22. Memories bring back you

1.3K 119 0
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️

Bumi, 26 Agustus 2022. 15.37

♡•♡•♡

"Gimana buat pensi kali ini?" Aksa membuka obrolan, sedari tadi, Inti ALASKAR dan Iris tak melakukan apapun di Markas. Katanya biar jadi pengangguran bareng. Iris sibuk menghitung garis ternit di langit langit Markas. Deo dan Elang yang sibuk bermain Ludo, Darel, Biru dan Aksa yang bermesraan bersama pacarnya, dan Rey yang menjadi korban kegabutan Iris.

"Aman, Pentas seni bakal diadain minggu depan. Gue juga butuh kalian buat pengamanan acara," sahut Darel. Dia adalah ketua OSIS yang sangat bijaksana dan bertanggung jawab. Dia mampu menjalankan acara OSIS dengan lancar dan menjadi siswa andalan sekolah, tapi ia tak melupakan gelarnya sebagai Anggota inti ALASKAR.

Seringkali, perkumpulan anak remaja gabut yang dipimpin Aksa itu, menjadi bagian keamanan dari setiap acara yang di adakan oleh SMABA. Bukan tanpa alasan, selain Aiden sang donatur utama sekolah itu, ALASKAR juga sangat berjasa dalam mengatasi kegaduhan yang dibuat siswa. Meski begitu, di hari hari biasa mereka tetap menjadi langganan Pak Bon, guru BK.

"Ngundang siapa aja Rel?" Tanya Biru.

"Biasa, palingan juga tamunya hanya wali siswa," karena tak punya ibu, maka Wanda, Ira dan Maura istri Edgar, menggantikan Zefa menjadi wali untuk Aksa dan Iris, karena selain Aiden sibuk, teman-teman yang lain banyak membawa ibu mereka. Agar Iris tak sedih, mereka datang berbondong bondong saat mengikuti acara Pensi di sekolah Iris.

"Nasib nggak punya Emak, gue numpang mulu sama Bunda," kata Iris lesu.

"Udah Bunda gue Bunda lo juga, intinya Para ibu ibu di sini juga bakalan jadi Bunda lo," Deo benar. Seluruh ibu dari Inti ALASKAR juga tau bagaimana keadaan Iris, mereka baik, baik sekali. Namun tetap saja, seorang Zefa tak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

"Tapi gue nggak mau punya saudara kayak lo," balas Iris ketus.

"Terserah," sahut Deo pasrah.

"Mau menampilkan apa kelas lo Ris?" Tanya Darel.

"Gue mau nyanyi sama El," mereka sudah tau, Iris itu punya suara merdu, merusak dunia. Eitss, canda. Suaranya cantik kok, apalagi si Rain yang pandai memainkan gitar, jangan lupakan Rain yang juga seorang penyanyi.

"Wah gilak! Bakalan pecah tuh pensi, keren abis," ujar Elang bersemangat.

●▪︎●▪︎●

"Hampir ulang tahunnya anak-anak lagi, Mar," Aiden hanya diam sepanjang ia selesai melakukan meeting di kantornya bersama Marvin.

"Gue tau Den, gue juga ingat, selain ulang tahunnya Aksa dan Iris hari itu adalah hari yang buruk," Marvin berbicara.

"Gue cuma pengen bahagia di hari ulang tahunnya mereka, tapi nggak akan pernah bisa. Karena bersamaan di hari itu, Zefa ninggalin gue buat selamanya," sudut mata Aiden mulai berair.

"Gue yakin lo bisa Den, setiap tahun, setiap hari itu, lo ngurung diri di kamar. Sekarang Aksa dan Iris sudah paham alasan lo ngelakuin itu semua, tapi mereka juga terluka Den. Mereka juga kehilangan, kita seharusnya bisa support mereka, ketika lo nggak bahagia di hari ulang tahun itu, seolah merasakan kalau mereka anak yang nggak pernah di anggap kehadirannya," ujar Marvin.

"Gue pengen bangkit Mar. Aksa dan Iris, senyum mereka tidak boleh luntur. Malamnya kita adain doa bersama, dan acara seribu lilin untuk Zefa, cukup malam itu kita menangis. Dan siangnya, harus ada perayaan ulang tahun mereka yang ke-18."

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang