1. Funeral

2.2K 160 32
                                    

Taeyong dan Jaemin berjalan melewati karangan bunga di rumah duka tempat ayah tiri Taeyong disemayamkan.

"Eomma." Taeyong memeluk Yoona ibunya.

Yoona menangis terisak di pelukan Taeyong. Melihat kesedihan ibu dan neneknya, Jaemin lalu memeluk kedua orang yang disayanginya itu.

Yoona, Taeyong, dan Jaemin lalu duduk di samping peti jenazah Donghae, menerima tamu yang memberikan penghormatan terakhir untuk Donghae.

Banyak tetangga, karyawan bengkelnya Donghae, dan saudara Donghae yang datang untuk menyampaikan bela sungkawa.

Tiba-tiba datang sekelompok orang berjas hitam, dengan seorang pemimpin di depan, berjalan dengan pongahnya.

Mereka tidak memberikan penghormatan tetapi hanya berdiri di depan peti mati.

Pemimpin rombongan itu menatap Yoona, "Donghae masih berhutang banyak padaku, segera kemasi barang-barangmu, dan pergi dari rumahmu! Rumah kalian aku sita."

"BAJINGAN! TIDAK TAHU SOPAN SANTUN, AYAHKU BAHKAN BELUM DIMAKAMKAN!" Taeyong berdiri mengacungkan jari menunjuk ke pemimpin yang tidak tahu diri itu.

Jaemin segera berdiri mendekap Taeyong untuk menenangkannya sedangkan Yoona terlalu lemah untuk berdiri, dia hanya bisa menangis.

"Wah, siapa ini? Anak Donghae? Anak Donghae cantik juga ya, hutangmu akan lunas jika kau jadi istri ketigaku, cantik." Pemimpin itu mengedipkan matanya menatap Taeyong penuh nafsu.

"TIDAK SUDI, AMBIL SAJA RUMAH KAMI!" teriak Taeyong emosi.

Para pelayat yang melihat keributan itu, menatap dengan emosi rombongan rentenir itu.

Melihat situasi yang mengancam, si lintah darat itu pun berkata, "Baiklah, baiklah kami akan pergi, tapi besok kalian harus pindah." Kata pemimpin itu sinis lalu memberikan kode pada anak buahnya untuk pergi.

"Eomma." Taeyong duduk kembali, memeluk Yoona.

"Eomma tidak tahu kalau ayahmu berhutang pada rentenir. Kamu ingat kan, beberapa bulan lalu bengkel yang dikelola ayahmu kebakaran, ayahmu tidak tega pada karyawan bengkel, jadi dia pinjam uang agar bengkel segera bisa beroperasi lagi. Eomma tahunya dia meminjam pada bank, tapi tenyata..." Yoona menangis lagi.

Taeyong mengangguk, "Setelah pemakaman nanti, Aku akan mencari apartemen sewa biar besok Eomma bisa pindah."

"Taeyong, maukah kamu menemani Eomma?" Yoona bertanya pada Taeyong.

"Pindah ke sini?" Tanya Taeyong pada eomma-nya.

Yoona mengangguk. "Eomma tidak bisa menutup butik."

Taeyong lalu menatap Jaemin "Nana.."Taeyong menggenggam tangan Jaemin.

"Iya Bubu?" Jaemin menatap ibunya yang walaupun sedih, terlihat cantik dengan tatapan bertanya.

"Nana, kita pindah ke sini ya? Halmeoni tidak bisa menutup butik begitu saja, kasihan karyawan."

Jaemin menatap Taeyong, berpikir baik buruknya pindah.

"Bubu akan resign dari pekerjaan Bubu sekarang, dan akan membantu halmeoni di butik, bagaimana? Kamu setuju?"

"Tidak apa Bubu, lagi pula ini masih awal semester di kelas 10, Nana juga belum banyak teman di sekolah." Jaemin tidak tega menolak permohonan kedua orang yang dia sayang.

"Terimakasih sayang." Taeyong memeluk Jaemin, disusul Yoona yang memeluk keduanya.

" Taeyong memeluk Jaemin, disusul Yoona yang memeluk keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Not SUPERHUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang