Taeyong termangu menatap namja tinggi imut yang tersenyum manis di depannya.
Batita di gendongannya menatap Taeyong dengan wajah polos dan menggemaskan.
Jika anak itu bukan anak Yuta dan Dong Sicheng, pasti Taeyong akan menggendongnya gemas.
"Annyeong, saya Dong Sicheng, kamu bisa memanggilku Winwin." sapa Winwin sambil menjulurkan tangannya.
Taeyong hanya mengangguk.
"Bolehkah aku masuk? Yuichi sudah terlalu lama dalam gendongan." tanya Winwin kecewa sambil menurunkan tangannya yang tidak disambut Taeyong.
Taeyong melihat kain gendongan Winwin, terlihat mahal, tas bayi yang dijinjing di tangan kirinya juga bermerek, dan Taeyong tahu itu mahal.
Yuta pergi ke Korea sangat jarang karena biaya tiket yang mahal, tetapi pasangan barunya, mudah saja ke Korea, dengan memakai barang-barang branded di tubuhnya.
Taeyong ingin mengusir orang di depannya ini, tetapi dia tidak tega dengan wajah batita polos di depannya.
Taeyong pun menyingkir dari pintu dan membukanya lebar. Winwin pun masuk ke apartemen Taeyong, mengedarkan pandangannya pada apartemen sempit dan sederhana si tuan rumah.
Winwin duduk, melepaskan gendongannya, dan mendudukkan batitanya di sofa panjang di sampingnya. Taeyong ikut duduk di seberang Winwin, melipat tangannya di dada sambil menatap Winwin penuh intimidasi.
Winwin agak takut dengan tatapan Taeyong, tetapi dia memberanikan diri.
"Taeyong-ssi, aku mohon, cabut gugatan cerai pada Yuta."
Taeyong tersentak, orang di depannya ini serius?
"Kamu meninggalkan otakmu di Jepang?" tanya Taeyong sarkas.
"Yuta sangat shock digugat cerai kamu, dia depresi sekarang. Kasihanilah Yuta." kata Winwin penuh harap.
"Kasihan?" tanya Taeyong yang disambut anggukan Winwin.
"Apa Yuta pernah kasihan padaku?"
Winwin diam.
"Dimana Yuta saat aku hamil Nana?"
"Dimana Yuta saat aku melahirkan, butuh tanda tangan pasangan untuk operasi?"
"Dimana Yuta saat Nana cidera punggung? Dimana dia saat aku tiap hari pergi pagi pulang malam untuk mencari sesuap nasi?"
Taeyong menghela nafas.
"Tapi." sela Winwin.
"Maaf aku tidak bisa mencabut gugatan cerai. Ini adalah konsekuensi yang harus Dia terima."
"Yuta mencintaimu Taeyong Hyung."
"Kalau dia mencintai aku, dia tidak mungkin menikah denganmu." -Bitch batin Taeyong.
"Tetapi." Winwin masih saja bersikeras.
"Masalah Yuta depresi, sakit, atau mau bundir? Aku tidak peduli. Itu bukan urusan aku. Dia pasanganmu, dia tanggung jawabmu, bukan tanggungjawabku lagi."
"Kau tidak cinta Yuta lagi?"
"Tidak, perasaanku sudah hilang berabad-abad lalu." Sinis Taeyong, walaupun dalam hatinya dia masih mencintai Yuta beberapa waktu lalu.
"Tetapi kenapa baru sekarang kamu minta cerai Hyung?"
"Aku bertahan karena Nana, dan setelah tahu Yuta mendua, aku memilih bercerai."
"Sebenarnya Yuta sangat mencintaimu Taeyong, sampai kadang aku iri padamu."
Taeyong hanya diam menatap Winwin sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not SUPERHUMAN
Fanfictionjaeyong, slight nomin Taeyong adalah namja yang kuat, walau bukan superhuman, tetapi dia berusaha membesarkan Jaemin seorang diri dengan baik. Karena ayah tirinya meninggal, Taeyong dan Jaemin harus pindah ke Seoul untuk menemani ibunya. Dan Taeyong...