Hati-hati bosan 🦋 part panjang 🦋
Bagian 6
"Kak Argan!"
Atensi penghuni kantin langsung berpusat ke arah Mutia. Gadis berkuncir dua itu berlari kecil menuju meja kekasihnya. Penampilan barunya yang terlihat berbeda dari sebelumnya membuat orang lain geleng kepala. Bagaimana tidak, gadis itu yang biasanya mengenakan pakaian kebesaran dengan rok di bawah lutut tiba tiba mengenakan seragam atasan kekecilan, dan rok span yang begitu ketat. Belum lagi make up yang begitu tebal, bukan terlihat cantik ia justru lebih mirip ondel-ondel pinggir jalan.
"Berisik," ketus Argan sama sekali tak melirik ke arah Mutia. Cowok itu masih fokus saja bermain game online di ponselnya.
"Ih, kak Agan. Mutia ngambek nih!" rajuknya sembari berkacak pinggang.
Dih, siapa peduli? masa bodoh iya.
"Mut, nama lo imut, sayang kelakuannya kek orang utan," cemooh Surya sambil menggigit sebiji kuaci.
"Kembaran monyet dong?" sambung Ervan seraya sibuk mengupas kulit kuaci. Sedangkan isinya dia kumpulkan pada wadah kotak terbuat dari kertas buku. Kalau kata Ervan makan sebiji biji kuaci itu enggak berasa. Jadi dia akan mengumpulkannya sampai banyak dulu, baru nanti dia akan memakannya. Gini nih tipikal mau ngemil aja ribet.
"Nah itu dia," ceplos Surya membenarkan perkataan Ervan.
Mutia berdecak kesal, terlebih melihat kekasihnya begitu acuh. Sebenarnya Mutia ini pacarnya atau hanya pajangan?
"Ih, kak Surya. Jangan ngeledek deh, Mutia tuh lagi bete."
Gak nanya.
"Mut?" tanya Surya yang kini menyadari penampilan baru gadis itu.
"Apa!?" ketus Mutia.
"Idih galak amat, btw lo mau mangkal dimana?"
"Hah, mangkal?" beo Mutia. Ia masih tak mengerti maksud ucapan teman kekasihnya itu.
"Nah itu tampilan lo, kek cabe cabean pinggir jalan," celetuk Surya enteng, sembari mencomot kuaci yang sudah Ervan kupas. Membuatnya sang empu melotot tajam ke arahnya. Surya tersenyum polos, benar benar minta Ervan mutilasi.
Sedangkan mata gadis itu sudah membulat sempurna mendengar ucapan Surya. Mutia menekuk wajahnya kesal, kakinya juga ia hentakan ke lantai. Lalu pandangannya memicing kesal ke arah cowok itu. "Ih Kak Surya, Mutia udah dandan cantik cantik gini, masa di bilang apa tadi? cabe cabean! enak aja."
"Emang bener dih," ujar Ervan ikut ikutan, sembari menepis tangan Surya saat ingin kembali mencomot kuacinya. Surya memasang wajah nelangsa yang ingin sekali Ervan tabok.
"Mata kalian kali yang rabun!" tukas Mutia kesal, karena dirinya di sebut cabe cabean. Tuh manusia purba enggak tau apa Mutia udah dandan lama-lama dari subuh. Masa bak bidadari gini di bilang cabe cabean. Dasar dua semprul, untung ganteng. Kalau enggak udah Mutia depak dari atas monas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAGAN || Musuh Tapi Dating
Teen FictionNiatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu money or body." Dengan senyum miring, Argan menatap lekat Alaka. "Bentar---" "Oke, gue perjelas lagi." T...