31. Beach

702 81 5
                                    

Dengan panik, Taeyong berenang sekuat tenaga ke tempat Jaehyun berada, tetapi dia kalah cepat dengan tenaga mesin jetski petugas bay watch.

Taeyong berhenti berenang saat melihat Jaehyun yang terkulai lemas diangkut ke atas jetski dan dibawa pergi ke daratan.

Johnny dan Taeil menghampiri Taeyong dari arah yang berbeda.

"Yongie, ayo kita ke klinik bay watch! Jeffrey dibawa ke sana." kata Johnny yang tadi berbicara dengan petugas bay watch.

Taeyong hanya mengangguk, dia menangis sambil berenang menuju ke tepian. Johnny dan Taeil mengikuti Taeyong dengan menatap Taeyong iba, berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Jaehyun.

Taeyong segera berlari setelah mencapai daratan, mengikuti arah dari papan penunjuk. Johnny dan Taeil mengikuti Taeyong berlari.

"Taeyong hati-hati!" kata Johnny yang berlari menjajarkan diri di samping Taeyong.

"Aku takut Jaehyun kenapa-napa Johnny." kata Taeyong sambil menangis.

"Kamu tenang saja, Jaehyun tidak selemah itu, Jaehyun itu kuat Tae." kata Taeil dengan terengah-engah sambil berlari.

Taeyong hanya mengangguk, berharap kata Taeil itu benar.

Tak lama mereka sampai di klinik bay watch yang ada di pantai, terlihat petugas yang tadi membawa Jaehyun dengan jetski sedang berjalan kembali ke arah laut, mungkin akan melanjutkan tugasnya.

Johnny menyapa petugas bay watch itu untuk menanyakan tentang Jaehyun.

"Dia sudah ditangani dokter yang sedang bertugas." Petugas bercelana merah itu menatap Taeyong yang menangis tersedu-sedu.

"Suami Anda baik-baik saja Tuan, Anda tidak perlu khawatir."

"Terima kasih Tuan." Taeyong membungkukkan badannya, tetapi dia masih khawatir sebelum melihat keadaan Jaehyun.

Taeyong teringat air di sekitar tubuh Jaehyun yang berwarna merah, dan Jaehyun yang terkulai saat dibawa dengan jetski, dia tidak mau kekasihnya itu terluka.

"Ayo kita ke klinik!" ajak Johnny, membuyarkan lamunan Taeyong.

Mereka pun naik tangga ke bangunan berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu itu.

Seorang wanita berbaju santai dengan jas putih keluar dari pintu, melihat ke arah Taeyong yang menangis tersedu-sedu.

"Selamat siang Tuan, suami Anda baik-baik saja. Mohon Anda tunggu sebentar disini." tunjuk dokter itu ke tempat duduk di luar ruang periksa. Dokter itu pergi ke ruang sebelah lalu masuk lagi ke ruang periksa dengan membawa barang yang Taeyong tidak tahu apa fungsinya.

Johnny mengajak Taeyong untuk duduk, Taeil merangkul bahu Taeyong dan mengelus punggung Taeyong untuk menenangkannya.

Sementara di dalam ruang periksa, dokter tadi melanjutkan pekerjaannya mengobati dahi Jaehyun yang berdarah karena terbentur papan selancar.

"Suami Anda sangat mencintai Anda, dia menangis tersedu-sedu di luar."

Jaehyun tersenyum mendengar kata dokter itu, "I know it."

"Done. Lukanya jangan sampai kena air ya, dan ganti perban 2x sehari."

Jaehyun mengangguk, "Terima kasih Dok."

"Anda bisa beristirahat dulu disini, lebih baik berbaring saja. Kalau pusingnya sudah hilang, Anda bisa pulang. Saya undur diri dulu."

Jaehyun mengangguk, dia masih dalam keadaan duduk saat Taeyong berlari ke dalam ruangan, dan langsung memeluknya erat.

"Jaee." Taeyong menangis dalam pelukannya, dadanya terasa basah dan hangat karena air mata Taeyong.

Jaehyun mengusap punggung Taeyong, "Aku tidak apa-apa sayang."

Jaehyun menatap Johnny dan Taeil yang baru masuk, memberikan kode kalau dia baik-baik saja, pasangan dengan tinggi berbeda itu pun pergi keluar, memberikan privasi untuk Jaehyun dan Taeyong.

Agak lama baru Taeyong melepaskan pelukannya, dia menangkup pipi Jaehyun, memastikan hanya ada satu luka saja di tubuhnya.

"Aku takut sekali Jaehyunie, aku takut sekali kehilangan kamu." Taeyong berkata sambil menahan isakannya, hidung dan wajahnya merah karena menangis membuat Jaehyun terenyuh.

"Maafkan aku sudah membuat kamu khawatir." kata Jaehyun sambil mengecup pipi Taeyong.

"Berjanjilah jangan terluka lagi ya."

"Aku berjanji sayang." Jaehyun tersenyum, Taeyong mendekatkan bibirnya pada bibir Jaehyun, menciumnya dengan penuh rasa sayang, dan Jaehyun membalasnya dengan senang hati.

"Sayang." panggil Jaehyun setelah mengecup bibir Taeyong sekilas.

"Kenapa?"

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita sebagai kekasih."

Bagaikan tersambar petir, Taeyong terperangah menatap Jaehyun.

"Jaehyunie..." kata Taeyong lemah, Jaehyun ingin mereka putus?

Jaehyun tersenyum, "Aku ingin mengakhiri hubungan kita sebagai kekasih dan merubahnya menjadi hubungan suami istri."

Taeyong seketika termangu, mencoba mencerna apa yang dikatakan Jaehyun.

Jaehyun terkekeh, mengecup bibir Taeyong, lalu menurunkan resleting di lehernya sampai ke dadanya, ada kalung dengan liontin cincin disana. Jaehyun melepaskan kalungnya, lalu mengambil cincin.

Meraih tangan Taeyong, memakaikan cincin itu di jari manis Taeyong lalu mengecup cincin di jari Taeyong.

"Sepekan setelah pulang dari LA, kita menikah." kata Jaehyun sambil menatap Taeyong penuh cinta.

"Ha?" Taeyong tertular virus nge-bug-nya Jaehyun.

Matahari sudah tergelincir ke barat, sore sudah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah tergelincir ke barat, sore sudah tiba. Taeyong terlihat berjalan di trotoar dengan riang, senyum terulas dari bibir cherry-nya, dia teringat lamaran Jaehyun yang tidak ada romantis-romantisnya di klinik tadi.

Yoona mengirimkan pesan kepada Taeyong untuk membeli oleh-oleh perhiasan di Tiffany & Co, yang terletak di Rodeo Drive. Ten juga minta Taeyong untuk membelikan tas keluaran terbaru dari Chanel.

Taeyong hanya pergi seorang diri, Jaehyun masih tidur di hotel, dia merasa mengantuk, mungkin karena pengaruh obat penghilang rasa sakit yang dia minum.

Saat di Chanel store, Taeyong langsung menuju tas keluaran terbaru Chanel yang terpajang, dan tak membutuhkan waktu lama untuk membayarnya.

Taeyong segera bergegas ke Tiffany & Co, dalam perjalanan  Taeyong melihat seseorang mirip dengan Jaemin sedang duduk di kafe outdoor.

Taeyong mendekati kafe, berencana untuk mengajak Jaemin berbelanja, tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Jeno datang menghampiri Jaemin, duduk disamping Jaemin dan mereka kemudian berciuman dengan mesra.

Ciuman di bibir.

Saling melumat.



Taeyong membeku. Kakinya terasa sulit digerakkan, bagaikan tak bertulang.

"Nana..."





#HappyJaehyunDay
#wishyouallthebestjaehyunienyataeyong






Not SUPERHUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang