Typo✌
Happy reading
💗🌺💗🌺💗
"Ya udah, kita balik lagi ke hotel untuk mengambil mobilmu!" ucap Yoongi.
"Ha?? J-Jangan!! Nanti saja kalau acara pestanya sudah selesai baru kita kembali kesana untuk mengambil mobilku. Karena jika kita sekarang kesana, nanti kalau ketangkap oleh Appamu, bagaimana?"
"Mm...iya juga sih. Oke, terserah kau saja!" Yoongi menyetujui usulan Jennie.
"Ng...terus kita sekarang kemana dulu ya enaknya?" tanya Jennie yang sekarang malah bingung hendak pergi kemana.
"Kita ke mansion Appaku saja!"
"Eh? Untuk apa kesana?"
"Untuk mengambil dompet dan juga kunci apartemenku yang tertinggal dikamar. Karena kalau tidak, percuma saja nanti aku kembali ke apartemen, kalau tidak bisa masuk," jelas Yoongi.
"Iya, juga ya," Jennie manggut-manggut setuju.
"Ayo, kita harus kesana sekarang, sebelum Appaku pulang!"
"Oke!!"
Tak lama kemudian, sebuah bus pun berhenti dihalte tersebut, dan mereka berdua pun langsung masuk kedalamnya untuk menuju ke mansion pribadi milik Tn. Min.
Didalam perjalanan, Jennie yang kelelahan akibat berlari tadi, tiba-tiba tertidur dan tanpa sadar kepalanya pun jatuh bersandar di bahu Yoongi yang duduk disampingnya.
Menyadari hal itu, Yoongi sama sekali tak keberatan. Ia tak marah ataupun berniat membangunkan gadis itu. Diam-diam ia tersenyum melihat wajah damai Jennie saat ini, ia bahkan dengan sengaja menggeser posisi duduknya mendekat kearah Jennie, agar Jennie nyaman bersandar pada bahunya selama diperjalanan.
Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di halte yang dituju. Sebelum bus yang mereka tumpangi tiba dihalte tersebut, Yoongi dengan terpaksa membangunkan Jennie yang terlelap dalam tidurnya. Saat Jennie bangun dan menyadari kepalanya ternyata bersandar pada bahu Yoongi, ia pun merasa malu, sekaligus tak enak hati.
Dan kini mereka berdua telah turun dan tengah berjalan kaki menuju ke mansion pribadi milik Tn. Min yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari halte tersebut.
"Ng...maaf ya, tadi aku tidak sengaja bersandar dibahumu," ucap Jennie sembari berjalan disamping Yoongi.
"Tidak masalah!" jawab Yoongi dengan tampang coolnya.
"Apa bahumu sakit? Apa bahumu pegal?" Jennie bertanya sambil menyentuh bahu Yoongi dengan memberinya sedikit pijatan lembut.
Yoongi diam tak menjawab, tapi membiarkan gadis itu menyentuh bahunya.
"Maaf yaa...bahumu pasti pegal gara-gara aku, iya kan?"
"Sama sekali tidak. Justru aku senang kau bersandar dibahuku seperti tadi," batin Yoongi. Ia masih enggan menjawab pertanyaan Jennie padanya, karena merasa nyaman dengan pijatan lembut yang diberikan gadis itu walau sembari berjalan.
"Ng...sebenarnya, kenapa sih waktu itu kau tiba-tiba menghilang dan tak masuk kuliah lagi?" tanya Jennie. Kini ia telah berhenti memijit bahu Yoongi.
"Ng...ceritanya panjang. Tapi yang jelas ini ada kaitannya dengan masalah keluarga ku," jawab Yoongi yang enggan menjelaskan secara detail.
"O-Oh," Jennie ber-oh ria, ia berusaha memaklumi Yoongi yang tak ingin menjelaskan secara detail permasalahan yang dihadapinya kepadanya, karena Jennie pun sudah mendapat sedikit penjelasan dari Seokjin waktu itu.
Tak lama kemudian mereka berdua tiba disebuah mansion megah nan mewah yang berada dikawasan tersebut.
"Wuahh...daebak! Mansionnya megah sekali! Jadi selama ini kau tinggal disini?" Jennie berdecak kagum, meskipun dirinya pun berasal dari keluarga kaya, namun nyatanya rumahnya tak semegah mansion yang ada dihadapannya kini.
"Eum, ini mansion pribadi milik Appaku bukan milikku!" jawab Yoongi.
Saat ini mereka berdiri sejauh sepuluh meter dari depan gerbang mansion tersebut.
"Jennie, kau tunggu disini ya! Kau tidak usah ikut masuk, karena didalam sana, banyak orang suruhan Appaku yang berjaga, jadi lebih baik kau bersembunyi disekitar sini, karena aku tak ingin kau kena masalah oleh mereka gara-gara aku," ucap Yoongi.
"Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana jika nanti mereka menahanmu didalam dan tak mengijinkanmu untuk keluar lagi?" Jennie khawatir.
"Tenang saja, itu bisa kuatasi. Kurasa saat ini para penjaga itu belum mengetahui apa yang terjadi. Jadi aku akan masuk dan berpura pura bahwa aku disuruh Appaku untuk pulang mengambil barangnya yang tertinggal, dengan begitu mereka tidak akan mencurigaiku."
"Kau yakin, kau akan baik-baik saja?" saking khawatirnya, tanpa sadar saat ini Jennie malah menggenggam kedua tangan Yoongi dengan erat.
"Iya, aku yakin. Aku janji tidak akan lama, aku akan segera kembali lagi kemari untuk menemui mu," Yoongi berusaha meyakinkan Jennie agar tak khawatir.
"Oke, baiklah! Tapi hati-hati ya, dan jangan lama-lama didalam!" ucap Jennie sambil menatap dalam mata Yoongi dengan penuh kekhawatiran.
"Heh! Aku mau masuk!" ucap Yoongi.
"Ya udah sana cepetan masuk! Tapi jangan lama-lama!!" ucap Jennie lagi.
"Iya, tapi masalahnya...bagaimana aku bisa masuk, kalau tanganmu terus menggenggam tanganku dengan sangat erat seperti ini??!"
Jennie terbelalak kaget, ia langsung melihat kearah kedua tangannya dan baru menyadarinya. "Eh...ma-af...hehe...," dengan penuh rasa malu, Jennie pun melepaskan genggaman tangannya pada Yoongi.
Yoongi geleng-geleng kepala, lalu melangkah masuk ke dalam mansion, sedangkan Jennie bersembunyi dibalik sebuah pohon besar yang tumbuh disekitar mansion tersebut.
***
Di tengah pesta, Tn. Min tampak gelisah dan tak lagi dapat menikmati pesta tersebut seperti diawal acara. Dirinya sibuk memikirkan dimana keberadaan Yoongi saat ini.
"Siapa gadis tadi? Berani sekali dia membawa kabur putraku!" Tn. Min berkeluh kesah dengan suara pelan disamping Seohyeon.
"Sepertinya aku pernah melihat gadis itu saat aku menjemput Yoongi malam itu di kampusnya. Tapi aku belum tahu pasti siapa dia sebenarnya, nanti akan ku selidiki!" jawab Seohyeon.
"Hh...rasanya aku mau pulang sekarang juga dan menyuruh orang untuk mencari putraku secepatnya!"
"Sabarlah, sebentar lagi acaranya juga akan selesai," ucap Seohyeon.
"Sebentar lagi kepalamu! Pesta ini pasti akan berlangsung sampai larut malam. Lebih baik kita berpamitan pulang sekarang saja!" Tn. Min kemudian melangkah mendekati sang pemilik pesta untuk berpamitan. Mau tak mau, Seohyeon pun ikut berpamitan bersamanya.
Setelah itu, mereka berdua masuk kedalam mobil dan bergegas untuk pulang ke mansion.
***
Diluar mansion, Jennie yang masih berada di tempat persembunyiannya, kini tampak gelisah karena Yoongi tak kunjung kembali menemuinya.
"Duhhhh...lama banget sih si Yoongi? Ngapain aja dia didalam? Bukannya buruan, malah lama banget lagi!! Mana disini gelap lagi, banyak nyamuk, berisik bunyi jangkrik...terus nih pohon besar lama-lama kalau diperhatiin kok seram juga ya! Apa jangan-jangan disini ada...ah, nggak usah disebutinlah, nanti malah nongol beneran lagi! Kan bahaya kalau nongol!! Hii...serem!!" Jennie bergidik ngeri sambil mengoceh seorang diri.
Namun tak lama kemudian, sebuah mobil sedan mewah tiba-tiba datang dari arah berlawanan menuju ke mansion tersebut.
"Itu mobil siapa ya yang baru datang? Mudah mudahan saja bukan...Tn. Min???" Mata Jennie terbelalak kaget kala menyaksikan siapa yang baru saja turun dari dalam mobil, kala mobil itu telah berhenti dihalaman depan mansion.
"Gawat!! Itu kan Tn. Min dan wanita itu...pacarnya Yoongi kan? Mereka berdua sudah sampai! Mana Yoongi saat ini masih berada didalam lagi! Ah, ottokae??" Jennie pun menjadi panik.
Bersambung...
Terimakasih sudah membaca. Silahkan votmen jika berkenan.😊
💗🌺💗🌺💗🌺💗🌺💗🌺💗🌺💗🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-diam Suka Kamu (Yoonnie) End√
FanfictionSuka sama temen satu jurusan ditempat kuliah memang menyenangkan. Setiap ketemu doi rasanya deg degan gimana gitu. Tapi kalau ternyata yang kita sukai itu menyimpan suatu rahasia, jadi gimana gitu kan? kayak serba misterius, tapi nyebelin. Lalu ka...