Bagian 37
Lewat pantulan cermin Alaka mengecek penampilannya sekali lagi, cukup anggun. Dress hitam selutut berlengan panjang dipadukan high heels berwarna senada, serta sapuan make up tipis di wajahnya. Sementara bagian rambut Alaka tak ingin repot hanya ia biarkan tergerai. Sebetulnya kalau bukan ingin menghadiri pesta pertunangan sahabat tercintanya itu Alaka sangat malas berdandan bahkan aroma kasur jauh lebih menggoda menurutnya.
Namun ini demi kebahagiaan Citra, jadi ia harus turut hadir bukan? terlebih melihat wajah berseri sahabatnya itu nanti, ia tebak akan sekonyol apa.
Alaka menyambar tas selepangnya di nakas, saat mendengar bunyi notifikasi pesan masuk dari ponsel. Setelah di liat isi pesan itu berupa 'Argan tak bisa menjemputnya, sebab Ervan yang terus merengek meminta ditemani sampai acara pertunangannya selesai'. Sangat kekanakan sekali! tapi ya sudahlah mungkin Ervan seperti itu karena dia merasa amat gugup mungkin?
Setidaknya walau Argan tak bisa menjemput, cowok itu secara pengertian mengiriminya seorang supir untuk datang menjemput. Jadi Alaka tak perlu repot-repot memesan taksi online.
Setelah sepuluh menit menunggu, supir tersebut pun tiba. Alaka segera masuk, tapi baru saja gadis itu mendudukkan tubuhnya di kursi belakang, bunyi panggilan masuk dari nomor tak di kenal muncul di layar ponselnya.
Alaka berusaha mengabaikan panggilan tersebut, sebab di rasa ia tak mengenal nomor itu. Namun panggilan itu tak kunjung berhenti hingga akhirnya Alaka memilih untuk mengangkatnya.
"Hallo---siapa ya?"
Samar-samar Alaka mendengar suara derap langkah seseorang lalu berganti lengkingan benda runcing yang sengaja digoreskan ke pagar besi.
"Kak---tolong."
Alaka terdiam beberapa detik, kala merasa tak asing dengan suara tersebut.
"Mutia?"
"Iya kak ini aku--- aku takut kak, kak Meysha mau celakain aku. Tolong aku kak."
Dari suara Mutia yang bergetar serta ingsak tangis tertahannya, Alaka yakin bahwa gadis itu pasti amat ketakutan.
"Lo dimana? gue jemput."
"Mutia gak tau kak, Mutia takut."
"Oke Mutia, lo tenang dulu, coba tarik napas lalu buang pelan-pelan. Udah?"
"Udah kak."
"Sekarang sherlock, gue bakal ke sana secepatnya."
Setelah mendapatkan lokasi keberadaan Mutia, Alaka segera menyuruh sang sopir menganti arah tujuan mereka dan bergegas ke sana.
Sementara itu di tempat pesta pertunangannya Ervan lagi-lagi tersenyum penuh kemenangan. Dia memang sengaja menahan Argan di sini agar rencana licik Mutia berjalan mulus. Ternyata tak sia-sia dia lakukan. Jadi mari anggap saja ini hukuman untuk gadis itu karena sudah merusak persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAGAN || Musuh Tapi Dating
Teen FictionNiatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu money or body." Dengan senyum miring, Argan menatap lekat Alaka. "Bentar---" "Oke, gue perjelas lagi." T...