Setelah makan malam, Namjoon duduk termenung didepan televisi yang menayangkan kartun Pororo. Seokjin sedang mencuci piring.
Mereka menerapkan peraturan jikalau yang satu sudah masak jadi yang satu nya tinggal membersihkan peralatan dapur.
By the way, itu peraturan baru ditetapkan saat Namjoon diterima di Agensi yang sama oleh Seokjin.
'Drrtt'
'Drrtt'
Ponsel Namjoon berbunyi dan muncul tampilan panggilan dari Eomma. Namjoon tak menyadari panggilan tersebut. Seokjin yang kebetulan habis mencuci peralatan dapur melewati belakang Namjoon dan melihat panggilan di ponsel tersebut.
'Pip'
"Yeoboseyo eommoni." Seokjin mengangkat panggilan itu.
"Eoh, yeoboseyo Seokjin-ah! Namjoon kemana malah kamu yang mengangkat panggilan Eomma?"
"Namjoon ada disini Eommoni sedang melihat televisi. Entah kenapa tak mendengar panggilan." Jujur Seokjin, agak aneh Namjoon yang terlihat termenung jauh dari kata melihat televisi.
"Oh~ yasudah biarkan saja Dia melihat kartun kesukaannya. Eomma hanya ingin menanyakan kabarnya saja, sudah seminggu tak mengabariku."
"Namjoon-ie baik-baik saja Eommoni. Jangan khawatir Eommoni, Seokjin selalu menjaga Namjoon-ie."
"Gomawoo Seokjin-ah Eomma jadi tenang, karena Namjoon itu anaknya keras kepala, Dia hanya butuh perhatian dan kasih sayang. Tolong jaga Namjoon ya. Eomma tutup teleponnya. Annyeong."
"Nde, Eommoni annyeong."
'Pip'
Seokjin menatap Namjoon sendu. Saat berbicara dengan Eomma Namjoon, terdengar nada risau seperti firasat kalau anaknya sedang dalam masalah.
'Hm, Eomma mu mengkhawatirkan mu, Namjoon. Ada apa denganmu?'
Seokjin duduk disamping Namjoon menatap wajah Namjoon yang menatap televisi dengan pandangan kosong. Tangan Seokjin bergerak mengelus kepala Namjoon dengan lembut.
"Uh?" Namjoon menatap dengan wajah terkejut namun dengan cepat berganti dengan wajah sedih.
"Waeyo Namjoon?" Seokjin menatap Namjoon bingung.
'Sret'
Namjoon berdiri dan berlari ke kamarnya. Seokjin melihat air mata itu meluncur di pipi Namjoon. Ada apa dengan anak itu?
"Aku jadi bingung kenapa tiba-tiba menangis. Tapi memang benar firasat seorang Eomma tak meleset, apa ada yang salah dengan hari pertamanya bekerja?"
Seokjin berpikir keras, hal apa yang membuat Namjoon begitu sedih. Padahal selama sehari ini Namjoon mengikuti dirinya.
'Ting'
Sepintas pikirannya menampilkan saat tadi pembacaan naskah drama. "Eoh? A-apakah benar Namjoon cemburu?"
Wajah Seokjin memerah dan bibirnya terbentuk senyuman. Tangannya memegang dadanya, tepat jantung berada.
"Astaga! Tapi itu benar? Jangan senang dulu Seokjin, um~ tapi sudah setahun kami seatap seharusnya Dia mulai mencintai diriku." Seokjin mulai terkekeh geli.
"Semoga saja Namjoon benar-benar mencintai diriku. Setidaknya cintaku tak bertepuk sebelah tangan."
|He is Perfect|
Pagi harinya Namjoon bangun lebih pagi, dengan wajah kusut dan muka bengkak karena kemarin menangis hingga tertidur.
Dia menuju dapur, memasak bibimbap menu sederhana dan cepat. Membuat 2 porsi, yang satu Namjoon makan dan yang satu Ia letakan di meja makan dengan sticky note tertulis.

KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect | END✅
FanfictionStart : 22 August 2021 End : 22 August 2023 Bagaimana jika seorang aktor sekaligus penyayi soloist terkenal dijodohkan dengan seorang mahasiswa dengan kepintaran tingkat dewa sekaligus produser lagu ternama dan termuda di Seoul? Karena orang tua m...