Typo✌
Happy reading
=======🌺💗🌺💗🌺
"Tunggu! Jangan pergi!!' perintah orang itu tegas, yang ternyata adalah seorang wanita muda berparas cantik. Wanita berpakaian dress mini ketat hingga menampilkan lekukan tubuhnya itu merentangkan kedua tangannya kesamping, mencoba menahan Yoongi untuk tak melajukan motornya.
"Ck! Minggir!!" teriak Yoongi kesal pada wanita yang berdiri menghalangi motornya itu.
"Aku tidak mau! Yoongi-yaa, ayo kita bicara!"
"Aku tidak mau bicara denganmu! Lagipula tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi! Bukankah ini yang kau inginkan? Apakah kau sudah puas, huh?!"
"Yoongi, kau salah paham! Aku tak bermaksud seperti itu, tolong dengarkan aku dulu! Aku mohon!"
"Pergi kau dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi!!" bentak Yoongi frustasi sementara peluh mulai mengucur di pelipisnya tanda bahwa dirinya sedang menahan emosi.
"Tidak bisa! Kau tidak boleh terus lari dariku! Ayolah kita bicara, atau kalau tidak, maka aku akan memberitahu orang tuamu bahwa kita telah bertemu!"
"Aku tidak perduli!" jawab Yoongi seolah menantang. "Seohyeon Noona, aku mohon minggirlah, jangan ganggu hidupku lagi. Aku sudah cukup menderita karena perbuatanmu!" Yoongi memohon dengan mata berkaca kaca.
"Yoongi, dengarkan aku dulu, aku mohon!" namun gadis itu balas memohon.
Yoongi mendengus kesal, lalu memundurkan motornya, berusaha mencari celah untuk melarikan diri, dan ia pun berhasil.
"Yoongiiii...!!! Yoongiiii...!! Berhentiiii...!! Aku bilang berhentiiii!!" wanita itu berteriak frustasi meneriaki kepergian Yoongi.
***
Yoongi melajukan motor maticnya dengan sangat kencang dengan tujuan yang tak jelas. Matanya yang berkaca kaca tak lagi sanggup menahan air matanya yang kini tumpah.
Dadanya terasa sesak dan hatinya terasa sakit sekali. Kenangan pahit yang terjadi tiga bulan yang lalu kini muncul kembali dibenaknya dan terekam dengan jelas setiap kata-kata umpatan yang keluar dari mulut sang Ayah kepada dirinya, sehingga membuatnya tak tahan dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan belajar hidup mandiri tanpa bantuan sepeser pun dari orang tuanya lagi.
"Hiks...hiks...," perlahan suara isakan itu pun mulai terdengar dari bibir tipisnya. Ia pun menghentikan motornya disebuah gang yang sempit nan sepi. Di sanalah ia menumpahkan kepedihannya seorang diri, sambil duduk bersandar pada dinding gang.
***
"Kau sedang apa disini?" suara serak seperti habis menangis, mengagetkan Jennie yang sore ini tengah berdiri didepan sebuah pintu ruang apartemen.
Jennie pun menoleh kearah sumber suara yang berasal dari samping kanannya. "Loh, kau ada diluar? Pantesan dari tadi ku ketuk-ketuk tidak kunjung dibuka pintunya," ucap Jennie.
"Ck! Minggir!" Yoongi menarik tubuh Jennie kesamping dengan kasar. Ia lalu membuka pintu apartemennya menggunakan kunci. Karena itu memang bukanlah pintu apartemen mewah yang harus menggunakan pasword jika ingin membukanya.
Jennie sedikit merengut karena perlakuan kasar Yoongi padanya barusan. "Sakit tahu!" celetuk Jennie pelan, namun masih terdengar ditelinga Yoongi yang kamudian meliriknya jengah.
"Kalau tidak mau dikasari, ya jangan kesini!" ketus Yoongi, lalu melangkah masuk kedalam ruangan diikuti Jennie yang juga ikut masuk tanpa dihalangi sedikitpun olehnya.
"Aku kesini untuk menjemputmu kekampus. Aku takut kalau hari ini kau tidak masuk lagi," ucap Jennie lalu mendudukan dirinya disebuah kursi.
"Memangnya aku anak kecil apa? Pakai dijemput segala!" ketus Yoongi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-diam Suka Kamu (Yoonnie) End√
FanfictionSuka sama temen satu jurusan ditempat kuliah memang menyenangkan. Setiap ketemu doi rasanya deg degan gimana gitu. Tapi kalau ternyata yang kita sukai itu menyimpan suatu rahasia, jadi gimana gitu kan? kayak serba misterius, tapi nyebelin. Lalu ka...