berbeda, aku mengerti."
Karina meliriknya lagi dari ujung matanya sebelum menatap para penyanyi.
"sebenarnya apa yang kau inginkan?"
"hmm tidak ada, hanya penasaran wanita seperti Kim Winter, kehangatan apa yang dimilikinya hingga dapat melelehkan gunung es ini."
Karina lalu beralih ke Ryujin, sebentar menatap kebawah untuk berpikir..
"aku bukan gunung es, karna dia yang gunung es.." Ryujin menatapnya sedikit bingung.
"..kan namanya Winter." lanjutnya menatap Ryujin lalu mengalihkan pandangannya ke Winter lagi.
"...Eokkae wi jimi, mugeowo mani
Ijeneun jamsi~"Ryujin tertawa kecil mendengarnya.
"ada hal yang gak berubah dari sunbae, tetap melucu dengan wajah datar, mungkin itu juga alasan kenapa banyak yang menyukaimu."
Karina tidak meresponnya.
"sunbae, mau minum? umm kalian bicarain apa?" Minju mendekati mereka yang sedang duduk beberapa meter dari Winter dan Ningning dengan satu botol soju dan gelasnya.
"gak ada." balas singkat Karina, menerima gelasnya. Minju menuangkan soju kedalamnya.
"gue? gak ditawarin?" tanya Ryujin.
"ambil sendiri, lu ambil sendiri sana, lu kira gue pelayan lu!"
"dasar pilih kasih." Ryujin pun bangkit mendekati meja dimana gelas berada.
"Ningning suaranya bagus ya."
"iya, mamanya pemilik kafe, dia sering tampil disitu, aku dan Giselle sering kesitu."
"ah~ itu awalnya Giselle unnie kenal dengannya?"
"begitulah."
"umm kalo Winter biasa nyanyi di kamar mandi."
"aku tau kok." Minju menatapnya sedikit terkejut.
"mamanya yang cerita." lanjutnya dengan wajah datar, masih menatap Winter.
"ah~"
"....cause I'm in love with you." Winter pun menyelesaikan penampilannya dengan bertatapan dengan Karina. Dihadiahi senyuman polos dan tepukan tangan dari Karina, Minju dan Ryujin.
"aah~ udah selesai penampilannya!" rengek Giselle yang baru datang.
"lu lama banget sih."
"ya piring kotornya lumayan bnyk, pada gak ada akhlak emang, gak ada yang mau bantuin gue." katanya sambil meletakkan peralatan makan mereka di tas khusus diatas meja.
"salah sendiri kalah hompimpa."
"aah! kenapa coba bisa kalah hompimpa! gak bisa lihat Ningningie nyanyi!" Giselle memukul jidatnya.
"jangan lebay, Uchinaga, biasa lihat Ningning nyanyi juga." kata Karina datar.
"beda donk~ Karina sayang~ Ningning aja cantiknya beda tiap hari~" balasanya
"Jijeli bisa aja~ berarti hari ini aku lebih cantik makanya Jijeli pengen banget lihat ya." Ningning kedip2 manja.
"gak juga sih, cantikan waktu kamu tampil, kan pake make up, sekarang mah--" ceplos Giselle, lalu dia tersadar sebelum melanjutkan.
"sekarang apa! apa!" Ningning memukul bahunya.
"sekarang cantik kok, maaf! malam semua!" Giselle berlari ke tenda mereka dikejar Ningning.
"gue juga mau tidur deh, kepala dah mulai berat, kebanyakan minum kayaknya." kata Minju lalu masuk ke tendanya.
"gue mau ke toilet dulu, kalian masuk aja." kata Ryujin lalu pergi.
"kamu masih mau minum?" tanya Karina.
"enggak, kayaknya aku juga udah mulai mabuk."
"tapi kamu baru minum satu gelas..?" tatap Karina dengan sebelah alis terangkat.
"aku memang gak kuat minum."
"oh, ya udah ayo tidur."
----skip----
"kak? masih bangun?"
"masih, gak bisa tidur?" Winter mengangguk.
"mau dipeluk?"
"dih apaan peluk2 ah, mau mesum ya!" tuduh Winter garang.
"gak, kalo aku gak bisa tidur kadang aku minta tidur bareng mama, terus minta peluk."
"kakak sebesar ini masih suka dipeluk mama?"
"kalo minta dipeluk kak Jisoo nanti dia ngamuk, katanya menggelikan." dan Winter setuju dengan kak Jisoo.
"umm~"
"gimana? mau dipeluk?"
"biar kayak dipeluk mama?"
"umm kan aku pacar, biar kayak dipeluk pacar." Karina menyelusupkan satu tangannya dibawah kepala Winter lalu menariknya ke pelukannya.
"kok 'biar kayak dipeluk pacar' sih! kan emang pacar!" Winter protes tapi melingkarkan tangannya di punggung Karina.
"ya udah, biar dipeluk pacar."
"umm~" balas Winter sambil menutup matanya, menghirup aroma tubuh Karina sedekat itu bagaikan obat penenang.
"I love you." kata Karina.
"..."
"bales donk."
"iya! I love you too."
"..."
"..."
"selamat tidur, jagiya~" bisik karina.
"...selamat tidur, jagi~" balas Winter.
TBC