ALAGAN [19]

49.8K 2.7K 78
                                    

Bagian 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 19

Bunyi jam beker terus berdering nyaring. Alaka mengerjap sedikit menguap, ia lantas bangun seraya mematikan alarm. Dengan sedikit gontai ia melangkah menuju kamar mandi. Sebenarnya ini masih sangat pagi, tepatnya jam 05:00 tapi Alaka harus segera bersiap. Ah bukan, tepatnya ia harus ke apartemen Argan terlebih dahulu, menjemput cowok itu agar berangkat sekolah bersama. Iya, kemarin Argan memintanya untuk antar jemput cowok itu sampai kondisi kakinya benar-benar pulih.

Merepotkan bukan?

Tapi Alaka tak bisa menolak, toh itu kesepakatan yang sudah ia setujui. Jadi mau tak mau ia harus mengikuti aturan tersebut.

Bicara soal pertemuan wali murid yang harusnya di hadiri orang tuanya hari ini. Hal itu sudah teratasi, orang tua Alaka tak perlu datang. Karena pihak keluarga Argan tak jadi menuntutnya dan membawa masalah ini ke jalur damai. Sedikit membaik bukan?

Sebenarnya Alaka sedikit penasaran, bagaimana cara Argan membujuk ke dua orang tuanya itu. Tapi lagi-lagi Alaka tak ingin ambil pusing, yang terpenting satu masalah sudah terselesaikan. Sekarang yang harusnya Alaka pikirkan adalah bagaimana cara terlepas dari Argan.

Setengah jam, waktu yang Alaka habiskan untuk bersiap. Hal terakhir yang gadis itu lakukan adalah mengikat tali sepatu. Setelah beres, Alaka segera memesan ojek online dan berangkat menuju apartemen cowok itu.

Sesampainya di sana, Alaka langsung menaiki lift menuju lantai 10. Tanpa memencet bel terlebih dahulu, gadis itu langsung melangkah masuk. Tentunya kemarin Argan juga memberi tahu kata sandi apartemen cowok itu. Entah Alaka harus merasa senang atau tidak. Terlebih status barunya sekarang, ia benar-benar seperti mendapat mimpi buruk yang mau tak mau harus dia terima.

Alaka meletakkan dua bungkus bubur ayam di meja. Tadi saat di perjalanan Alaka sempat membeli itu sebentar. Berhubung dia belum sarapan dan takutnya cowok itu tak memiliki bahan makanan yang bisa ia di jadikan sebagai sarapan.

Pintu kamar Argan masih tertutup rapat. Alaka sudah mengetuknya berulang kali tapi masih belum ada respon. Gadis itu mendengus sedikit kesal, terlebih waktu terus bergerak jalan. Kini sudah pukul 6 lewat 5 menit dan Argan masih belum juga bangun.

Alaka mencoba memutar knop pintu. Ternyata tak di kunci, gadis itu memutuskan masuk dan berjalan mendekat ke arah ranjang. Di sana Argan masih tertidur pulas dengan posisi tangan memeluk bantal.

"Ar bangun!"

"Udah siang ini!"

"Kebo banget sih. Bangun atau gue siram?"

Alaka berseru demikian, terdengar kurang ajar bukan? tapi masa bodoh. Gadis itu sudah terlanjur kesal. Mengembuskan napas kasar, Alaka bergerak mengguncang badan cowok itu dan respon Argan hanya berupa racauwan tak jelas.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang