Bagian 27
"Bibir lo manis---" Argan mengusap bibirnya yang berdarah. Kemudian tersenyum menggoda. "Boleh lagi?"
Plak!
"Akh!" Argan memekik, tatkala Alaka justru menabok bibirnya. Reflek pun cowok itu mendorong tubuh Alaka dari pangkuannya, hingga gadis itu tersungkur ke lantai.
"Argan!" Tangan Alaka terkepal kuat, matanya juga memincing tajam ke arah cowok itu. Nyeri pada bagian bokongnya cukup menambah kekesalannya.
Alaka hendak berdiri, berniat membalas Argan. Namun mendadak ia ditahan seseorang, Alaka menoleh dan sontak membulatkan mata. Saat mendapati Surya lah yang beranda di belakangnya.
Sebenarnya Surya sudah beberapa menit lalu berada di dekat pintu. Tentu saja Jefri juga menghubungi cowok itu, selepas menelpon Alaka. Namun Surya tak langsung masuk, tubuhnya seperti membeku di tempat tatkala melihat pemandangan di depan sana. Mendadak Surya merasakan ada sebuah benda runcing yang menancap dihatinya.
Perih, sesak itu yang Surya rasakan. Anehnya dia tak mengerti, mengapa dia merasakan hal demikian. Surya baru tersadar saat melihat Alaka terjatuh dan memutuskan membantu gadis itu.
"Lo gakpapa?" Surya menelisik Alaka penuh khawatir, posisi tubuhnya setengah membungkuk.
Alaka mengerjap. "Surya?"
Surya tersenyum singkat. Lalu pandangan cowok itu jatuh pada Argan. "Kayaknya Argan udah mabok berat ya?"
Alaka mengangguk, tapi perlahan wajah gadis itu memerah. Saat mengingat apa yang tadi ia lakukan dengan Argan.
Demi nenek moyang! Surya enggak liat kan?
"Lo---lo dari tadi?" Alaka meremas jemarinya gelisah. Sial, Alaka benar-benar tak bisa menutupi rasa malunya itu.
Surya menatap Alaka sejenak, paham. Ia lantas menggeleng. "Gue baru sampe kok, kenapa?"
"Enggak, gakpapa." Alaka tersenyum segaris, syukurlah perasaannya bisa sedikit lega.
"Mau gue bantu?" Tangan Surya terulur pada Alaka. Gadis itu lantas tersenyum dan menyambut uluran tangan Surya yang membantunya untuk berdiri.
Setelah itu, mereka berdua mulai memapah tubuh Argan dan membawanya keluar dari ruangan tersebut.
Setibanya mereka di lantai satu, seseorang dengan perawakan tinggi serta bermodel rambut belah tengah itu menghampiri mereka. Ternyata itu adalah Jefri yang kondisinya sudah setengah mabuk.
"Lo---lo pasti si little woman itu kan?" Jefri berujar sambil menunjuk-nunjuk Alaka mengunakan telunjuknya. "Cantik juga," lanjutnya tersenyum aneh.
"Bang, lo kayaknya udah mabok mending berenti minum. Gue cabut ya sama Argan." Surya menepuk bahu Jefri sekilas.
Jefri pun meresponnya dengan angguk-anggukan. Sementara Alaka yang sendari tadi diam, hanya bisa mengeryit heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAGAN || Musuh Tapi Dating
Teen FictionNiatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu money or body." Dengan senyum miring, Argan menatap lekat Alaka. "Bentar---" "Oke, gue perjelas lagi." T...