Bagian 07
Alaka berjalan menuju lorong kantin, sebenarnya dia malas makan dan lebih ingin kembali ke kelas. Namun karena energinya terkuras habis paska menghajar Meysha, ditambah ia tak sempat sarapan tadi pagi karena terlambat. Sekarang para cacing di perutnya mulai berdemo. Alaka menghembuskan napas berat, matanya menilik keadaan kantin yang penuh sesak. Belum lagi meja meja di sana hampir keseluruhannya penuh.
Alaka mengigit bibirnya bingung, entah ingin memakan apa. Setelah diam cukup lama, ia akhirnya memilih ikut mengantre di warung kang Ujang. Mungkin dia akan membeli roti dan susu kotak saja, dan memakannya di kelas nanti.
Tepat di lapak sebelah, si penjual mie ayam. Seorang cowok berambut ikal tiba tiba datang dan langsung menerobos ke barisan depan. Membuat murid lain yang sudah lama mengantre berdecak kesal sekaligus menorakinya.
Surya tampak acuh dan berteriak pada si ibu penjual. "Bu Siti, pesen mie ayam dua! satunya jangan pake sayuran. Ayamnya banyakin ya. Sekalian dianter, meja nomor 10."
Alaka mengulum senyum, sepintas ide jahil langsung muncul di benaknya. Mie ayam tanpa sayur? itu menu makanan yang biasa Argan pesan. Tanpa mau menunda lagi Alaka keluar dari barisan dan melangkah masuk ke lapak Bu Siti.
"Bu sini Alaka bantuin," tawar gadis itu.
Bu Siti yang tengah memasukan mie ke dalam panci itu menoleh."Ih enggak usah Neng, biar ibu aja. Alaka mau pesen mie ya? duduk dulu aja nanti Ibu buatin."
Alaka menekuk bibirnya mendengar jawaban Bu Siti. Apakah rencana akan gagal? sayang sekali. Apalagi mengingat sudah beberapa kali ini Argan mengerjainnya, tanpa dia membalas balik perbuataan cowok itu. Entah mengapa Alaka jadi kesal sendiri. Tapi tunggu! Jangan sebut dia Alaka kalau dia menyerah begitu saja.
"Yakin ni Bu, gak mau Alaka bantuin? Tuh keliatannya repot banget," bujuk gadis itu tak menyerah. Lalu matanya mengedarkan padangan, mencari sosok lain yang seharusnya berada di tempat ini. "Pak Galang kemana Bu? Tumben cuma Ibu sendiri," tanya Alaka.
"Lagi ke toilet orangnya Neng, bentar lagi juga balik."
"Eh enggak usah..." ucapan Bu Siti terputus, kala Alaka dengan cepat mengambil alih dua mangkuk mie yang baru saja diisi Bu Siti. Dan menaruhnya di atas meja samping gerobak, disana sudah berjejer mangkuk-mangkuk mie yang tinggal di isi topingnya.
"Ini tinggal kasih daun bawang sama isian ayam ya Bu?"
"Iya Neng, kasih tiga sendok ya isian ayamnya terus daun bawangnya secukupnya aja. Duh Ibu jadi enggak enak ngerepotin kamu."
"Santai aja lah Bu, lagian Alaka juga kok yang pengen bantuin Ibu."
"Ya sudah, tapi nanti Ibu bonusin mie ayam gratis ya buat kamu, harus mau loh."
"Bisa aja si Ibu, oke lah."
Kemudian Alaka mulai berkutat membantu si Ibu penjual. Mengisihkan hampir keseluruhan toping di mangkuk mie yang berjejer di sana. Alaka sengaja memisahkan dua mangkuk pesanan Surya, tak lupa ia memasukan dua sendok garam penuh ke mangkuk milik Argan, lalu di aduknya sebentar agar tak ketahuan. Tadi saat Bu Siti sibuk mengiris sàwi, Alaka diam diam mengambil garam di atas meja. Beruntung Bu Siti tak memperhatikannya. Jadi rencana Alaka aman sentosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAGAN || Musuh Tapi Dating
Teen FictionNiatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu money or body." Dengan senyum miring, Argan menatap lekat Alaka. "Bentar---" "Oke, gue perjelas lagi." T...