6

538 36 2
                                    

Votement Juseyo :')
Happy reading Yeorobundeul 💜

.
.
.

"Eungh~" Namjoon mulai membuka kedua matanya. Kepalanya pusing sekali sehingga Dia memijat pelan kepalanya.

"Uh, dingin." Merasa dirinya dingin sepertinya angin sangat nakal karena bisa menembus kedalam bajunya.

"Eh, baju?" Namjoon meraba dirinya. "What the fuck! Kenapa Aku telanjang?! Tck, tangan siapa ini-Hoek."

Namjoon merasa mual dan segera bangun dari tidurnya lalu menuju kamar mandi.

"Hoek uhuk-uhuk Hoek~"

"Heung, hoam~ siapa sih pagi-pagi sudah muntah?" Seokjin mengucek mata kanannya sambil menyenderkan tubuhnya ke headboard.

"Oh inikan bukan kamarku pantas rasanya disini sangat hangat dan aromanya sangat manis. Hm, seperti vanilla?" Seokjin memperhatikan dengan seksama interior kamar Namjoon.

"Hiks Hoek uhuk-uhuk hiks eomma~ mual sekali hiks-hiks."

"NAMJOON!" Seokjin berdiri dari atas kasur lalu segera berlari ke kamar mandi.

Seokjin langsung mengurut leher bagian belakang Namjoon. "Gwenchanha?"

"Gwenchanha? Masih tanya sekarang Aku bagaimana-hoek."

"Mianhae." Seokjin pun melanjutkan kegiatannya tadi hingga Namjoon sudah selesai memuntahkan isi dari perutnya.

'Jres'

Seokjin menghidupkan air kran untuk membersihkan muntahan Namjoon dan juga membersihkan bibir dan sekitarnya.

"Cha, sekarang Kamu pakai baju, Aku akan buatkan sup pereda mual." Seokjin menuntun Namjoon hingga Ke tempat tidur dan mendudukkan Namjoon.

Seokjin pun menyodorkan kaos nya dan diterima oleh Namjoon yang sedang 'blank'.

Hingga Seokjin berlalu Namjoon masih terbengong-bengong mencerna apa yang terjadi malam tadi.

"Hu-huh, wae Aku dan Seokjin telanjang dada? Apa yang terjadi sebenarnya heol?! Aku harus cepat ingat detik ini juga."

Namjoon berjalan kearah kaca besar yang ada dipojok kamarnya, untuk mematut dirinya.

"U-uh wae-waeyo?" Namjoon memegang lehernya yang penuh kissmark berwarna keunguan. Matanya pun berkaca-kaca; satu tetes, dua tetes, hingga bertetes-tetes luruh ke pipi bak porselen itu.

"Andwae hiks-hiks a-andwae~" Namjoon menggelengkan kepalanya dan air matanya pun mulai berjatuhan.

-He is Perfect-

"Akhirnya selesai juga." Seokjin meletakan sup pereda mual itu di meja makan. "Heum, kenapa Namjoon tak turun, turun?"

Sudah 20 menit Seokjin memasak tapi tak ada tanda tanda Namjoon muncul. Seokjin memutuskan untuk menghampiri Namjoon.

"Namjoon?" Kepala Seokjin menyembul dari sisi pintu yang terbuka separuh.

"Hiks-hiks."

"Yak! Kenapa menangis?! Uljima ne?" Panik Seokjin ketika melihat Namjoon terduduk dilantai tanpa memakai kaosnya yang Ia berikan tadi sambil menangis.

Lalu Seokjin berjongkok dan menghapus air mata yang mengalir di pipi gembil Namjoon.

"Sstt, uljima ne? Cha~ sekarang kamu pakai baju dulu." Namjoon hanya menurut ketika Seokjin membantunya berpakaian.

He is Perfect | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang