5⚠️

876 44 12
                                    

⚠️Warning slightly containing mature scene

Bagi hard shipper JinNam, jaga jantung nya, ya :)

Dan buat yg dibawa 17 lewati saja ya, bahaya nanti dosa:)

.
.
.

📍 Hannan Hills apartemen

'Klik'

Namjoon pun berhasil membuka sandi pintu apartemen miliknya dan Seokjin dengan bersusah payah menahan rasa pedih ditangan dan kakinya.

"Ugh! Rasanya sangat panas dan pedih. Hiks eomma appo hiks." Namjoon mencoba duduk dengan pelan lalu melepaskan sepatunya.

"Aigh! Susah sekali hiks."

Setelah berhasil melepas sepatunya Namjoon mencoba berdiri. Lalu Dia berjalan kearah ruang tamu sekaligus ruang keluarga.

"Baru pulang jam segini?"

"Ah- hiks kamjjagiya!"

'Snif-snif'

Seokjin duduk di sofa dengan pandangan tajam. "Kenapa tak menghubungi ku? Ah, pasti Kau ikut balapan liar?"

'Snif-snif'

Namjoon hanya menundukkan kepalanya sambil meringis kesakitan. Baru kali ini mendengar deep voice Seokjin. Dia takut.

"Sekarang ganti pakaian mu dengan lengan pendek. Dan kemari lagi. Palli!"

"N-ne." Jawab Namjoon dengan terkejut. Dan segera mungkin Ia berjalan kearah lorong kamarnya berada.

Seokjin menunggu Namjoon dengan agak lama, entah apa yang dilakukan Namjoon. Karena belum datang, Seokjin mengambil kotak P3K.

"Seokjin Hyung." Panggil pelan Namjoon.

"Hm." Seokjin pun menghampiri Namjoon yang sedang berdiri dan menatapnya takut.

'Sial kenapa Dia terlihat err~ menggoda.' Batin Seokjin melihat Namjoon yang mengenakan kaos putih tipis dan celana pendek yang mengekspos kulit putih nan halus nya.

'Gulp'

Rambut Namjoon nampak setengah basah dan rambut itu ditarik kearah belakang hingga menampilkan jidat nya. Beberapa helai rambut menghiasi jidatnya.

"Eum~ Hyung?" Namjoon heran melihat Seokjin yang menatapnya seakan-akan ingin menelanjangi dirinya.

"Du-duduk lah, ekhem." Seokjin sadar apa yang dia lihat karena intrupsi suara dari Namjoon.

"Tck, bagaimana kamu bisa terjatuh hm?" Tanya Seokjin dengan lembut, tak lupa kontak mata dengan Namjoon.

"Eum~ itu A-aku hampir dicelakai oleh musuh ku." Namjoon yang melihat mata hitam kelam Seokjin merasa ada yang aneh. Jantungnya berdetak lebih kencang dan pipinya mulai menghangat.

Dengan telaten Seokjin mengobati luka itu. "Oh iya? Berarti musuh mu suka berbuat curang. Lalu bagaimana dengan balapnya? Apakah kamu menang?"

"Hu'um, si Eric itu dirumorkan kalau suka bermain curang ketika balap motor. Dan- dan Aku berhasil memenangkan balap tadi, tadi saat sebelum jatuh aku sempat menendang motornya dan akhirnya kamu jatuh bersama. Hehe~" Mata Namjoon menyipit karena terkekeh.

Seokjin melongo menatap wajah cerah Namjoon dan suara tawanya terdengar lembut.

"Uh-huh, bagus kalau begitu. Hyung harap ini terakhir kalinya, ne arratji?" Seokjin pun selesai menutup luka itu dengan rapi.

He is Perfect | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang