Bonus Chapter: 2

120 11 0
                                    

Kembali pada pertemuan kedua kali Jungkook kali ini di apartemen Jimin. Setelah bertegur sapa dengan pasangan fenomenal tersebut Jungkook disuruh masuk oleh Jimin.

Niat awalnya hanya ingin mengambil jaketnya tapi boleh lah dekat-dekat dengan calon pacar, ehe.

Aroma kalem seperti musim semi menyapu indera penciuman Jungkook, satu kata buat apartemen Jimin cozy! Interior yang terlihat kalem, cream-putih sama seperti pemilik apartemennya.

"Mian sedikit berantakan karena ulah kucing hehe silahkan duduk akan aku buatkan teh." Jimin meninggalkan Jungkook duduk sendirian di ruang tamu.

"Berantakan apa ini masih rapi, oh apa dia bilang punya kucing? Wajar sih punya peliharaan pasti akan berantakan tapi ini enggak sama sekali." Gumam Jungkook menatap sekeliling apartemen Jimin. Jungkook juga punya peliharaan namun itu anjing jenis Pinscher Doberman yang berjenis kelamin jantan.

"meow~ grrr~" Kucing belang tiga yang gembul mengelus kepalanya di kaki Jungkook.

"Aigo inikah kucingnya? Kiyowo~!" Jungkook menggendong kucing peliharaan Jimin kepangkuan nya.

"Ggrrr~" kucing jenis Calico menggeram menatap kalung Jungkook yang bergerak ke kanan kiri karena tubuhnya ikut bergoyang menggoyangkan kucing ke kanan dan kiri juga.

'Sret'

Kucing belang tiga itu mencakar kalung berbandul persegi panjang. Jungkook tertawa gemas melihat aksi kucing gembul itu, kucing selalu menangkap objek yang bergerak menarik perhatian.

"Yah~ patah kalungku." Gumam Jungkook lalu bibirnya maju kedepan bersikap sedih dihadapan kucing. Namun kucing itu hanya menempelkan Paw nya di bibir Jungkook yang monyong.

"Ya ampun! Chimmy jangan nakal kamu huft!" Jimin datang dengan seteko teh, cangkir, dan dua toples biskuit.

"Tak apa Jimin-ssi kucingmu menggemaskan."

"Aduh kalung Kookoo jadi rusak da-dan i-ini brand Dior astaga—pasti mahal." Jimin berkata lirih diakhir kalimatnya.

"Gwenchana ini hanya kalung, yang penting dia tak mencakar wajahku yang tampan ini."

"Masih bisa-bisanya ya huft nanti ku ganti kalung mu, Mian karena kucingku merusaknya." Jimin mengambil alih kucing yang digendong oleh Jungkook.

"Tidak perlu menggantinya—" tiba-tiba otaknya terlintas ide cemerlang. "Begini saja sebagai gantinya kamu kencan denganku saja, aku malah senang."

"Apa tak apa? Itu kan mahal dan lebih mahal dari kencan."

Jungkook terkejut dengan kepolosan Jimin biasanya kalau diajak begitu orang lain akan marah dianggap sebagai mencari kesempatan dalam kesempitan. Jimin orang yang bertanggung jawab! Dan Jimin juga harus mempertanggung jawabkan hatinya.

"Lebih mahal ketika kita kencan Jimin-ssi, karena jarang-jarang idol nomer satu Korea Selatan ini mengajak berkencan lebih dulu."

"Ah begitu, ya sudah deh aku nurut kookoo."

Hati Jungkook bersorak gembira ya ampun polos sekali Jimin, dari luar terlihat tegas dan galak namun ternyata sisi lain lebih polos dan mudah terpengaruh. Apalagi percakapan mereka tak kaku macam kemarin, lebih santai dan kekinian.

Jimin mengelus kucingnya ia terlupa tentang ucapannya tadi di depan pintu apartemen nya tadi. Jungkook pun hampir lupa jika ia membawa buah tangan untuk Jimin.

"Jimin-ie Hyung, aku membelikan berbagai ramyeon pedas kesukaan mu. Mohon diterima ya ."

"Kookoo harusnya tak perlu repot-repot membelikan makanan instan favoritku. Tapi gomawo kamu tahu kesukaan ku." Jimin tersenyum malu.

He is Perfect | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang